Mungkin dalam kepala Anda, tidak pernah terpikirkan kata “fitness” untuk anak-anak. Namun sebenarnya latihan fitness juga dapat diaplikasikan pada anak-anak, bahkan pada usia balita sekalipun. Tujuannya adalah memperkenalkan anak kepada gaya hidup yang aktif dan sehat sehingga memberikan dampak positif yang berkelanjutan ketika mereka dewasa kelak.
Fitness atau olah kebugaran bukanlah istilah asing bagi mereka yang hidup aktif, terutama bagi mereka yang hidup aktif, terutama bagi penduduk kota-kota besar. Apalagi trend saat ini banyak merujuk pada pola gaya hidup sehat sehingga masyarakat mulai peduli akan pentingnya menjaga kesehatan seperti pola makan dan cara mereka berolahraga. Bahkan bagi sebagian kalangan, menjaga kesehatan bisa dibilang sebagai investasi untuk masa yang akan datang.
Mereka yang peduli akan kebugaran tubuh biasanya akan menyempatkan waktunya untuk pergi ke gym, bahkan menjadi member agar bisa berlatih fitness secara rutin. Tidak peduli latar belakang sosial ataupun gender, mereka dengan kesadaran penuh mulai me-maintain dirinya. Namun bagaimana dengan anak-anak? Perlukah anak-anak fitness? Adakah bahayanya? Dan bagaimana cara fitness yang baik dan benar bagi anak-anak?
Aktifitas dan kemampuan fisik pada anak-anak
Video games, makan snack (ngemil), terlalu sering menonton TV dan kurangnya program aktifitas olahraga (fitness) di sekolah sangat berkontribusi menghasilkan laju obesitas pada anak. Apalagi kini kian terjadi peningkatan kasus penyakit kronis pada anak seperti kegemukan, diabetes, tekanan darah tinggi, hingga gangguan pada jantung. Bahkan The Center for Disease Control and Pervention memperkiraan 15% dari anak-anak berusia 6-19 tahun mengalami kelebihan berat badan karena kurang aktif secara fisik. Maka fitness bagi anak-anak sudah tak bisa ditawar lagi. Wajib hukumnya!
Anak-anak yang sehat pada umumnya memiliki aktifitas fisik yang cukup tinggi, mereka selalu bergerak dinamis dengan didorong naluri keingintahuannya terhadap lingkungan sekitarnya. Bahkan anak berusia dua hingga tiga tahun biasanya sudah bisa melakukan gerakan-gerakan dasar seperti berjalan, berlari, menendang dan melempar sesuatu dengan tangannya. Dan secara natural ini adalah hal yang baik dan para orang tua, disarankan untuk tidak terlalu membatasi aktifitas tersebut dan membiarkan anak agar dapat bergerak aktif dan mengembangkan bakatnya. Dengan cara memotivasi anak untuk tetap bermain secara aktif, berarti kita membantu anak untuk menjaga tubuh tetap fit untuk saat ini maupun untuk masa depannya. Upaya ini bertujuan agar anak selalu sehat dan mencintai olahraga sejak usia dini. Dengan demikian, mereka kelak tak terpaku bermain video game atau permainan elektronik lainnya didalam rumah yang secara otomatis mengurangi aktifitas geraknya.
Tahukah Anda fakta-faktanya?
- Setiap anak kedua di Amerika memiliki kelebihan berat, hampir semuanya memiliki masalah terhadap bentuk tubuh dan obesitas. Dan hal ini makin menjadi masalah yang besar setiap harinya.
- Fenomena yang terjadi saat ini, banyak anak yang tidak aktif dan makan makanan yang tidak sehat.
- Saat ini anak-anak tumbuh dan berkembang namun dengan kurangnya nilai-nilai integritas, toleransi dan rasa hormat bagi diri mereka sendiri, dan karenanya berimbas pula terhadap orang lain.
