Hepatitis misterius belakangan ini sedang menjadi perhatian di seluruh dunia, termasuk salah satunya Indonesia. Penyakit yang belum diketahui penyebab pastinya ini menyerang anak hingga remaja dari usia 1 hingga 16 tahun. Seperti hepatitis pada umumnya, penyakit ini menyerang hati.
Hepatitis misterius sudah ditemukan sebanyak 300 kasus di 20 negara. Di Indonesia sendiri telah ditemukan sebanyak 3 kasus dan ketiganya dilaporkan meninggal dunia.
Gejala
Dari beberapa kasus yang teridentifikasi, gejala klinis yang terjadi berupa peningkatan enzim pada organ hati, sindrom jaundice (penyakit kuning) akut, dan gejala gastrointestinal (nyeri abdomen, diare, dan muntah-muntah). Gejala yang semakin berat membuat anak mengalami bab berwarna gelap serta urine yang berwarna pekat seperti teh. Namun dari keseluruhan gejala, tidak ditemukan adanya demam.
Penyebab
Meski belum diketahui secara pasti, diduga penyebab hepatitis misterius ini adalah Adenovirus 41, yang sebagian besar ditemukan dalam vaksin COVID-19.
Dikutip dari kompas.com, Ketua Satgas Penanganan COVID-18 Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Prof. Zubairi Djoerban menjelaskan bahwa para ahli tengah menyelidiki penyebab dari hepatitis misterius ini, termasuk di Indonesia. “Sebagian ketemu Adenovirus 41, sebagian ketemu SARS-Cov-2, sebagian kombinasi dua virus itu, dan masih masih mungkin dipicu penyebab lain.”
Adenovirus 41 adalah virus yang umumnya menyebabkan beberapa penyakit terkait pernafasan, seperti flu, sakit tenggorokan, demam, bronkitis, pneumonia, yang biasanya bisa sembuh dengan sendirinya. Namun, jika imun tubuh lemah dan penderita memiliki riwayat penyakit lain yang cukup parah, maka virus ini dapat memperparah kondisinya.
Ada dugaan bahwa imun tubuh anak-anak bereaksi lebih kuat terhadap Adenovirus 41 yang menyebabkan hepatitis misterius, sehingga anak-anak lebih mudah terserang penyakit ini. Namun masih butuh penelitian lebih lanjut untuk memastikan penyebab dari penyakit yang sedang diwaspadai masyarakat ini.
Penularan
Seperti COVID-19, Adenovirus 41 yang menyebabkan hepatitis misterius pada anak juga mudah menular. Penularannya dapat melalui:
- Kontak pribadi, misalnya dengan sentuhan seperti berjabat tangan.
- Udara dari batuk dan bersin.
- Menyentuh permukaan yang terpapar virus, kemudian menyentuh area wajah.
Pencegahan
Karena sistem penularan virus ini mirip dengan COVID-19, maka cara pencegahannya pun tidak jauh berbeda, seperti menerapkan prokes dimana pun Anda dan anak berada, termasuk mencuci tangan, menggunakan masker, hingga menggunakan alat makan dan alat minum yang Anda bawa sendiri dari rumah. Menghindari kerumunan dan meminimalisir sentuhan juga diperlukan untuk tindakan pencegahan.