Hebohnya berita kematian seorang public figure belum lama ini, mungkin dapat mematahkan semangat para reps mania untuk menjalankan olahraga dan hidup hidup sehat. Padahal menurut pemberitaan seorang Adjie memiliki gaya hidup yang relatif sehat kerap memilih makanan yang sehat dan rutin berolahraga, serta selalu membiasakan mengkonsumsi roti gandum, buah-buahan, spaghetti, tidak memakan gorengan, menghindari kehidupan malam.
Mungkin Reps mania pun berpikir, olahraga yang anda jalani setiap hari di gym, pola makan yang selektif, atau otot sixpack yang memperlihatkan kerja keras anda cukup untuk menjaga jantung anda menjadi sehat!!, namun hal ini tidak menjamin para Reps mania akan terbebas dari resiko kematian mendadak akibat serangan jantung (sudden cardiac death). Serangan jantung tidak selalu menimbulkan gejala atau mungkin saja menimbulkan gejala yang sangat ringan sehingga anda tidak merasakannya.
Oleh karenanya, tidak ada salahnya untuk memeriksakan jantung anda saat ini sehingga dapat mencegah terjadinya serangan jantung sedini mungkin. Kematian mendadak karena serangan jantung biasanya disebabkan oleh penyempitan pembuluh darah koroner pada jantung (coronary arteriosclerosis) yang dapat mengakibatkan kerusakan pada otot jantung (myocard infarct). Otot jantung yang telah rusak dapat mengalami pemulihan tetapi akan digantikan oleh jaringan parut yang menyebabkan daya kontraksi otot jantung menurun, sehingga kemampuan jantung dalam mempertahankan sirkulasi darah pun terganggu.
Faktor – faktor risiko
Faktor risiko penyakit jantung terbagi dalam dua faktor, yakni faktor risiko yang tidak dapat dikendalikan dan faktor risiko yang dapat dikendalikan. Faktor risiko yang tidak dapat dikendalikan contohnya jenis kelamin. Menurut American Heart Association, laki-laki memiliki satu dari tiga kemungkinan terkena serangan jantung sedangkan wanita satu dari sepuluh kemungkinan. Contoh lain adalah usia, ras dan riwayat keluarga (genetik).
Faktor risiko yang kedua adalah faktor risiko yang dapat anda kendalikan seperti gaya hidup, pola makan, kebiasaan berolahraga, berat badan, kadar lemak darah, stress, serta kebiasaan merokok. Semakin banyak faktor risiko yang kita miliki, semakin tinggi kemungkinan kita terkena serangan jantung.
Beberapa waktu yang lalu kita dikejutkan dengan berita meninggalnya seorang public figure yang terjadi secara mendadak setelah berolahraga dengan serangan jantung sebagai hipotesa penyebab kematiannya. Seperti yang telah dijelaskan di atas, kerusakan otot jantung dapat menurunkan fungsi jantung dalam mempertahankan sirkulasi darah ke seluruh tubuh. Hal ini diperberat oleh adrenalin yang dikeluarkan tubuh saat berolahraga. Kombinasi keduanya dapat menyebabkan detak jantung tidak berirama (aritmia) yang dapat mencetuskan gagal jantung (heart failure) pada mereka yang telah mengalami kerusakan pada otot jantungnya.
Gejala – gejala yang perlu diwaspadai sedini mungkin :
Nyeri dada (angina pectoris) :
Nyeri dada paling sering dikenal sebagai gejala khas dari serangan jantung. Nyeri bisa berupa rasa berat pada dada, rasa menusuk pada dada, rasa terbakar pada dada. Nyeri dapat menjalar ke dagu, ke bahu sampai ke lengan kiri. Rasa nyeri ini atau yang biasa disebut nyeri koroner merupakan akibat dari kurangnya suplai aliran darah yang membawa oksigen pada pembuluh darah koroner yang biasanya disebabkan oleh penumpukan plak pada pembuluh darah tersebut (aterosklerosis). Hal ini menyebabkan kurangnya suplai oksigen (hipoksia) untuk metabolisme otot jantung, hal ini dapat menyebabkan terjadinya kerusakan pada otot jantung (miocard infarct).
Sesak nafas (dispnea) :
Sesak nafas biasa dirasakan pada mereka yang mempunyai keluhan jantung saat beraktifitas. Pada saat beraktifitas kebutuhan metabolisme dan kebutuhan oksigen meningkat sehingga jantung akan dirangsang untuk bekerja lebih berat demi terpenuhinya kebutuhan metabolism. Bila terjadi gangguan pada jantung maka terjadilah keadaan sulit bernafas (respiratory distress).
Cepat lelah (fatigue)
Jantung yang mulai melemah tidak akan maksimal memompakan darah ke seluruh tubuh sehingga sirkulasi darah tidak mencukupi untuk keperluan metabolisme jaringan tubuh yang meningkat saat beraktifitas. Hal ini berpengaruh pula pada kurangnya kemampuan jaringan untuk mengatasi penimbunan asam laktat sehingga asam laktat lebih cepat meningkat yang diikuti dengan perasaan cepat lelah.
Dizziness, fainting, dan sinkope :
Ketiga keadaan ini dapat disebabkan karena sirkulasi darah yang mencapai ke otak berkurang karena menurunnya kemampuan jantung memompa darah. Dizziness adalah perasaaan kepala pening atau tidak nyaman seperti mabuk dan tidak stabil dalam posisi. Fainting adalah perasaan lemah yang disertai pening seolah – olah akan pingsan, dan sinkope adalah keadaan pingsan yang biasanya didahului oleh dizziness dan fainting.
Serangan jantung memang sangat membahayakan, namun kita dapat mencegahnya dengan memiliki pola hidup sehat dan deteksi dini. Jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter anda agar penanganan sedini mungkin dapat dilakukan.
Dengan mempertahankan pola hidup sehat dan deteksi dini adalah solusi yang cukup bijaksana dalam menangani penyakit jantung anda, semakin cepat anda mengetahui keadaan anda semakin cepat dokter anda bertindak yang sesuai dengan keluhan anda. (dr. Donny Kurniawan/da)