- Ilmu kedokter telah menunjukkan bahwa permasalahan kesehatan utama saat dewasa berasal dari masa kanak-kanak. Permasalahan dari masa kanak-kanak inilah yang kerap terjadi dan menjadi masalah kesehatan yang utama kelak. Fenomena semua penyakit yang serius ini sesungguhnya terjadi dan menghinggapi seseorang pada saat usia belia.
- Pada jangka waktu 10-20 tahun kedepan seluruh generasi muda akan mengalami masalah kesehatan utama seperti penyakit jantung, tekanan darah tinggi, kanker, dan diabetes jika tidak mulai dididik dan dibiasakan hidup sehat mulai sekarang.
- Jumlah populasi anak-anak 50% dari seluruh penduduk bumi dan akan meningkat menjadi 100% dimasa depan.
Fakta terpenting: Anak-anak adalah masa depan dunia!
Lalu berapa banyak waktu yang dibutuhkan bagi seorang anak untuk latihan atau bergerak secara aktif? Menurut National Association of Sport and Physical Education, seorang anak harus melakukan latihan atau bergerak secara aktif setiap hari sebanyak:
- Paling sedikit 30 menit untuk melakukan aktifitas fisik terstruktur (dipimpin oleh orang dewasa).
- Paling sedikit 60 menit aktifitas fisik yang tidak terstruktur (free play).
- Tidak melakukan aktifitas yang aktif labih dari satu jam.
Aktifitas fisik yang teratur dapat membantu meningkatkan kesehatan tubuh secara menyeluruh serta mampu mengurangi resiko terkena penyakit seperti penyakit jantung koroner, osteoporosis, kanker usus besar, dan tumbuh dewasa nanti. Dan tidak hanya itu saja, manfaat dari beraktifitas fisik seperti fitness ternyata dapat pula mencegah hipertensi dan membantu mengurangi tekanan darah pada penderitanya. Dan bila kegiatan yang bermanfaat seperti ini rutin dilakukan maka akan sangat membantu perkembangan anak-anak tidak hanya sehat secara fisik saja tapi juga sehat bagi psikis mereka.
Benefit yang didapat jika anak-anak rutin melakukan fitness diantaranya:
- Menambah kekuatan otot dan tulang.
- Menambah massa otot dan membantu mengurangi lemak pada tubuh.
- Membantu menjaga berat badan dan merupakan kunci program pokok penurunan berat badan.
- Peningkatan psikologis ke arah yang lebih baik.
- Dapat mengurangi gejala depresi dan kegelisahan serta dapat memperbaiki mood (perasaan).
- Meningkatkan aktifitas dan kesehatan fisik.
Selain keuntungan yang bisa didapatkan seperti disebutkan diatas, aktifitas fisik seperti fitness juga dapat mencegah resiko terkena penyakit kronis dengan meningkatkan aktifitas fisik dan sadar akan pencegahan yang baik. Misalnya: makan makanan yang sehat, menjaga berat badan ideal bagi anak, dan menghindarkannya dari asap rokok sehingga menegah resiko terkena penyakit kronis saat dia dewasa kelak.
Berikut adalah uraian akibat yang bisa dihindari dan juga manfaat lain jika melakukan aktifitas seperti fitness:
Osteoporosis
Osteoporosis, memiliki akibat serius yang menyebabkan tulang menjadi rapuh dan mudah patah serta dapat menyebabkan kelumpuhan. Penyakit ini biasa menyerang pada orang yang lanjut usia. Hal seperti ini dimungkinkan karena akibat kurangnya perkembangan dan pembangunan massa tulang yang terjadi saat masa kanak-kanak dan remaja.
Aktifitas fisik seperti fitness membantu membangun lebih kuat kepadatan tulang pada anak-anak dan menjaga kepadatan tulang hingga mereka dewasa. Untuk meningkatkan mineralisasi tulang dan membangun tulang yang kuat, anak-anak harus melakukan aktifitas fitness yang tepat seperti lompat tali, berjalan kaki, bermain sepak bola atau bola basket. Mereka juga harus banyak mengkonsumsi zat kapur secara optimal dan menjaga kadar tingkat hormon yang sesuai, terutama hormon estrogen.
