Oleh: Dr. Hario Tilarso, spKO FACSM
Seorang individu yang belum dewasa dalam artian fisik maupun mental, merupakan devinisi dasar dari Anak. Secara fisik, anak merupakan manusia atau orang yang berusia dibawah 12 atau 13 tahun. Seberapa penting aktifitas latihan beban mempengaruhi tumbuh kembang seorang anak?
Diatas usia tersebut bisa dikategorikan usia remaja, biasanya sampai dengan usia 19 tahun. Diatas usia 20 tahun, dapat disebut sebagai dewasa muda. Dalam perkembangannya, anak diharapkan dapat berkembang secara maksimal dari segi mental dan fisik, yang didapat dari pendidikan formal (sekolah) maupun pengalaman.
Untuk dapat tumbuh dengan baik, maka anak harus mendapatkan makanan/gizi yang cukup secara kualitas maupun kuantitas. Zat gizi yang utama dibutuhkan adalah protein sebagai zat pembangun tubuh. Sumbernya bisa diperoleh dari susu, daging, telur, biji-bijian, dll. Zat lain yang juga bermanfaat adalah zat kapur (calcium), karena zat ini penting dalam pertumbuhan tulang dan gigi. Bila kedua zat ini tercukupi, maka proses pertumbuhan anak akan cukup pesat. Bila kurang, tentu akan menghambat beberapa hal, seperti kepandaian ataupun tinggi badan anak.
Proses pertumbuhan yang dimaksud yaitu, pertumbuhan fisik yang ditandai dengan pertumbuhan tulang yang semakin panjang. Pertumbuhan tulang akan terhenti pada usia 20 tahun, anak tidak akan tumbuh lagi. Menurut para ahli, pertumbuhan amat dipengaruhi oleh aktifitas fisik. Anak yang berolahraga secara teratur akan lebih besar pertumbuhan fisiknya daripada anak yang tidak berolahraga. Jadi, olahraga yang teratur merupakan suatu hal yang sangat positif dalam pertumbuhan dan perkembangan anak. Semua olahraga dapat dilakukan untuk pertumbuhan anak terutama olahraga yang bersifat aerobic.
Dalam mengenalkan olahraga pada anak, ada 3 unsur dasar yang perlu diingat, yaitu lari, lempar, dan lompat. Anak tidak boleh diarahkan ke salah satu atau beberapa cabang olahraga. Jadi tidak boleh diarahkan pada suatu jenis olahraga tertentu. Pada masa pertumbuhan seperti ini, sangat dianjurkan untuk meningkatkan kondisi fisik, karena itu dianjurkan pula untuk memberikan latihan beban selain latihan aerobik. Latihan beban untuk dewasa dan anak sama saja hanya berbeda dalam beban. Latihan beban bisa menggunakan dumbbell dan barbell. Dengan cara seperti ini, agar anak tidak menjadi cedera, maka harus dibimbing dengan baik. Pelatih harus mengerti tentang anatomi dan faal (fungsi/kerja-red) anak, dan harus sanggup untuk memberi beban yang sesuai.
Latihan beban pada anak hingga saat ini memang masih merupakan suatu kontroversi, karena beberapa ahli berpendapat bahwa latihan itu belum perlu. Mereka takut bahwa anak akan menjadi cedera atau menderita komplikasi lain. Sebenarnya hal itu tidak perlu ditakuti karena penelitian menunjukan bahwa latihan beban tidak berbahaya untuk anak.
Manfaat latihan beban:
- Menguatkan otot,
- Menguatkan ligamen dan tendo,
- Memperbaiki postur tubuh, dan
- Memperbaiki koordinasi otot-otot.
Hal-hal yang sering terdengar dikalangan masyarakat adalah bahwa latihan beban dapat merugikan tubuh anak, juga tidak benar. Memang betul, bila latihan ini dilakukan dengan sembarangan, maka akan merugikan. Untuk itu, perlu diperhatikan ketentuan-ketentuan sbb:
- Latihan beban dapat dimulai pada usia anak 8-9 tahun.
- Berat beban adalah 40% X 1 RM (Repetisi Maksimal).
- 1 set sudah mencukupi.
- Pelatih harus cermat memperhatikan latihan, sehingga cara mengangkat dan teknik berlatihnya tidak salah. Bila tekniknya salah, maka dapat terjadi cedera.
- Anak tidak boleh dipaksa untuk berlatih beban.
Bila hal-hal tersebut diperhatikan maka hasilnya akan baik, yaitu anak menjadi lebih kuat dengan postur menjadi lebih baik.
Bila latihan beban tidak memakai dumbbell, maka dapat dipakai berat badan anak sebagai beban latihan. Jadi anak diberikan bentuk latihan yang memakai berat badan kawannya sebagai beban. Disini diusahakan agar berlatih sambil bermain dan tidak boleh dipaksakan. Jangan lupa asupan gizi harus cukup dan bermutu. Bila hal ini cukup, maka kemajuan latihan beban akan tampak. Pada anak sampai usia remaja jangan diharapkan untuk memperbesar otot, karena hormon yang memperbesar otot kadarnya masih sedikit dalam tubuhnya. Yang terpenting yaitu otot menjadi kuat, dan kelenturan tubuh semakin meningkat.