Dr. Hario Tilarso, SpKO
Pada waktu melakukan latihan olahraga, maka tubuh akan mengalami perubahan secara fisiologis, biokimia maupun anatomis, latihan olahraga dapat berupa latihan secara akut dan sevara khronis. Disebut latihan akut karena tubuh sedang melakukan kegiatan olahraga. Misalnya pada latihan lari, maka metabolisme tubuh akan meningkat, yang menyebabkan denyut jantung, tekanan darah dan frekuensi nafas akan meningkat. Juga akan terjadi kenaikan suhu tubuh dan pengeluaran keringat.
Ini adalah efek langsung yang terjadi karena kegiatan olahraga tersebut, dan gejala-gejala ini akan hilang apabila kegiatan distop. Pada kegiatan olahraga yang bersifat berulang-ulang , akan terjadi suatu efek jangka panjang pada tubuh. Misalnya latihan dilakukan teratur selama 1 bulan maka tubuh akan mengalami perubahan
Denyut jantung istirahat menjadi lambat, suatu tanda bahwa jantung semakin kuat dan efisien. Tekanan darah juga akan menurun, karena efek latihan terhadap system syaraf. Hal lain adalah terjadi perubahan lemak tubuh, sehingga lemak menjadi berkurang. Seperti diketahui lemak tubuh dibakar karena lemak tersebut dipakai untuk sumber energi olahraga.
Lemak dibawah kulit akan berkurang sehingga berat badan akan berkurang. Ukuran perut akan mengecil, sehingga tampak lebih langsing. Perubahan lain yang tidak tampak dari luar adalah perubahan kimia darah kolesterol (lemak dalam darah) akan berkurang kadarnya dan dapat mencapai nilai normal. Hal ini tentunya bagus, karena darah tidak menjadi pekat dan kemungkinan lemak tersebut menyumbat pembuluh darah akan berkurang.
Gula darah juga akan menurun kadarnya karena latihan olahraga akan meningkatkan kerja hormon insulin yang fungsinya untuk menurunkan gula darah. Keadaan ini tentu bhaik untuk para penderita penyakit gula (diabetes) sehingga gula darah dapat dikontrol dengan benar. Bila melakukan latihan beban (weight training) maka juga akan terjadi perubahan-perubahan yang terjadi karena latihan yang akut adalah rasa pegal yang terjadi pada otot yang dilatih.
Secara mikroskopis, serabut-serabut otot akan mengalami putus-putus karena pembebanan. Hal ini adalah sesuatu yang wajar karena serabut-serabut tersebut mengalami pembebanan yang berat sehingga robek-robek/putus-putus. Pada latihan beban, efek latihan terhadap jantung hanya sedikit, sehingga denyut jantung tidak akan meningkat terlalu tinggi. Pembakaran lemak dibawah kulit juga tidak terlalu banyak, sehingga efek menurunkan berat badan tidak akan terlalu nyata.
Bila melakukan latihan yang kontinyu maka efek jangka panjang adalah massa otot akan bertambah, karena terjadi perubahan ukuran serabut otot. Serabut-serabut yang mengalami putus-putus tadi akan bersambung kembali dan besar (ukuran diameter) serabut tersebut juga bertambah. Maka itu akan terlihat secara nyata pembesaran (hipertropi) otot-otot tersebut, dan dengan pembesaran tersebut dikatakan mempunyai otot yang besar. Pada olahraga biasa, misalnya seperti sepak bola, tenis dan lain-lain, maka pembesaran otot ini penting karena akan meningkatkan kekuatan otot. Otot yang membesar jelas akan dapat mengangkat beban lebih berat, sehingga akan meningkatkan kinerja dalam hal memukul, menendang, menarik dan seterusnya.
Pada olahraga binaraga, selain tujuan membesarkan otot, maka lemak dibawah kulit (sub-cutan) garus ditipiskan. Bila lemak ini tipis, maka batas-batas otot akan terlihat jelas. Untuk menipiskan ini maka para binaragawan memakan suplemen-suplemen yang dikatakan dapat membakar lemak atau menghalangi pembentukan lemak. Pembesaran otot ini tentunya akan merubah penampilan menjadi badan besar dan kepala terlihat menjadi kecil. Hal ini logis karena kepala tidak punya otot untuk dilatih menjadi besar, sehingga kepala terlihat kecil dibandingkan dengan badan yang mebesar.
Mitos lain yang sering terdengar adalah bahwa latihan binaraga akan menyebabkan alat kelamin menjadi kecil. Hal ini tentunya tidak benar, karena ukuran alat tersebut tetap karena alat tersebut tidak membesar dengan latihan beban. Alat tersebut terdiri dari jaringan yang menyerupai karet busa dengan banyak pembuluh darah. Jadi seperti pada kepala, maka alat tersebut terlihat kecil dibandingkan dengan pembesaran badan.
Para binaragawan perlu tahu hal-hal seperti ini sehingga tidak takut berlatih beban. Pembebanan otot badan ini biasanya terjadi pada ± 1 bulan setelah berlatih intensif. Adapun beban yang diangkat adalah 70-85% dan 1 RM (Repetisi Maximal) dengan repetisi 8-12 kali. Untuk olahraga prestasi jumlah set minimal 4 set sedangkan untuk binaragawan harus dilakukan 6-10 set. Dengan cara seperti ini maka pembesaran otot akan tampak nyata.