Obesitas
Aktifitas fisik bersifat sangat krusial untuk mendapatkan serta menjaga berat badan yang sehat. Dalam perpaduan antara intervensi keluarga dan suatu program penurunan kalori yang moderat, aktifitas fisik seperti fitness akan menghasilkan suatu pengurangan yang signifikan terhadap masalah obeitas pada anak-anak. Kurangi perilaku anak yang hanya duduk termangu seperti menonton TV atau bermain playstation, lebih baik melakukan suatu aktifitas yang penting yang berguna bagi pencegahan masalah obesitas.
Hipertensi
Hipertensi atau tekanan darah yang tinggi yang tidak normal dapat mengakibatkan stroke, gagal ginjal, kanker pembuluh darah, sakit jantung dan penyakit pembuluh darah lainnya yang seharusnya tidak terjadi pada orang dewasa. Kondisi seperti ini kebanyakan berhubungan dengan hipertensi secara esensial, yang biasanya terjadi karena faktor keturunan dan sering timbul selama masa kanak-kanak.
Aktifitas fisik yang teratur pada dasarnya bisa menurunkan tekanan darah sistolik maupun diastolik pada orang dewasa yang menderita hipertensi. Dan ternyata aktifitas fisik yang teratur juga dapat menurunkan tekanan darah bagi anak dan remaja.
Hyperlipidemia
Pada orang dewasa, aktiftas fisik seperti aerobik yang teratur sudah dianggap dapat memperbaiki tingkat kadar lemak dalam darah, terutama untuk meningkatkan tingkat High-density Lipoprotein kolesterol (HDL-C). Tingginya tingkat HDL-C dapat dihubungkan dengan berkurangnya resiko terkena atherosclerosis. Oleh karena itu, cara pencegahan hyperlipidemia telah mencakup aktifitas fisik seperti aerobik.
Dampak aktifitas fisik terhadap tingkat kadar lemak dalam darah pada anak-anak memang tidak terlihat. Namun tingkat HDL-C pada anak-anak yang banyak beraktiftas fisik seperti fitness pastinya lebih tinggi daripada anak-anak yang tidak melakukan aktifitas fisik yang teratur.
Membuang kalori
Melakukan aktifitas fisik banyak membantu anak-anak untuk membuang kalori serta membantu mereka mendapatkan dan menjaga berat badan yang sehat. Aktifitas fisik memang sangat baik untuk mempengaruhi penyebaran kalori bagi tubuh yang gemuk. Aktifitas aerobik seperti berlari, renang, serta bersepeda juga sangat baik untuk membakar kalori.
Kesehatan mental
Aktifitas fisik yang teratur berpotensi untuk meningkatkan kesehatan psikologis pada anak-anak seperti memperbaiki rasa percaya diri, mengurangi kadar stress dan juga anxietas (kegelisahan ) mereka. Melakukan aktifitas fisik yang teratur memang meningkatkan rasa percaya diri dan mengurangi gejala depresi dan anxietas pada anak-anak dari emosional yang kacau atau cacat pada perkembangan mentalnya.
Meningkatkan kesehatan
Merupakan hal yang penting untuk mengajak dan memberikan kesempatan bagi anak-anak untuk melakukan aktifitas fisik yang rutin untuk menjadi bagian dari hidup mereka. Melakukan sejumlah aktifitas fisik apapun macamnya selama masa kanak-kanak dapat memberikan manfaat yang berguna bagi kesehatan. Aktifitas fisik seperti fitness membantu meningkatkan kesehatan bagi anak-anak.
