(Hyponatremia Berbeda Dengan Dehidrasi Pahami dan Kenali Gejalanya)
Seorang atlet seharusnya menyadari bahwa dengan aktivitas mereka dan dengan keringat yang mereka keluarkan secara berlebihan, seorang atlet sebenarnya beresiko akan kehilangan jumlah sodium dalam darahnya terutama selama masa latihan atau dalam masa kompetisi.
Diet tinggi sodium saat ini sering dikaitkan dengan resikonya bagi kesehatan di Amerika. Namun bagaimanapun, Seorang atlet harus menyadari bahwa dengan aktivitas mereka dan dengan keringat yang berlebihan, mereka sebenarnya beresiko akan kehilangan sejumlah sodium dalam darahnya terutama selama menjalani masa latihan atau dalam masa kompetisi. Beberapa atlet ada juga yang melakukannya, dengan beberapa permintaan khusus. Karena sodium akan hilang bersamaan dengan keringat maka sangat penting bagi mereka, terutama bagi yang melakukan latihan dengan intensitas tinggi untuk mendapatkan cukup asupan sodium baik sebelum, selama atau sesudah latihan. Hal ini bahkan akan semakin diperlukan apalagi selama pada masa kompetisi.
RESIKO HYPONATREMIA
Hyponatremia, dikenal dengan gejala sedikitnya konsentrasi sodium dalam darah, sudah menjadi hal yang sangat penting dalam menjaga daya tahan tubuh seorang atlet. Seorang atlet triathlon contohnya selalu berakhir dengan konsentrasi sodium yang lebih sedikit dalam darahnya. Keseimbangan jumlah sodium dapat memudahkan dalam mentransmit pesan dalam jaringan saraf serta berfungsi untuk menumbuhkan otot secara tepat dan jika berkurang sedikit saja nantinya akan menimbulkan masalah di dalam tubuh itu sendiri. Bahkan dalam kejuaraan lari jarak jauh pun dengan kondisi panas dan lembab, para atlet disini berlomba dengan intensitas yang sangat tinggi rentan terkena resiko hyponatremia, sehingga memang harus membutuhkan kondisi yang benar-benar prima.
PENYEBAB DARI HYPONATREMIA
Selama seorang atlet melakukan kegiatan dengan intensitas yang tinggi, sodium akan hilang bersamaan dengan keluarnya keringat. Seorang atlet jika ingin mengganti cairan yang hilang hanya dengan air sama saja akan mengurangi konsentrasi sodium dalam darahnya. Contohnya, bayangkan sebuah gelas yang berisi air garam, kemudian tumpahkan setengahnya (sama seperti hilangnya keringat), dan isi kembali dengan air dapat terlihat bahwa air asin didalam gelas akan terlihat lebih encer dan kadar garamnya akan berkurang. Hal seperti inilah yang terjadi di dalam tubuh kita. Hal ini seringkali terjadi pada seorang atlet disaat dia ingin mengganti cairan dalam tubuhnya yang hilang hanya dengan mengkonsumsi air saja. Hasilnya adalah HYPONATREMIA.
GEJALA HYPONATREMIA
Tanda-tanda awal terkena hyponatremia kadang sering tidak terlihat atau hampir sama dengan gejala dehidrasi biasa seperti pusing, mual, keram otot, tidak fokus, susah bicara dan kadang timbul kelakuan di luar kebiasaan. Pada poin inilah para atlet lebih banyak mengganti cairannya dengan minum air saja, karena mereka pikir ini adalah gejala dehidrasi. Kenyataannya, air sendiri akan meningkatkan gejala hyponatremia itu sendiri dan lebih parahnnya lagi atlet bisa mengalami pingsan, koma, bahkan cenderung pada ancaman kematian.
CARA PERAWATAN HYPONATREMIA
Pada gejala awal hyponatremia seperti diatas, seorang atlet seharusnya memilih minuman khusus seperti sport drink (Gatorade) atau makan makanan yang mengandung garam. Jika memungkinkan, atlet harus sudah mempersiapkan jauh-jauh hari dan memperkirakan kira-kira berapa banyak yang dibutuhkan untuk mengganti cairan yang hilang dan kebutuhan sodium selama kejuaraan berlangsung dan tetap tampil prima selama berkompetisi. Jika gejala yang ditemui sangat fatal, maka dibutuhkan penanganan dokter secepatnya.
