Protein adalah salah satu kebutuhan makronutrien yang sangat penting untuk pembentukan sel tubuh, termasuk tulang, otot, kulit, dan darah. Zat ini juga berperan dalam sistem kekebalan tubuh, serta hormon dan enzim.
Namun ternyata, konsumsi protein juga dapat mempercepat penyembuhan saat Anda terinfeksi COVID-19. Bagaimana cara kerjanya? Berikut Reps ulas untuk Anda.
Pengaruh protein pada pasien COVID-19
Meski tidak langsung menyembuhkan COVID-19, konsumsi protein dapat menurunkan tingkat keparahan infeksi virus ini. Hal tersebut dikarenakan protein memiliki efek pada sistem kekebalan tubuh.
Sebuah penelitian menunjukkan bahwa malnutrisi protein dapat meningkatkan kerentanan seseorang terhadap infeksi virus seperti Zika dan influenza, sebagian besar dengan menurunkan respons antibodi.
Protein mengandung asam amino yang berperan dalam mengurangi pelepasan sitokin yang memicu badai sitokin, yakni respon hiper-inflamasi yang disebabkan oleh pelepasan sitokin yang berlebihan. Kondisi ini sering mengakibatkan pasien COVID-19 mengalami disfungsi multi-organ hingga menyebabkan kematian.
Sebuah studi menemukan bahwa pasien yang menerima L-glutamine (10 gram/3 kali per hari) dirawat di rumah sakit lebih cepat dan tidak perlu masuk ke ICU dibandingkan dengan yang tidak konsumsi suplemen tersebut. Glutamine adalah salah satu asam amino yang berperan penting dalam imunitas dan kesehatan usus.
Selain itu, protein juga dapat meningkatkan metabolisme lebih cepat (10-30%) dibanding karbohidrat (5-10%) dan lemak (0-3%). Dengan meningkatnya metabolisme, virus yang menginfeksi tubuh akan keluar lebih cepat, sehingga mempercepat penyembuhan.
Anda juga dapat meningkatkan metabolisme dengan beberapa cara, yakni;
- Minum cukup air. Konsumsi 500 ml air dapat meningkatkan metabolisme 10-30% selama 1 jam.
- Kardio. Lakukanlah olahraga kardio seperti bersepeda, jogging, hingga HIIT dengan menyesuaikan kemampuan Anda. Namun dengan catatan Anda telah isolasi mandiri 10 hari untuk yang tanpa gejala, dan 14 hari dengan gejala.
- Angkat beban. Olahraga beban dapat meningkatkan metabolisme saat Anda beristirahat. Olahraga ini sangat efektif jika dikombinasikan dengan kardio dan aman dilakukan di rumah.
- Tidur dengan cukup. Saat tidur metabolisme akan berjalan dengan cepat. Tidak cukup tidur = metabolisme tidak berjalan maksimal.
Terakhir, konsumsi protein saat terinfeksi COVID-19 dapat mencegah hilangnya massa otot. Ketika Anda harus beristirahat total selama 2 minggu, kekuatan otot akan melemah.
The European Society for Clinical Nutrition and Metabolism (ESPEN) merekomendasikan pemberian 1,3 gram protein per kg berat badan per hari untuk pasien COVID-19 yang sakit kritis. Namun untuk menempatkan ini dalam perspektif, rekomendasi protein standar untuk individu yang sehat adalah 0,8 gram per kg berat badan.
Penutup
Virus COVID-19 akan terus berkembang, namun meski protein memainkan peran penting dalam pengobatan dan pemulihan dari penyakit, masih belum ada konsensus tentang berapa jumlah yang ideal untuk diberikan kepada mereka yang terinfeksi.
Selain itu, mekanisme anti-inflamasi spesifik dari asam amino seperti glutamin tidak sepenuhnya dipahami. Namun demikian, terapi nutrisi, termasuk suplementasi protein, jelas relevan dan harus digunakan bersama dengan intervensi farmakologis untuk membantu lebih banyak pasien pulih dari COVID-19.
(Ayu/berbagai sumber)