Mengembangkan pertumbuhan kerangka tulang
Aktifitas latihan beban mampu membantu pertumbuhan tulang yang kuat selama masa kanak-kanak dan membantu mencegah terkena osteoporosis pada saat dewasa. Aktiftas seperti lompat tali, berjalan, bermain sepak bola atau bola basket membuat anak-anak untuk menggerakan tubuh mereka sendiri.
Cardiorespiratory fitness
Cardiorespiratory fitness, juga dikenal sebagai kapasitas cardiorespiratory, aerobic power, atau daya tahan fitness, sebagian besar dipengaruhi oleh aktifitas fisik yang teratur. Aktifitas seperti berlari, bersepeda, dan renang selama 30 menit, tiga kali dalam seminggu menambah “cardirespiratory fitness” dan membantu mengurangi tekanan darahpada anak-anak terhadap hipertensi.
Performa otot
Melakukan aktiftas fisik seperti fitness dapat meningkatan kebugaran otot serta mengurangi resiko cedera pada anak-anak. Standar yang berlaku umum tentang otot yang prima adalah otot yang kuat, memiliki daya tahan, dan fleksibilitas.
Benefit tambahan juga bisa didapat dengan menambah jumlah dan meningkatkan aktiftas fitness yang lebih tinggi lagi. Maksudnya anak-anak yang melakukan fitness secara teratur dan melakukan durasi yang lebih lama atau berintensitas lebih tinggi akan mendapat keuntungan kesehatan yang lebih luar biasa lagi. Bahkan National Association of Sports and Physical Education menyarankan anak-anak untuk melakukan sedikitnya 60 menit aktifitas fisik yang bertenaga setiap harinya.
Memang bukan pekerjaan yang mudah untuk membiasakan anak-anak untuk fitness atau beraktifitas fisik secara teratur. Yang harus dilakukan adalah:
- Fitness atau aktiftas fisik harus ditingkatkan dengan mengurangi waktu luang (seperti menonton televisi, bermain video game atau bermalas-malasan).
- Aktifitas tersebut tentunya harus menyenangkan bagi anak-anak.
- Orang tua harus berusaha menjadi role model dengan pola hidup aktif dan memberikan kesempatan bagi anak-anak untuk meningkatkan aktifitas fisiknya.
The American Heart Association (AHA)
Merekomendasikan:
Semua anak-anak yang berusia 2 tahun keatas perlu beraktifitas fisik sedikitnya 30 menit dan harus menyenangkan, intensitas aktifitas fisiknya harus dinamis setiap hari sehingga sesuai perkembangan dan bervariasi.
Jika anak-anak tidak memiliki waktu sebanyak 30 menit pada waktu luangnya setiap hari, cobalah untuk membagi waktunya menjadi 15 menit untuk 2 kali kegiatan atau menjadi 10 menit untuk 3 kali kegiatan dimana mereka dapat terlibat dalam aktifitas bertenaga yang sesuai dengan usia, jenis kelamin dan perkembangan fisik dan emosional.
Ajak anak-anak untuk berlatih
Anak biasanya selalu memiliki kecenderungan alami untuk bermain dengan keras. Bagi banyak anak, bersepeda dan bermain bola dihalaman kini merupakan aktiftas yang usang, mereka lebih menyukai menonton televisi, bermain video game, dan menghabiskan waktu dengan online pada internet. Tapi selalu tak ada kata terlambat untuk mulai mengajak anak-anak untuk berlatih. Gunakan tips sederhana ini supaya sepanjang hidupnya anak-anak menghargai aktifitas yang daphhat memperkut tubuh mereka.
Beri contoh yang baik
Jika ingin anak Anda aktif, Anda juga harus jadi orang yang aktif. Misalnya, memilih menggunakan tangga daripada naik lift. “Gaya hidup aktif orangtua merupakan perangsangan yang sangat kuat bagi seorang anak,” ujar Edward Laskowski, M.D., seorang spesialis pengobatan dan rehabilitasi fisik yang juga sebagai Co-Director Sports Medicine Center pada Mayo Clinic, Rochester, Minnesotta. Sarannya, “Buatlah contoh yang baik bagi anak-anak dengan membuatkannya prioritas terhadap aktifitas fisik”.