CARA MENCEGAH TERJADINYA HYPONATREMIA
Cara terbaik bagi seorang atlet dalam mencegah terjadinya hyponatremia adalah sebagai berikut:
- Gunakan selalu minuman sport drink yang mengandung sodium selama event berlangsung.
- Makanlah makanan yang mengandung banyak garam sebelum maupun selama event jika memungkinkan.
- Karena tidak adanya petunjuk yang jelas mengenai masalah sodium ini, maka sangat penting bagi atlet untuk mengerti kebutuhan akan minumannya sendiri.
- Timbanglah badan anda tiap sebelum dan sesudah latihan sehingga anda dapat mengukur seberapa banyak jumlah minuman sport drink yang anda butuhkan.
- Tingkatkan penggunaan garam hingga 10-25 gram untuk beberapa hari selama sebelum kompetisi. Karena dengan meningkatkan kadar sodium akan menyeimbangkan jumlah air saat berkeringat nantinya, sehingga kadar sodium dalam darah tidak menjadi terlalu encer.
- Jauhi penggunaan aspirin, ibuprofen dan obat-obat anti steroid lainnya karena hal ini justru akan meningkatkan resiko hyponatremia pada atlet.
- Seperti banyaknya atlet yang mengambil perawatan akan hal ini, maka mereka harus menyadari efeknya bagi performa mereka. Tambahan lagi, dengan kebutuhan akan medikasi ini akan membuat tubuh mereka sendiri akan sulit memberikan sinyal apabila atlet merasa kesakitan atau injury. Atlet tidak diharuskan menggunakan perawatan ini secara berlebihan.
Harus diingat bahwa atlet merespon secara berbeda setiap latihan, baik cairan maupun sodiumnya sesuai dengan kebutuhannya. Sebuah rekomendasi memperkirakan kira-kira dibutuhkan 1 gram sodium per jam pada setiap latihan yang membutuhkan intesitas yang tinggi. Jenis makanan yang dapat memberikan tambahan sodium termasuk sup ayam, acar, keju, pretzels dan jus tomat.
Tidak lupa pula untuk selalu berkonsultasi dengan dokter anda untuk keterangan lebih lanjut mengenai sodium ini, terutama jika anda mempunyai history dengan penyakit tertentu atau sedang dalam perawatan atas kondisi kesehatan anda.
Apa itu dehidrasi ?
Air merupakan elemen penting dalam tubuh. Sehingga hidrasi yang cukup atau memadai adalah suatu kewajiban yang harus dilakukan untuk memungkinkan tubuh berfungsi secara baik dan normal. Lebih dari 75% berat dari tubuh terdiri dari air. Sebagian besar air dalam tubuh ditemukan dalam sel-sel tubuh (ruang intraselular). Sisanya ditemukan dalam ruang ekstraseluler, yang terdiri dari pembuluh darah (ruang intravascular) dan ruang antar sel-sel (ruang interstisial).
Total body water = intracellular space + intravascular space + interstitial space
Dehidrasi terjadi ketika jumlah air yang meninggalkan tubuh lebih besar dibanding yang didebet kedalam. Hal ini terutama berlaku dengan air dalam tubuh. Berikut ini adalah beberapa aktifitas yang menyebabkan kita kehilangan air dalam tubuh :
- Bernafas. Setiap kali kita menghirup dan menghembuskan nafas menyebabkan keluarnya cairan dalam tubuh. Adapun fungsi lain dari bernafas adalah menciptkan stabilitas kelembaban tubuh.
- Berkeringat. Proses keluarnya keringat ditujukan untuk menciptakan ataupun mendinginkan tubuh agar suhu tubuh kembali ketitik normal.
- Buang air kecil dan buang air besar. Buang air kecil dan besar juga ambil peranan menciptkan tubuh kekurangan cairan. Tapi pada hakikatnya Buang air kecil dan besar bertujuan membersihkan tubuh dari produk-produk limbah hasil kimiawi.
