Untuk mencapai prestasi puncak maka seorang atlet harus dapat mencapai suatu kondisi fisik dan mental yang sempurna. Artinya seluruh kemampuan fisiknya harus mencapai kondisi atau tahap tertentu, sehingga kinerja fisik yang dihasilkan juga tinggi.
Tingkat kondisi fisik yang disyaratkan ini berbeda-beda tergantung dan macam cabang olahraga yang dilakukan. Misalnya seorang pemain sepak bola harus mempunyai kondisi fisik yang baik untuk dapat bermain kuat selama 2 x 45 menit. Berarti ia harus mempunyai VO2 Max yang cukup tinggi yaitu sekitar 60 – 70 cc/kg BB/menit. Selain itu ia harus sanggup menendang bola dengan akurat ke sudut gawang dan ini berarti bahwa ia harus mempunyai kekuatan tungkai yang sangat baik dan akurasi/ketepatan yang prima. Contoh lain adalah pada seorang atlet lontar martil, ia harus mempunyai tenaga yang cukup besar agar dapat melontarkan martil yang berat tersebut sejauh-jauhnya. Ia harus punya kelenturan (flexibility) yang baik dan teknik melempar yang akurat.
Kondisi-kondisi fisik atlet-atlet tersebut dapat dicapai dengan cara melakukan latihan yang sistematis dan terukur. Program latihan harus jelas dan waktu yang tersedia cukup. Ingat bahwa program latihan biasanya ada fase atau periode latihan fisik, periode peralihan, periode pertandingan dan periode istirahat/pemulihan.
Semua periode tersebut harus dilalui dengan cukup intensitas dan terperinci, sehingga kinerja fisik yang dihasilkan seorang atlet akan betul-betul maximal. Latihan-latihan yang diberikan pelatih harus betul-betul melatih semua komponen kesegaran jasmani (physical fitness) yang ada, yaitu :
– Kemampuan aerobik.
– Kemampuan anaerobik.
– Kekuatan
– Power.
– Kecepatan.
– Kelenturan.
– Kelincahan.
– Ketepatan.
– Keseimbangan.
– Komposisi tubuh.
Kemampuan aerobik harus cukup tinggi pada setiap atlet, terutama pada nomer-nomer jarak jauh (endurance).
Pelari marathon diharuskan mempunyai VO2 Max sekitar 70 cc/kg BB/menit sedangkan untuk seorang pemain judo cukup sekitar 55 cc/kg BB/menit. Kemampuan aerobik harus tinggi pada olahraga yang membutuhkan kecepatan, seperti olahraga tarung (combat sport). Kekuatan otot disyaratkan harus mencapai sekitar 150 kg untuk punggung, 200 kg untuk tungkai dan 60 kg untuk kekuatan genggam. Atau juga kekuatan tinggi loncatan harus cukup besar, yaitu 70 cm.
Bila kekuatan otot secara umum baik, tentunya akan sangat meningkatkan kinerja. Power ( tenaga ledak ) merupakan suatu kemampuan mengangkat beban dengan cepat, sehingga bila kekuatan otot sudah cukup baik, maka power akan juga baik.
Ketepatan harus dilatih berulang-ulang, dengan teknik gerakan yang benar secara biomekanik, sehingga tercapai suatu kemampuan ketepatan yang tinggi. Kelincahan akan mudah dilatih apabila VO2 Max sudah cukup baik dan kekuatan dan kelenturan juga cukup. Komposisi tubuh seorang atlet juga harus di sesuaikan dengan nomer spesialisasi yang di jalani. Seorang pemain bola basket haRus tinggi badannya dan tidak boleh gemuk, karena harus lincah dan banyak loncat. Sebaliknya seorang lifter harus agak pendek dengan otot yang cukup besar agar dapat mengangkat dengan benar. Untuk mencapai kondisi fisik tersebut, gizi harus diperhatikan agar cukup tenaga yang diperlukan atlet. Gizi ini meliputi makanan yang cukup kwalitas dan kwantitas serta menu yang menarik dan tidak membosankan.
Banyaknya kalori yang dimakan tergantung dari macam olahraganya dan berat badan atlet. Misalnya seorang pembalap sepeda jarak jauh yang berat badannya 60 kg membutuhkan kalori sebesar ± 4000 kalori, tergantung dari jarak yang dijalaninya.
Selain faktor-faktor diatas, ada hal lain yang perlu diperhatikan, yaitu pemulihan/istirahat yang cukup. Beberapa atlet merasa bahwa prestasi akan baik apabila latihan keras terus menerus. Hal ini memang benar tetapi harus memperhatikan intensitas latihan dan masa pemulihan. Ini sangat bermanfaat agar atlet dapat merasa segar kembali setelah latihan berat. Biasanya istirahat diberikan 1 minggu 1 x misalnya pada hari, minggu dan latihan berat hanya dilakukan 1 x dalam seminggu.
Latihan dengan intensitas berat, selalu harus diselingi dengan latihan ringan, sehingga tubuh tidak akan terlalu berat dibebani. Pemulihan akan berguna untuk mengembalikan tenaga kembali sehingga dapat berlatih kembali dengan segar pada esok harinya.
Macam-macam tindakan untuk pemulihan adalah melakukan pijat (massage), masuk kedalam ruang sauna acupressure dan acupuncture. Semua upaya ini akan merangsang tubuh untuk mengeluarkan zat-zat ampas dan tubuh sehingga tenaga menjadi pulih kembali. Apabila cara-cara ini dipraktekkan secara rutin, maka kondisi fisik akan selalu fit dan kinerja akan terus meningkat.
Pada orang awam, physical conditioning ini juga perlu dijaga, agar dapat bekerja sehari-hari dengan benar. Latihan tidak boleh berlebih dan gizi juga harus dijaga. Istirahat harus cukup agar pemulihan menjadi optimal.(dr. Hario Tilarso, SpKO. FACSM.)
One Response
Terimakasih sangat bermanfaat