Oleh: dr Haryo Tilarso SpKO FASCM
Pada cuaca panas biasanya akan mempengaruhi aktivitas fisik, terlebih pada keadaan lembab, seperti pada iklim tropis. Di daerah katulistiwa yang bercuaca panas, suhu udara dapat mencapai hingga 30o C sampai 35o C dan ini merupakan suatu cuaca yang sangat panas. Untuk diketahui , yang disebut suhu nyaman untuk bekerja berkisar pada pada 20o C sampai 24o C. pada suhu tersebut semua akan terasa nyaman dan kegiatan fisik pun juga tidak akan terganggu.
Bila suhu menjadi panas, maka tubuh akan menggadakan mekanisme untuk melindungi diri, yaitu untuk menjaga agar suhu tubuh tetap dingin. Cara-nya dengan mengeluarkan keringat dan kemudian keringat tersebut akan menguap. Untuk proses penguapan tersebut diambillah panas dari tubuh, sehingga sebagai akibatnya suhu tubuh akan tetap dingin. Itulah sebabnya mengapa tidak berkeringat bila kita sedang berada pada ruangan ber AC, karena suhunya nyaman dan kelembaban udara di atur agar tetap kering. Bila AC dimatikan maka suhu udara akan menjadi panas, dan tubuh akan berkeringat. Keringat ini lalu akan menguap untuk mendinginkan suhu tubuh. Bila suhu tubuh tidak dapat didinginkan dan terus panas, maka hal ini dapat menyebabkan kematian.
Pada olahraga, kegiatan fisik dilakukan harus sesuai dengan kondisi lingkungan. Pada suhu nyaman, maka kegiatan akan menjadi lancar. Gerakan-gerakan akan lancar dan kegiatan dapat digenjot sampai maksimal. Pada pelari jarak jauh, kecepatan tinggi dan pemecahan rekor sering terjadi pada tempat-tempat yang suhunya agak dingin. Ini dikarenakan pada suhu tersebut atlet tidak mudah/cepat merasa lelah, sehingga dapat meningkatkan kinerja secara habis-habisan. Namun pada keadaan panas dan lembab, maka keringat akan keluar banyak, sehingga tubuh kekurangan cairan dan suhu tubuh menjadi meningkat.
Bila tubuh tidak dapat mempertahan-kan suhunya, maka akan terjadi penu-runan prestasi/kinerja. Keadaan inilah yang akan menjadi lebih parah apabila kita tidak cukup minum air artinya tidak ada asupan cairan. Contoh yang nyata adalah prestasi pada pelari jarak jauh tidak bagus bila pertandingan diadakan ditempat yang panas seperti pada daerah tropis.
Bila cuaca menjadi extrim, maka ke-mungkinan akan menggangu kinerja. Misalnya bila cuaca hujan dan udara menjadi dingin maka hal ini dapat menggangu pernafasan. Seorang atlet yang tengorokannya sensitive dapat merasa terganggu sehingga menjadi tidak maksimal dalam berolahraga.
Begitu pula pada cuaca yang lembab dan dingin, penyakit influenza mudah sekali menyebar sehingga dapat me-nulari atlet lain. Karena disebabkan oleh infeksi virus maka penderita flu dapat menurun imunitasnya, merasa lemas dan jelas kemampuannya pasti terganggu. Bila ini terjadi maka atlet diharapkan berlatih dengan intensitas yang lebih rendah, artinya tidak berlatih dengan porsi yang normal. Latihan harus lebih ringan dan lama latihan pun juga harus dikurangi. Minum obat hanya bila perlu saja, dan makan makanan cukup bergizi.
Bila tubuh kuat maka intensitas latihan boleh dilakukan seperti normalnya, tidak perlu dikurangi. Cuaca hujan yang menggangu latihan dapat diatasi dengan cara melakukan latihan didalam ruangan (indoor). Misalnya pada pelari yang biasa latihan diluar (outdoor), dapat melakukan latihan didalam gym, berupa lari pada treadmill atau dengan alat cross trainer. Para pembalap sepeda juga dapat mengalihkan latihan didalam gym dengan memakai ergocyle/sepeda statis.
Ada pula beberapa atlet yang “nekad” untuk latihan diluar karena disiplin dan untuk itu dibutuhkan beberapa peralatan yang mendukung latihan. Misalnya latihan dalam hujan, harus menggunakan jas hujan khusus yang dapat menguapkan keringat namun tidak tembus air. Pada udara dingin, misalnya pada suhu 0 – 4oC, maka perlu menggunakan pakaian khusus yang tebal dengan menggunakan sarung tangan dan tutup kepala. Dengan cara seperti ini gerakan tubuh tidak akan terganggu, sehingga program latihan tidak terganggu pula.
Pada cuaca extrim seperti ini, jangan dilupakan untuk makan makanan yang bergizi dan istirahat cukup. Cairan tubuh juga harus mencukupi, agar tubuh tidak kekurangan cairan dan dapat terus meningkatkan kinerja. Dapat juga dianjurkan mengkonsumsi beberapa supplemen misalnya vitamin C, vitamin B1 dan zat besi serta suplemen anti oxidans agar tubuh menjadi lebih kuat dan system imunitas akan berfungsi lebih baik untuk melawan penyakit. Beberapa ahli juga menganjurkan mengkonsumsi lebih banyak protein agar pembentukan zat-zat imunitas akan lebih meningkat.