Dalam kondisi normal, seseorang diharuskan banyak meminum air sebagai tindakan ganti rugi atas segala penyebab yang mengakibatkan keluarnya air dari tubuh. Jika dalam ruang intravaskuler (dalam pembuluh darah) kekurangan air, tubuh dapat mengkompensasinya dengan mengubah air dari dalam sel ke dalam pembuluh darah. Namun proses tersebut sifatnya jangka pendek. Sedangkan tubuh “hidup” dalam rentang yang sangat sempit untuk sesegera mungkin menormalkan kadar air dalam tubuh. Kemudian disisi yang lain kecukupan air dalam tubuh dibutuhkan secepat mungkin.
Tubuh secara otomatisasi bisa memantau jumlah cairan yang dibutuhkan untuk menjalankan fungsi organ. Sinyal ataupun mekanismenya biasa kita sebut dengan haus. Haus adalah sinyal tubuh memerlukan minum air karena mengeringnya lumbung air dalam tubuh. Selain itu, hormon seperti anti-diuretik (ADH) dan ginjal juga berperan sebagai alat yang mengatur jumlah air yang keluar dan juga mengatur penghematan air.
Apa yang menyebabkan dehidrasi?
Dehidrasi terjadi karena terlalu banyak air yang hilang atau keluar dari tubuh, atau tidak cukupnya cadangan air dalam tubuh untuk digunakan. Atau kemungkinan dehidrasi lainnya terjadi karena perpaduan atau kombinasi dari keduanya yakni banyaknya air yang keluar dan menipisnya kadar air dalam tubuh. Berikut adalah kejadian yang mempengaruhi berkurangnya air dalam tubuh :
- Diare: Diare adalah penyebab umum untuk kebanyakan orang kehilangan cairan dalam tubuh dalam jumlah lebihan. Jumlah yang signifikan dari air yang kebuang akibat setiap gerakan usus yang memaksa air keluar dalam jumlah yang berlebih. Di seluruh dunia, lebih dari empat juta anak meninggal setiap tahun karena dehidrasi akibat diare.
- Muntah: Muntah juga bisa menjadi penyebab hilangnya cairan dan sulit bagi seseorang untuk mengganti air dengan minum pada saat kondisi lambung yang masih meng-erupsi matrial muntah.
- Keringat: Tubuh bisa kehilangan sejumlah besar air ketika mencoba untuk mendinginkan diri dengan berkeringat. Panas tubuh tidak semata dipengaruhi oleh lingkungan saja seperti bekerja dalam lingkungan yang hangat., intensitas berolahraga dalam kondisi terik, atau ketika demam hadir karena infeksi. Dalam berbagai kondisi tersebut tubuh menggunakan sejumlah besar air dalam bentuk keringat untuk mendinginkan kembali suhu dirinya. Oleh sebab itu kini marak produk minuman isotonic sebagai solusi pelepas dahaga. Cuaca serta jalan cepat dapat menghasilkan sampai 16 ons keringat untuk memungkinkan pendinginan tubuh, dan jumlah air yang keluar perlu diganti.
- Diabetes: Pada penderita diabetes, kadar gula darah tinggi menyebabkan gula tumpah ke air seni dan air ikut terbawa didalamnya sehingga dapat pula menyebabkan dehidrasi yang sangat signifikan. Sedikit informasi, jikalau dirasa sering kencing dan haus yang berlebihan tidak ada salahnya untuk memeriksakan kadar gula darah, sebab gejala yang sedemikian banyak dialami para diabetesien.
- Kebakaran: Bagi korban kebakaran pastinya akan mengalami tingkat dehidrasi yang sangat tinggi, karena kulit yang rusak akibat terbakar akan sulit untuk mencegah dari merembesnya lebih banyak cairan keluar dari tubuh.Dan juga jenis penyakit peradangan kulit lainnya juga akan berakibat dari kehilangan cairan dalam tubuh. Oleh karena itu, berhati-hatilah terhadap penggunaan apapun yang berhubungan dengan zat-zat yang menimbulkan api karena jika bersentuhan langsung dengan kulit akan mengakibatkan hal yang sangat fatal.
- Ketidakmampuan untuk minum cairan: Ketidakmampuan untuk minum air yang memadai adalah penyebab potensial lahirnya dehidrasi. Entah itu karena kurangnya ketersediaan air ataupun kurangnya kekuatan ataupun kemampuan untuk minum dalam jumlah yang cukup. Ditambah lagi dengan rutinitas tubuh yang terbiasa kehilangan air. (Dillah/dv/ok/bb.com)