Bahaya hidup vegan dan vegetarian. Ini Yang Terjadi Pada Tubuh Vegan Yang Kembali Konsumsi Daging.
Gaya hidup vegan dan vegetarian belakangan ini sedang populer di kalangan masyarakat lantaran dianggap lebih sehat sekaligus membantu menjaga lingkungan. Namun nyatanya tidak selamanya seperti itu. Beberapa dampak pada tubuh akan mulai muncul seiring berjalannya waktu. Seperti yang dikisahkan wanita bernama Alex Lein ini.
Alex telah 3 tahun menganut gaya hidup sebagai vegan. Sehari-hari ia terbiasa mengonsumsi buah, sayur, biji-bijian, dan kacang-kacangan tanpa produk hewani apa pun. Namun jangka panjang, Alex mulai merasakan lemas pada tubuhnya. Bahkan untuk melakukan hal kecil pun ia harus berjuang lebih ekstra. Selain ia juga sering mengalami migrain, serta siklus menstruasinya juga terganggu.
Merasakan ada sesuatu yang salah, Alex mulai menyesuaikan pola makannya sedikit demi sedikit, yakni menambah konsumsi lemak sehat dan makanan nabati berzat besi. Sayangnya tidak ada perubahan sama sekali. Hingga yang terburuk, Alex bahkan kesulitan mencerna makanan yang biasa ia makan. Saat itulah ia memutuskan untuk menghubungi dokter.
Hasil pemeriksaan dokter menunjukkan bahwa Alex kekurangan zat besi ekstrim. Ia bahkan juga mengalami kekurangan nutrisi seperti vitamin B-12, A, D, dan seng. Padahal selama ini Alex yakin telah mengonsumsi makanan paling sehat di muka bumi. Sayang tubuhnya mengirimkan sinyal bahwa itu saja tidak cukup.
Karena Alex seorang vegan, dokter menyarankan dirinya untuk mengonsumsi suplemen untuk meningkatkan zat besi dan mencukupi nutrisi yang kurang pada tubuhnya. Nyatanya suplemen tidak menjadi solusi. Kondisinya tidak mengalami perubahan. Hingga akhirnya Alex pun memutuskan untuk kembali mengonsumsi protein hewani.
Baca juga : https://reps-id.com/vegetarian-bodybuilder-apakah-protein-nabati-saja-cukup-untuk-membangun-otot/
Perlahan Alex meninggalkan gaya hidup vegan dengan mulai konsumsi ikan dan telur. Ia tidak sembarangan mengonsumsi protein hewani dan memilih dengan baik protein yang paling bersih, seperti salmon, telur ayam yang dipelihara di padang rumput sehingga bebas hormon suntik, dan daging sapi perumput juga. Hasilnya, banyak sekali perubahan yang signifikan terhadap tubuhnya, yakni:
Tidur yang lebih berkualitas
Selama Alex menjalani hidup sebagai vegan, ia sering kali terbangun saat malam hari. Namun setelah melakukan perubahan pada dietnya, Alex mengaku lebih jarang terbangun di malam hari dan mendapatkan kualitas tidur yang lebih baik.
Memiliki lebih banyak energi di pagi hari
Di hari-hari akhir saat Alex masih menganut gaya hidup vegan, ia perlu berjuang keras untuk bangun di pagi hari. Bahkan untuk berolahraga saja tidak sanggup. Kini setelah kembali konsumsi protein hewani, ia mengaku memiliki lebih banyak energi di pagi hati. Bahkan ia dapat melakukan kelas yoga.
Merasa lebih puas setelah makan
Saat hanya mengonsumsi makanan nabati yang terdiri dari tumbuh-tumbuhan, Alex sangat mudah merasa lapar hanya dalam hitungan jam, bahkan setelah makan dalam porsi besar. Namun makan sayuran terlalu banyak membuat perut tidak nyaman. Belum lagi rasa frustasi yang muncul jika rasa lapar itu datang kembali. Tapi setelah kembali konsumsi protein hewani, Ia dapat merasa kenyang hanya dengan porsi yang lebih kecil. Dan ia merasa lebih puas tanpa harus makan berlebihan.
Berkurangnya gejala menstruasi dan sakit kepala
Sebelum kembali mengonsumsi daging, Alex sering mengalami migrain dan gejala-gejala sebelum menstruasi. Namun suatu hari saat migrain datang, ia putuskan untuk makan daging sapi sebagai upaya menambah zat besi. Hasilnya dalam setengah jam sakit kepalanya pun hilang. Sejak itu ia selalu konsumsi satu hingga dua porsi daging seminggu sebelum dan selama haid.
Kesimpulan
Meskipun mengonsumsi 100% berbasis tanaman itu sehat, bagi beberapa orang mungkin hal tersebut tidak memberi hasil yang sama. Daripada menilai apa yang seharusnya dimakan, akan lebih baik jika Anda memahami tubuh Anda sendiri dan melakukan apa yang baik untuknya. Karena setiap individu itu memiliki keunikannya masing-masing, sehingga gaya hidup dan pola dietnya pun tidak selalu sama.
(Ayu/sumber: I started eating meat after being vegan)