
Ashwagandha (Withania somnifera) telah digunakan selama lebih dari 3.000 tahun dalam dunia medis tradisional Ayurvedic dan Unani India serta di beberapa negara Asia lainnya.
Dilansir dari website resmi National Libary of Medicine, kini tanaman herbal tersebut semakin populer sebagai suplemen untuk mengatasi stres dan kecemasan.
Namun, seberapa efektifkah Ashwagandha dalam mengobati kecemasan? Simak informasi selengkapnya!
Mekanisme Kerja Ashwagandha
Dilansir dari Healthline, Ashwagandha dikenal sebagai adaptogen, yaitu zat yang membantu tubuh beradaptasi terhadap stres.
Selain dapat mengurangi masalah stress, menurut penelitian obat herbal ini juga mampu mengatasi sulit tidur atau insomnia.
Komponen aktifnya, dengan withanolides sebagai yang utama, memiliki sifat anti-inflamasi dan diyakini dapat menurunkan kadar kortisol, hormon stres dalam tubuh.
Dengan menurunkan kadar kortisol, Ashwagandha dapat membantu mengurangi gejala kecemasan.
Efektivitas dalam Mengatasi Kecemasan
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa Ashwagandha dapat membantu mengurangi gejala kecemasan.
Dilansir dari website resmi Mayo Clinic,Scottsdale, Arizona, suplemen Ashwagandha yang diberikan kepada individu dengan stres kronis dan menunjukkan perbaikan dalam skor stres mereka.
Selain itu, penelitian lain menunjukkan bahwa Ashwagandha dapat membantu meningkatkan kualitas tidur pada individu dengan kecemasan, meskipun tidak secara langsung menyebabkan rasa kantuk.
Dilansir dari website resmi The Ohio State University, ada beberapa kondisi seseorang yang sebaiknya tidak mengkonsumsi Ashwagandha, antara lain wanita yang sedang merencanakan kehamilan atau sedang hamil, anak-anak, dan seseorang dengan autoimun.
Selain itu Ashwaganda aman untuk dikonsumsi dalam jangka pendek (hingga 3 bulan). belum ada cukup informasi untuk menyimpulkan keamanan dikonsumsi untuk jangka panjang.
Ashwagandha menunjukkan potensi sebagai suplemen yang dapat membantu mengurangi gejala kecemasan, terutama pada individu dengan stres kronis. Namun, efektivitasnya dapat bervariasi antara individu, dan riset lebih lanjut diperlukan untuk memahami sepenuhnya manfaat dan risiko penggunaannya.
Apa manfaat Ashwagandha Bagi Atlet Dan Penggemar Olahraga?
Dengan sejarah penggunaannya yang panjang dan semakin banyaknya penelitian, obat herbal yang satu ini menjadi pilihan populer di kalangan atlet. Berikut beberapa manfaat yang didukung oleh sains :
- Peningkatan Performa Fisik
Studi menunjukkan bahwa Ashwagandha dapat meningkatkan performa fisik. Obat herbal ini terbukti meningkatkan VO2 maks (jumlah oksigen maksimum yang dapat digunakan seseorang selama berolahraga), yang penting untuk daya tahan tubuh.
“Misalnya, konsumsi Ashwagandha 120 – 1,250 mg setiap hari selama dua minggu dilaporkan dapat meningkatkan VO2 maks, kekuatan tubuh atas dan bawah, dan pemulihan. hal ini berlaku untuk atlet maupun non atlet,” kata Jacquellin Danielle Fryer, RD, CSCS, ahli diet dan ahli gizi di Banner Sports Medicine Scottsdale.
- Kekuatan dan Pemulihan Otot
Sebuah studi menemukan bahwa peserta yang mengonsumsi ginseng India setiap hari mengalami peningkatan kekuatan dan ukuran otot dibandingkan mereka yang plasebo.
Ashwagandha juga membantu mengurangi kerusakan otot, sehingga mempercepat waktu pemulihan.
“Meningkatkan energi untuk orang-orang yang tidak aktif latihan ketahan jika konsumsi 750 – 1,250 mg setiap hari selama satu bulan,” terang Fryer.
- Mengurangi Stress dan Cemas
Ashwagandha memengaruhi aksis hipotalamus – hipofisis – adrenal (HPA), membantu mengendalikan respons stres termasuk hormon stres kortisol.
“Hal ini dapat bermanfaat bagi masalah kesehatan yang berkaitan dengan stres, seperti cemas, depresi, masalah kesuburan, penambahan berat badan, masalah tidur, pemulihan pasca olahraga dan fungsi otak,” jabar Fryer.
- Meningkatkan Kekebalan Tubuh
Olahraga teratur dan intens terkadang dapat melemahkan sistem kekebalan tubuh. Khasiat Ashwagandha yang meningkatkan kekebalan tubuh dapat membantu melindungi atlet dari penyakit.
Apakah ashwagandha meningkatkan testosteron?
Penelitian memberikan beberapa bukti adanya hubungan antara ashwagandha dan testosteron, meskipun perlu dicatat bahwa banyak penelitian memiliki keterbatasan dan sulit untuk menarik kesimpulan nyata dari hasilnya.
Mari kita lihat buktinya.
Sebuah studi tentang kesuburan pria membandingkan dua kelompok pria—satu kelompok diobati dengan ashwagandha dan kelompok lainnya dengan plasebo. Setelah 90 hari, ramuan tersebut meningkatkan jumlah sperma sebesar 167%, volume air mani sebesar 53%, dan motilitas sperma sebesar 57% pada kelompok yang diobati dengan ashwagandha. Hal ini dibandingkan dengan peningkatan minimal pada kelompok yang diobati dengan plasebo. Mereka juga mengamati kadar hormon dan menemukan peningkatan testosteron yang jauh lebih besar (17% dari hari ke-0 hingga ke-90) pada mereka yang diobati dengan ashwagandha. Meskipun studi ini menunjukkan peningkatan yang signifikan pada berbagai karakteristik pria, para peneliti hanya merekrut 46 pria, dengan 21 di antaranya diobati dengan ramuan tersebut, sehingga sulit untuk menarik kesimpulan yang berarti dari ukuran sampel yang kecil.
Studi lain menggabungkan program latihan ketahanan selama 8 minggu dengan suplemen dan membandingkan hasilnya dengan kelompok kontrol yang mengikuti latihan tetapi tidak mengonsumsi suplemen. Hasilnya menunjukkan bahwa kelompok yang mengonsumsi suplemen ashwagandha memiliki kadar testosteron yang jauh lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok kontrol. Mereka juga memiliki kekuatan dan ukuran otot yang lebih besar, serta kerusakan otot yang lebih sedikit. Kualitas-kualitas ini diketahui berkaitan dengan hormon seks pria, testosteron.
Tinjauan sistematis pengobatan herbal untuk testosteron menemukan bahwa ashwagandha, bersama dengan biji fenugreek, adalah dua herbal yang terbukti memiliki efek positif pada testosteron pada pria.
Namun, perlu diingat selalu konsultasikan dengan profesional kesehatan sebelum mengonsumsi suplemen untuk memastikan kesesuaian dan keamanan bagi kondisi Anda.
Baca juga : Awas! Kekurangan L-Glutamine Bikin Otot Lama Sembuh