Batasi waktu di depan layar kaca
Cara kegiatan yang tepat untuk menambah tingkat aktifitas anak-anak dengan membatasi waktu mereka untuk menonton televisi dalam sehari. Anda bisa membatasi waktunya di depan layar kaca (televisi, video game dan komputer) menjadi dua jam sehari. Agar lebih mudah, jangan letakan televisi dalam kamar anak-anak, dan posisikan komputer pada ruang keluarga. Batasi juga aktifitas yang tidak perlu, seperti mengutak-atik ponsel (sms) dan mengobrol.
Jadikan sebagai suatu rutinitas
Sisihkan waktu setiap hari untuk melakukan aktifitas fisik. Bangun tidur lebih awal bersama anak-anak untuk berjalan-jalan pagi. Mulai perlahan, secara bertahap tambahkan aktifitas baru yang rutin supaya Anda dan anak-anak menjadi lebih sehat.
Biarkan anak-anak menentukan minatnya
Bagi beberapa anak, olahraga berkelompok adalah cara yang hebat untuk tetap sehat. Tetapi olahraga berkelompok (tim) atau kelas senam bukanlah satu-satunya pilihan. Jika anak Anda memiliki jiwa artistik, ajaklah dengan berjalan kaki untuk mengumpulkan dedaunan dan batu-batuan yang bisa dipergunakan oleh anak anda untuk membuat kolase (prakarya). Jika anak menyukai memanjat, ajaklah menuju lokasi wall climbing (panjat dinding) terdekat. Jika anak gemar membaca, ajaklah dia berjalan kaki atau bersepeda menuju perpustakaan untuk menemaninya mencari buku. Atau untuk lebih mudahnya putarlah musik kesukaan anak Anda dan ajaklah ia untuk berjoget mengikuti irama musik ditengah-tengah ruang keluarga.
Menurut Dr. Laskowski, setiap anak memiliki perbedaan, semua mempunyai karakteristik dan kekuatan tertentu yang dapat mempengaruhi minatnya. Kuncinya adalah menemukan berbagai hal yang disukai anak-anak.
- Memperkenalkan aktifitas, bukan latihan.
- Untuk membuat anak-anak tertarik pada fitness, jadikanlah sebagai suatu hal yang menyenangkan.
- Bertingkah bodoh. Biarkan anak-anak melihat seberapa lucunya Anda selagi bertingkah laku aktif. Berlari seperti gorilla. Berjalan seperti laba-laba. Melompat seperti kelinci. Menangkap seperti kucing.
- Lakukan permainan. Sertakan seluruh anggota keluarga untuk terlibat permainan kejar-kejaran atau bermain adu lompat-lompatan. Cobalah permainan klasik yang memerlukan pergerakan seperti bermain “ular naga”. Jika Anda tidak ingat tentang aturannya, berkreasilah!
- Mengerjakan aktifitas harian. Anda bahkan dapat menciptakan suatu tantangan yang bersahabat. Seperti siapa yang dapat mencabut rumput sebanyak-banyaknya dihalaman? Siapa yang paling banyak dapat mengumpulkan sampah di pekarangan?
- Cobalah berpesta. Untuk hari ulang tahun anak Anda nanti, jadwalkanlah suatu pesta seperti merayakannya dengan bermain bowling, ajak anak-anak untuk memanjat dinding atau menyediakan tempat untuk balapan secara berputar-putar dihalaman belakang.
- Beri kesempatan pada anak-anak. Biarkan setiap anak untuk memilih aktifitas harian atau mingguannya. Apapun itu, yang terpenting mereka melakukan suatu aktifitas.
- Menemani melakukan aktifitas fisik pada kehidupan anak-anak jauh lebih baik dari pada hanya mengenalkannya dengan pola hidup sehat. Hal seperti itu akan menjadi dasar selama hidupnya tentang bagaimana menjaga kebugaran (fitness) dan kesehatan yang baik.
