Emosi pola makan seseorang dipercaya sebagai penyebab nomor 1 kegemukan di seluruh dunia. Singkat kata, emosi pola makan adalah alasan anda makan bukan karena hendak menghilangkan rasa lapar, bukan karena membutuhkan energi, bukan untuk mendukung metabolisme, bukan untuk memberi makan otot anda, tapi tanpa disadari anda makan untuk mempertahankan kegemukan itu sendiri. Orang seperti itu dikatakan orang yang makan karena emosi, makan untuk alasan yang salah, makan tanpa peduli apakah makanan itu sehat atau tidak.
Darimana asal perasaan seperti itu? Kita semua sudah di didik seperti itu sejak masih anak anak oleh orang tua kita. Jika anak kecil menangis atau melakukan hal yang akan dan sudah merepotkan orang tuanya, apa yang pertama kali dilakukan orang tua? Mereka menawarkan permen, kue, atau apapun yang disukai anak itu, agar tidak rewel lagi. Makanan dan minuman favorit adalah sarana ampuh mengendalikan anak kecil. Dan hal itu berlanjut hingga kita dewasa, tanpa disadari. Makan karena emosi ada dimana mana seperti saat kita lebaran, saat kita liburan panjang, saat kita dalam keadaan tertekan (dikantor maupun diluar kantor), saat ada pertemuan keluarga, saat Natalan, saat berakhir pekan, piknik dan banyak lagi. Manusia paling suka merayakan apa saja dengan makanan.
Makanan punya daya jual paling tinggi, sama seperti seks. Itulah sebabnya banyak tempat makan dan wisata kuliner bertebaran disekitar kita. Kemanapun kita pergi, pasti ada makanan, seperti kala menonton TV, pergi ke bioskop, bahkan ke mall. Paling mudah menghilangkan depresi dengan semangkok es krim, coklat, pizza, dan apapun yang anda sukai. Dan itu sebenarnya adalah cara tidak sehat untuk me- ngatasi problem anda dan anak anda.
Silahkan jawab pertanyaan dibawah ini untuk mencari tahu soal itu. Apakah anda makan demi salah satu alasan berikut ini?
1. Agar merasa lebih nyaman
2. Untuk menghilangkan rasa bosan
3. Sudah jadi kebiasaan (misalnya: harus makan sambil nonton TV)
4. Sebagai sarana bersosialisasi (cafee misalnya)
5. Untuk menghilangkan rasa stress
6. Daripada tidak ada kerjaan
7. Kangen dengan rasa makanan khas kampung halaman
8. Untuk merespon perasaan tertentu seperti amarah, kesepian, frustasi, kecewa, dll
Jika anda memilih salah satu dari jawaban diatas, maka anda adalah orang yang makan karena emosi! Tak peduli sebaik apapun program diet yang tengah anda jalani, tak peduli seberapa pintar pengetahuan anda mengenai nutrisi (dan latihan). Jika anda masih menjadi orang yang makan karena emosi, semua program itu tak ada gunanya karena dengan kesadaran sendiri anda berusaha mensabotase makanan anda sendiri!
Solusi untuk menyembuhkan hal ini harus melibatkan 2 faktor, yaitu kesadaran makan dan menciptakan lingkungan kondusif sekitar anda (misalnya dengan menjauhkan makanan pemicunya dari rumah atau meja kantor anda). Memiliki kesadaran itu penting, tapi jika hanya mengandalkan kesadaran, tak ada gunanya, karena kebanyakan merasa tak berdaya untuk mengendalikan emosi makannya. Mengapa? Karena daya kendali itu sendiri tidak terletak didalam kesadaran, tapi terletak pada alam bawah sadar karena bagian inilah yang memicu perilaku pola makan secara otomatis.
Sudah dibuktikkan secara ilmiah jika alam bawah sadar mampu menjalankan beragam tugas kompleks seperti mengendalikan detak jantung dan memompa darah kesekujur tubuh tanpa harus berkonsultasi dengan pikiran alam sadar anda. Hal serupa juga bisa diterapkan untuk pola makan. Alam bawah sadar bisa diprogram ulang dengan NLP (Neuro Linguistic Programming) sedemikian sehingga hanya pola makan yang sehat sajalah yang akan dipicu oleh pikiran anda secara otomatis.
Ada beberapa formula NLP yang bisa anda terapkan:
1. Naikkan kesadaran alam sadar anda soal pola makan yang sehat.
Singkat kata, setiap kali anda makan, makanlah dengan banyak berpikir mengenai apa yang anda makan. Kebanyakan orang makan tanpa berpikir sama sekali. Selain berpikir, makanlah secara eksklusif atau pada saat yang sudah ditentukan saja. Makanlah dengan perlahan. Dengan makan perlahan, itu memberi waktu tambahan pada anda untuk berpikir segala hal mengenai apa yang anda makan. Jika anda pernah membaca mengenai hal hal yang berkaitan dengan diet dan nutrisi yang sehat, cobalah tanyakan pada diri anda sendiri, apakah yang anda makan itu ada dalam pembahasan bacaan tersebut.
2. Waspada dengan semua hal yang jadi pemicu anda makan.
Orang yang makan karena emosi perasaannya, biasanya diawali dengan peristiwa pemicunya. Setiap kali pemicu itu naik ke permukaan, ingatlah akan tulisan ini.
3. Setiap kali keinginan makan karena emosi anda itu muncul, cobalah netralisir keinginan itu dengan point nomor 1 dan 2.
Semakin tinggi kesadaran anda pada point nomor 1, maka semakin besar tingkat keberhasilan memprogram alam bawah sadar anda dengan sesuatu yang baik. Setiap kali pola makan negatif menyerang anda, berpikirlah dahulu sebelum mengambil makanan.
4. Ganti kebiasaan makan lama anda dengan alternatif lain yang lebih positif
Seperti meditasi, yoga, mendengarkan musik relaksasi, jacuzzi, berendam di air panas, sauna, bercengkerama dengan teman, dan lebih bagus lagi, outbound atau berolahraga. Daripada makan coklat atau makanan, cobalah ganti dengan buah kesukaan anda. Daripada minum whisky atau soft drink, cobalah ganti dengan air mineral atau jus buah. Jika lelah, tidurlah, dengan begitu keinginan ngemil akan terkubur. Teruslah berusaha mencari alternatif baru selain makan.
5. Tanamkan kepercayaan baru mengenai makanan dan alasan positifnya.
Makan itu untuk energi, untuk memberi makan otot. Sebagai mahluk sosial, sulit menghindar dari alasan makan selain yang sudah disebutkan tadi, namun setidaknya dengan menanam kepercayaan baru itu, pola makan anda sedikit banyak akan berbeda dibandingkan dahulu kala anda makan hanya karena stress dan bad mood. Jarang sekali ditemukan ada binaragawan dan atlit yang makan karena emosinya. (Norman Kristanto)