Kopi telah lama menjadi minuman favorit banyak orang karena cita rasanya yang khas. Namun meski telah ada sejak abad ke-9 SM, minuman ini masih menyimpan banyak pro dan kontra, terutama perihal menentukan mana yang lebih besar, apakah manfaat atau efek sampingnya.
Bagi para penikmat kopi, minuman yang memiliki aroma harum yang khas ini dipilih lantaran kandungan kafeinnya yang dapat menstimulasi otak agar tetap fokus dalam aktivitas, baik dalam hal pekerjaan, bahkan olahraga. Namun bagai pisau bermata dua, kafein juga dapat berefek negatif, seperti meningkatkan denyut jantung, sakit perut, serta insomnia.
Lantas apakah kopi termasuk minuman yang sehat? Berikut Reps ulas selengkapnya untuk Anda.
Apa manfaat kopi bagi kesehatan?
Kopi dikenal sebagai minuman ajaib karena dapat mengurangi semua penyebab kematian. Dalam hal ini, mereka bisa melindungi Anda dari pembunuh besar, seperti penyakit jantung, diabetes, dan kanker. Sebuah penelitian terbaru menunjukkan bahwa minum kopi dikaitkan dengan penurunan yang signifikan pada penyakit kardiovaskular.
Para peneliti mengidentifikasi tiga subtipe kopi – tanpa kafein, bubuk, dan instan – dan membagi peminum menjadi 0 cangkir per hari, kurang dari 1 cangkir per hari, 2-3, 4-5, dan lebih dari 5 cangkir per hari. Kemudian kesehatan 449.563 peserta dilacak selama lebih dari 12 tahun.
Hasilnya, semua subtipe dikaitkan dengan pengurangan “insiden CVD” (penyakit kardiovaskular), tetapi risiko terendah terlihat pada kelompok 2-3 cangkir sehari yang minum kopi tanpa kafein, diikuti oleh peminum kopi bubuk, dan kemudian instan. Meski begitu, perbedaan di antara ketiganya dalam perlindungan kardiovaskular dapat diabaikan. Ini berarti konsumsi kopi dapat menjaga kesehatan jantung Anda.
Selain itu, sebuah tinjauan besar dari meta-analisis yang didukung oleh EPIC (European Prospective Investigation into Cancer and Nutrition Study), menemukan bahwa kopi (baik berkafein ataupun tanpa kafein) dikaitkan dengan insiden yang lebih rendah dari diabetes tipe 2, batu ginjal, penyakit Parkinson, asam urat, fibrosis hati, penyakit hati berlemak non-alkohol, sirosis hati, kanker hati, dan penyakit hati kronis.
Efek kafein baik atau buruk?
Kopi mendapat reputasi buruk karena kandungan kafeinnya, tetapi sebagian besar efek buruk karena kafein bersifat sementara atau tidak sebanding dengan menfaat minuman ini secara keseluruhan. Pada beberapa orang, kafein dapat meningkatkan tekanan darah, tetapi pada orang yang telah terbiasa, tubuh akan menolerasi terhadap efek samping tersebut.
Selain meningkatkan tekanan darah, minuman ini juga dapat menyebabkan insomnia, namun akan menghilang setelah terbiasa. Untuk mengatasi insomnia, Anda dapat memperhatikan waktu paruh kafein. Beralihlah ke jenis tanpa kafein 5 hingga 10 jam sebelum tidur.
Asupan kafein yang tinggi juga dapat merangsang produksi urin, tetapi tidak ada efek merugikan pada status hidrasi yang ditemukan dengan asupan jangka panjang dalam jumlah sedang (400 mg sehari). Mulut kering yang Anda rasakan setelah konsumsi kopi adalah efek tanin, bukan karena dehidrasi.
Kafein juga dikaitkan secara negatif mempengaruhi sensitivitas insulin, tetapi itu hanya jangka pendek. Konsumsi 4 hingga 5 cangkir per hari selama 6 bulan mungkin dapat mempengaruhi sensitivitas insulin. Selain itu kafein juga dapat meningkatkan fungsi paru-paru pada orang dewasa, mungkin mengurangi risiko fibrosis hati atau sirosis, menurunkan risiko Parkinson, meningkatkan thermogenesis (yang menciptakan pembakaran lemak, serta meningkatkan kinerja mental dan fisik.
Baca juga: Manfaat kopi yang jarang diketahui orang.
Apa yang membuat kopi baik untuk kesehatan?
Selain kafein yang memiliki banyak manfaat, kopi mengandung antioksidan dan anti-inflamasi yang mirip dengan yang ditemukan dalam sayuran. Namun penelitian pada hewan dan manusia juga menunjukkan bahwa kandungan antioksidan dan anti-inflamasi ini terlalu rendah untuk pembersihan radikal bebas yang efisien. Meski secara teknis tidak seperti sayuran dan buah, mereka memberi manfaat sehat melalui mekanisme yang sama.
Selain itu, kopi mengandung ratusan fitokimia yang tinggi yakni sekitar 40% polifenol dan sekitar 70% asam fenolik yang juga terkandung dalam makanan nabati lainnya seperti brokoli, bit, delima, kurkumin, kakao, dll. Jadi secara tidak langsung, konsumsi kopi sangat baik untuk mereka yang jarang dan tidak suka makan sayuran.
Sedikit yang tahu bahwa minum kopi memacu ekspresi beberapa gen yang memunculkan enzim seperti superoksida, katalase, glutathione peroksidase, dan glutamin-sistein ligase; enzim yang terlibat dalam perbaikan DNA, pembersihan radikal bebas, dan tindakan anti inflamasi. Demikian juga dengan beberapa enzim yang memiliki “Tindakan detoksifikasi xenobiotik” (membersihkan tubuh secara mendalam dari polusi, pestisida, aditif makanan, karsinogen, obat-obatan, dll.).