Banyak pria tidak menyadari kemungkinan hal ini karena yang diketahui bagian tubuh yang bisa patah kalau ada tulang di dalamnya. Penis yang patah didefinisikan sebagai pecahnya corpus cavernosum karena trauma tumpul pada penis yang sedang ereksi. Untuk memahami hal ini perlu sedikit diuraikan anatomi dan proses ereksi.
Anatomi dan fungsi penis. Penis merupakan organ eksternal, karena berada diluar ruang tubuh yang letaknya diantara kedua pangkal paha. Fungsi penis secara biologi adalah sebagai alat pembuangan sisa metabolisme berwujud cairan (urine) dan sebagai alat bantu reproduksi.
Penis adalah organ vaskuler yang tersusun dari jaringan vaskuler kompleks yang merenspon rangsangan syaraf untuk terjadi ereksi. Pada penampang horizontal, terdapat dua silinder corpus cavernosa dikiri dan kanan atas. Sedangkan ditengah bawah dijumpai corpus spogiosa terdapat saluran kemih luar (urethra) yang berhubungan erat dengan kepala penis (glans penis).
Penyebab patahnya penis, pada saat ereksi penis membesar dan mengeras kazrena terisi dengan darah. Bila saat itu tiba-tiba ada benturan atau tekanan yang kuat maka satu atau kedua-dua corpus cavernosa memungkinkan terjadinya patah penis. Benturan ini umumnya berkaitan dengan hubungan seksual. Posisi seksual, teknik hubungan, tempat aktivitas yang tidak mendukung serta agresivitas meningkatkan resiko patah penis. Bila posisi wanita diatas resiko akan meninggi.
Pada posisi inilah pasangan wanita agak jauh mengambil jarak maka dia akan menimbulkan daya dorong yang kuat terhadap penis. Begitu juga vagina intercourse dari arah belakang juga meningkatkan karena posisi ini menyebabkan posisi penis jauh dari vagina. Contoh lain bila pasangan wanita berbaring di meja maka pasangan pria bisa salah perhitungan pada saat mendorong, penis tidak masuk ke vagina tetapi justru mengenai meja sehingga terjadi patah penis. Aktivitas seksual yang sangat agresif bahkan cendrung akrobatik merupakan penyebab tersering termasuk juga karena mestrubasi yang agresif.
Investigasi dan tindakan. Robekan corporal khas terjadi dekat pangkal penis dan biasanya unilateral. Patahan kebanyakan melintang sedangkan robekan membujur sangat jarang, saat kejadian pasien dan pasangannya khas mengatakan mendengar suara “retakan” dan rasa sakit di penis serta ereksi secara tiba-tiba menghilang. Kencing darah atau kesakitan buang air kecil jarang terjadi tetapi bila itu muncul berarti terjadi kerusakan dari salurang kemih (urethra).
Nampak penis lunak, lebam, dan bengkak. Tampilan ini disebut “aubergine sign” yang menunjukkan gambaran patah penis. Dengan palpasi yang hati-hati akan nampak adanya celah pada batang penis dibawah bekuan darah. Pada kondisi ini umumnya penderita sangat merasa sakit saat dilakukan pemeriksaan fissik. Robekan di fascia buck memungkinkan darah mengalir ke kantung zakar, perinium dan area suprapubic dan membentuk hematoma. Tindakan yang diambil bersifat operasi dengan opsi memulihkan fungsi penis semaksimal mungkin. Pertolongan yang terlambat bisa berkibat gangguan ereksi, deviasi penis dan terjadinya jaringan parut (plaque).
KOMPLIKASI :
Dapat terjadi gangguan ereksi dan bentuk penis yang tidak lurus lagi karena terjadinya jaringan parut. Selain itu sering timbul truma psikologis dan menimbulkan gangguan ereksi psikologis. Komplikasi rasa lain rasa sakit saat hubungan seks, tebentuknya benjolan-benjolan dan prapism. Kasus terulangnya patah penis belum pernah dilaporkan.
PENCEGAHAN :
Hindari melakukan hubungan seks dengan posisi dan prakteknya yang tidak pernah dilakukan. Kalau ingin mencoba posisi baru lakukan dengan tidak terburu-buru apalagi dengan diserti agresivitas. Lakukan aktivitas seksual Anda ditempat tidur atau beralaskan bahan lembut. Hindari dilakukan disembarang tempat apalagi beralaskan bahan yang keras.
There’s time and place for wild sex, but you don’t want to become too energic and risk giving your man a penile fracture.
(Dini A/disarikan dari beberapa bahan)