Oleh: Dr. Bambang Sukamto, DMSH
Pada bulan-bulan pertama, pasangan yang baru mengarungi biduk rumah tangga tentunya sangat merasakan manis dan bahagianya suasana. Tetapi beberapa waktu kemudian, pasangan ini mulai merasakan ada yang kurang dalam rumah tangganya atau apa yang semula sangat diharapkan ternyata tidak diperoleh. Meskipun demikian selalu harus ada upaya untuk membangkitkan kembali percintaan yang mulai memudar.
Situasi seperti diatas wajar terjadi dimana pasangan yang berumah tangga sudah cukup lama menjalani percintaan mereka sebagai suatu rutinitas belaka. Hilangnya suasana yang menggairahkan dan tidak adanya hal-hal baru yang dapat berakibat ketidaksetiaan bahkan perceraian.
Penurunan “libido” perlu diwaspadai sebagai salah satu penyebab gangguan hubungan suami istri. Jutaan pasangan di seluruh dunia mengalami masalah ini, meskipun mereka tidak secara terbuka mengatakannya karena menganggap tabu dan memalukan untuk didiskusikan. Kata “libido” berasal dari bahasa latin yang berarti kenikmatan atau gairah. Biasanya digunakan dalam konteks psikologi yang menggambarkan energi psikis yang berkaitan dengan insting atau nafsu. Dan ini terutama dimotivasi oleh dorongan seksual atau agresifitas.
Penurunan libido dapat disebabkan karena faktor psikologis, fisik, hormonal dan efek samping obat yang dapat terjadi di segala usia. Sebagian besar masalah ini dapat diatasi sehingga kebahagiaan suami istri tetap dapat dipertahankan. Gairah seksual (libido) merupakan kondisi normal dan alami yang dijumpai pada pria dan wanita. Perlu dipahami bahwa gairah seksual dapat berubah dari waktu ke waktu, antara lain meninggi atau menurun sangat tergantung pada situasi.
Banyak cara dapat dilakukan orang untuk mengekspresikan gairah seks. Kebanyakan wanita senang dirayu, digandeng tangannya, dirangkul dan dicium. Tindakan yang sangat disenangi ini dirasakan sebagai suatu kenikmatan. Wanita lain mungkin menghendaki stimulasi seks lainnya seperti mastrubasi, seks oral atau persetubuhan. Pria sering tertarik dengan gambar-gambar erotik atau memandang wanita yang dianggapnya menarik. Dengan memahami perbedaan ini, setiap pasangan dapat mendiskusikan apa yang masing-masing inginkan. Oleh karena itu biarkan pihak pasangan mengetahui apa yang Anda inginkan, atau membuat Anda terangsang, sebagai langkah awal yang sangat penting dalam mencoba memahami problem seksual.
Bila pasangan ini setuju dengan tipe aktivitas seksual yang diinginkan, maka sangat kecil kemungkinan terjadi konflik. Tetapi bila seseorang menghendaki aktivitas seksual berbeda dengan apa yang diinginkan pasangannya, maka akan timbul masalah dalam hubungan mereka. Kadang-kadang salah satu pihak memiliki gairah seksual yang sangat menonjol dibanding pasangannya sehingga menimbulkan stres.
Seperti telah dikemukakan di atas, pria dan wanita berbeda dalam menginginkan dan bereaksi terhadap seks. Wanita tidak secara otomatis mengalami orgasme dan biasanya memerlukan upaya tersendiri untuk mewujudkannya. Umumnya mereka memerlukan rangsangan manual ataupun oral di daerah klitorisnya. Wanita dapat mengalami frustasi bila tidak dapat mencapai orgasme saat berhubungan dengan pasangannya. Oleh karena itu wanita perlu mnyampaikan keinginannya tersebut dan pasti pasangannya akan bersedia menjalankannya.
Gairah seks sering berubah sebagai reaksi terhadap tekanan-tekanan dari luar dirinya seperti stress. Selain itu libido dapat menurun pada beberapa kondisi medis dan pengaruh obat-obatan. Dalam tubuh baik pria maupun wanita, ditemukan hormon “testosterone” dimana kadarnya pada pria jauh lebih tinggi. Wanita juga memiliki hormon lain yaitu estrogen dan progesteron dalam jumlah tinggi. Diketahui bahwa testosterone mempengaruhi emosi seperti agresifitas dan meningkatnya gairah seksual. Pria muda memiliki gairah seks yang kuat karena dipengaruhi tingginya kadar testosterone sewaktu pubertas. Hormon ini memang menunjukkan banyaknya perbedaan antara pria dan wanita, tetapi yang utama bahwa hormon ini dapat menimbulkan gangguan seksual.