Strength training
Perkembangan kekuatan otot anak ditentukan oleh usia, ukuran badan, level ketahanan fisik, dan berbagai fase pertumbuhan sebelumnya. Idealnya anak boleh memulai fitness yang berupa strength training sejak usia 5-6 tahun. Di usia itu sang anak bisa belajar mengenal dan mengendalikan tubuhnya sendiri, termasuk didalamnya keseimbangan, lari, loncat, melempar – semuanya ketrampilan yang dipakai di pelajaran olahraga sekolah. Bagi anak yang punya minat pada olahraga tertentu, maka jelas latihan kekuatan jadi kian penting bagi mereka.
Perkembangan fitness anak juga harus selalu dievaluasi. Untuk latihan beban sesungguhnya (ala orang dewasa), usia anak yang diperbolehkan berkisar antara 13-16 tahun (termasuk teknik angkatan yang benar dan jeda istirahat antar set). Pada kisaran umur itulah perkembangan sistem syaraf dan otot berada pada tahap paling pas untuk latihan yang sifatnya agresif.
Mengajari teknik yangbenar adalah suatu keharusan jika anak ikut fitness. Selama anak belum cukup mengerti memahami aturan mainnya (misalnya instruksi cara pakai mesin fitness tertentu di gym), jangan biarkan anak sendirian latihan di gym. Apa patokannya? Jika si anak sudah mulai ikutan organisasi olahraga tertentu seperti klub sepak bola, basket, lari, badminton, dll – Atau sudah dianggap mampu memahami instruksi yang ada, barulah ia bisa dianggap telah siap untuk ikut strength training. Tapi sebelumnya, periksa dulu ke dokter olahraga sekaligus minta ijin. Jangan sampai salah pilih dokter. Mereka biasanya cenderung cari aman dengan tidak menganjurkan anak ikut fitness tanpa alasan ilmiah.
Jangan karena yang ikut fitness adalah anak-anak, bukan berarti ‘strength training’ adalah versi mini-nya latihan orang dewasa di gym. Ciri utama yang harus dipenuhi anak adalah teknik yang benar, gerakan yang halus terkendali, beban tidak terlalu berat dan repetisi yang banyak. Beda dengan fitness orang dewasa, yang lebih fokus pada repetisi berjumlah sedikit tapi memakai beban lebih berat.
Pemula fitness, seperti anak-anak, perlu fokus lebih banyak latihan perut dan pundak (anterior deltoid, supraspinatus, deltoid tengah, posterior deltoid, rotator internal dan eksternal), karena pada area otot tersebut itulah mereka paling lemah, paling berpotensi untuk cedera.
Untuk upper back (otot stabilizer scapular) gunakan latihan shrugs, bent-over lateral raise, bent-over rows, bench rows, seated rows, dan latissimus pull-downs. Untuk lower back dan Abs (perut), lakukan latihan peregangan untuk lumbar paraspinous, crunch sit-up dengan 3 arah berlainan (untuk rectus, oblique, dan abdominals), dan reverse sit-up (otot lumbar paraspinous).
Prinsip-prinsip dasar strength training bagi anak adalah sebagai berikut:
- Panduan jelas. Anak mesti diajari cara ambil nafas yang benar saat mengangkat dan menurunkan beban, tidak boleh tahan nafas. Postur tubuh juga harus benar saat latihan. Minimal ada 1 instruktur membawahi maksimal 10 anak guna menjamin pemahaman anak.
- Pengawasan. Agar aman sekaligus memastikan apa yang diajarkan sudah diterapkan dengan benar, mesti ada pengawas merangkap spotter jika dirasa beban terlalu erat bagi anak. Jika anak belum pernah latihan pakai berat badan sendiri sebelumnya, jangan biarkan mereka latihan pakai besi. Selalu ingatkan anak untuk banyak minum air selama dan sesudah latihan. Biasakan anak untuk jalani diet sehat dengan ‘iming-iming’ memaksimalkan potensi genetik atletik sianak.