Banyak pasangan dapat mengurangi gangguan ini dengan mendiskusikan dengan pasangannya. Gangguan bia muncul bila salah satu pasangannya mengatakan kepada pasangannya supaya bisa berlaku seperti apa yang mereka saksikan berupa aktivitas erotis di televisi atau majalah. Padahal apa yang mereka saksikan di televisi merupakan suatu rekayasa dan bukan kondisi sebenarnya. Ucapan tersebut dapat dirasakan sebagai sesuatu yang merendahkan harga diri pasangan lainnya.
Ternyata “emosi” memegang peranan penting dalam kehidupan seksual manusia. Banyak pasangan mengalami kondisi-kondisi berat yang menyebabkan stres dan berakibat penurunan libido. Stres pekerjaan, kesulitan keuangan, keluarga yang sakit berat, masalah perkawinan dan lain-lain yang menyebabkan kegairahan seks menurun secara drastis. Adalah sangat sulit merasakan kenikmatan bercinta bila Anda sedang khawatir dengan adanya tagihan-tagihan yang harus dibayar.
Pria dan wanita juga memiliki cara berbeda menghadapi stres. Wanita akan langsung mengalami penurunan gairah seks bila mengalami stres, sedang kebanyakan pria justru melakukan aktivitas seksualnya sebagai upaya mengurangi stres. Saling pengertian diantara pasangan diperlukan untuk menghadapi masalah kritis ini. Solusi yang terbaik adalah duduk bersama dan membicarakan apa yang meningkatkan kehidupan seksual mereka. Berikut ini beberapa upaya yang dapat dilakukan.
Liburan bersama
Liburan bersama dapat membantu membangkitkan kembali rasa cinta yang memudar. Pasangan mungkin tidak percaya bahwa liburan indah akan mampu meningkatkan hubungan suami istri, baik itu dilakukan dalam waktu singkat ataupun panjang. Suasana yang rileks memungkinkan rasa cinta dapat terpupuk kembali serta mengembalikan suasana menyenangkan yang sebelumnya pernah sirna. Lakukan sesuatu yang menyenangkan dan penuh suasana menyenangkan yang sebelumnya pernah sirna. Lakukan sesuatu yang menyenangkan dan penuh suasana romantis selama liburan itu. Berlakulah layaknya seperti dulu Anda remaja.
Saling curhat
Ini tidak berarti bahwa Anda harus langsung menyampaikan masalah inti ini untuk segera dapat diatasi. Sampaikan dengan penuh perasaan mendalam bahwa pentingnya untuk saling membangkitkan kembali cinta Anda berdua. Saling tukar cerita dan pengalaman. Mulailah dengan obrolan apa saja yang menarik dan dapat memancing tawa, misalnya cerita masa kecil Anda. Akhirnya pembicaraan akan sampai juga pada masalah utama yaitu hubungan Anda berdua. Saat Anda berdua melakukan yang terbaik.
Lakukan sesuatu yang baru
Cobalah bersama-sama melakukan sesuatu yang baru. Hal ini tidak saja menyuburkan kehidupan bersama, tetapi juga mengembangkan kemampuan Anda sendiri. Dengan melakukan hal yang baru juga akan meningkatkan suasana menyenangkan dan menghilangkan rutinitas yang membosankan. Rencanakan sesuatu yang baru itu pada hari-hari penting dalam keluarga Anda; misalnya hari ulang tahun, ulang tahun pernikahan, dan sebagainya.
Mengenang kembali
Kenanglah kembali peristiwa indah yang pernah terjadi sejak awal menjalin dan selama menjalani kehidupan bersama. Kunjungi lagi tempat-tempat dulu dimana Anda berdua pernah memadu kasih.
Selain penyebab psikologis, kondisi penurunan hormon estrogen misalnya pada wanita yang sedang menyusui bayinya, dapat menimbulkan kekeringan vagina sehingga terasa sakit waktu hubungan seksual. Wanita menopause kan kehilangan libidonya karena penurunan hormon estrogen dan progesterone. Kondisi ini dapat diatasi dokter dengan pengobatan sulih hormon. Pada sekelompok wanita, pemberian testosterone dosis rendah dapat meningkatkan libidonya. Obat-obatan seperti anti depresi dan sebagian obat penurun tekanan darah juga dapat menurunkan gairah seks. Para dokter dapat memberikan dukungan mengatasi kondisi diatas dengan penuh privasi, sehingga pasangan tidak perlu merasa malu.
Hubungan seksual merupakan saat untuk saling berbagi rasa, saling memperhatikan dan menikmatinya bersama-sama. Keharmonisan suami istri berpangkal dari komitmen untuk selalu saling menjaga hubungan intim yang menarik dan penuh kenikmatan.