- Terapkan gaya hidup sehat. Termasuk didalamnya diet seimbang, istirahat cukup, dan latihan konsisten. Luangkan waktu 1-2 minggu sekali untuk rekreasi dan makan diluar kebiasaan, agar mental anak tetap pada batasan umurnya.
- Pemanasan/pendinginan. Sebelum latihan, luangkan 5-10 menit pemanasan (misal jalan, jogging ditempat, lompat tali, peregangan, aerobik low impact, dll). Diakhir latihan lakukan pendinginan (peregangan ringan) 10-15 menit.
- Beban ringan, repetisi mesti terkendali. Untuk anak, 1 set isinya 12-20 repetisi, pakai beban ringan. Untuk pemula cukup 8-15 repetisi saja. Lakukan 6-8 jenis latihan berlainan (untuk semua grup otot), 1-3 set per latihan. Gerakan harus full, tidak boleh tanggung. Jika si anak gagal menyelesaikan set/repetisinya, turunkan bebannya. Boleh saja si anak pakai beban yang sama dengan orang dewasa, asal mampu dan tidak menyiksa. Yang penting disini adalah kemauan anak untuk ikut latihan serius. Soal target seberapa berat badan yang musti bisa diangkatnya, serahkan saja tanggung jawab itu pada orang dewasa. Tak perlu kasih beban moral seperti itu pada anak-anak.
- Istirahat. Sisipkan 1 hari untuk istirahat sebelum masuk ke latihan berikutnya. 2-3 kali latihan perminggu (durasi per latihan 20-30 menit) sudah cukup. Cukup biarkan anak-anak menikmati gerakan fitnessnya, nanti lama-kelamaan kekuatan/kemampuan motoriknya akan berkembang secara bertahap.
- Pantau progress latihan. Ajarkan anak cara mengisi tabel latihan berisikan prestasi latihannya selama ini (jumlah repetisi, jenis latihan, dll).
- Naikan beban (secara bertahap). Setelah si anak dirasa sudah menguasai latihannya selama ini, naikkan bebannya.
- Have fun. Jangan jalani latihan yang itu-itu saja, variasikan dengan jenis latihan lainnya. Anak cenderung betah jika idak merasa bosan karenanya. Jangan terkesan memaksakan latihan tersebut pada anak. Anda mesti ikut terlibat latihan tersebut pada anak. Anda mesti ikut terlibat latihan bersama anak Anda, jangan hanya nonton/beri instruksi saja.
- Sabar. Semuanya butuh waktu, jadi jalani saja semuanya dengan konsisten. Hilangkan pikiran “Kapan yah saya bisa begini dan begitu” pada diri Anda dan anak-anak. Akan tiba sebuah hari dimana Anda ataupun anak Anda merasakan ada perbedaan (kekuatan dan daya tahan otot).
- Sistem rewards. Berikan penghargaan atas konsistensi/prestasi anak selama latihan. Bentuknya bisa macam-macam, tergantung kondisi keuangan orang tua. Sangat membantu menghidupkan motivasi anak. Diharapkan kelak si anak akan tekun latihan bukan karena hadiahnya, tapi karena ada sesuatu yang lebih menarik ketimbang sekedar soal materi.
Nah jadi tunggu apalagi? Segeralah menjadikan fitness sebagai suatu aktifitas rutin dalam kehidupan anak-anak Anda. Biarkan mereka bergerak dan bermain bebas sambil menikmati indahnya dunia. Dukung dan temanilah aktifitasnya dalam melakukan fitness atau olahraga lainnya. Karena, selain merupakan investasi bagi kesehatannya, sekaligus juga dapat mempererat hubungan psikologis antara Anda dan anak. Selamat berfitness!!! (Wahyu Ardianto)