Jakarta, 8 April 2017 – PROCHIZ, brand keju berkualitas tinggi asli Indonesia menggelar kegiatan PROCHIZ Vaganza 2017 di Laguna Atrium Central Park Mall Jakarta akhir pekan ini. Melalui PROCHIZ Vaganza, PROCHIZ memperkenalkan identitas terbarunya, sekaligus mengajak masyarakat untuk merayakan tumbuhnya kebiasaan mengonsumsi keju dan menikmati segala manfaat keju untuk menu sehat keluarga. Lewat kegiatan ini, masyarakat dari berbagai usia dan golongan dapat berpartisipasi dalam berbagai kegiatan seru mulai dari Cooking Demo untuk para orang tua, kompetisi untuk anak-anak dan berbagai hiburan untuk keluarga. Melalui acara ini, PROCHIZ ingin menyampaikan pada masyarakat bahwa “Selalu ada rasa dan cinta, dari keju PROCHIZ”.
Ditemui di sela kegiatan PROCHIZ Vaganza (08/04), Marketing Manager PT Mulia Boga Raya Lina Phang menjelaskan bahwa Lewat PROCHIZ Vaganza, PROCHIZ ingin menginspirasi masyarakat mengenai serunya kehidupan yang bisa mengambil berbagai manfaat dari keju. ” Sesuai dengan visi dan misi PROCHIZ yaitu mengkejukan masyarakat dan memasyarakatkan keju, maka PROCHIZ berkomitmen untuk menghasilkan keju berkualitas dengan harga terjangkau, sehingga semua lapisan masyarakat dapat menikmati berbagai manfaat gizi dari keju,” jelas Lina Phang.
Berbeda dengan di Eropa, keju kerap kali tidak muncul dalam menu makanan khas Asia dan Indonesia. Padahal keju adalah makanan padat nutrisi, beberapa di antaranya vitamin seperti vitamin C, vitamin B6, vitamin B-12, vitamin A, vitamin D, vitamin E dan vitamin K. Vitamin lainnya seperti vitamin B1 (hiamin), riboflavin, niacin juga ditemukan dalam berbagai jenis keju. Keju juga menyediakan beberapa mineral penting bagi tubuh seperti kalsium, natrium, zinc, fosfor, kalium dan zat besi.
Salah satu sebab rendahnya konsumsi keju di Indonesia adalah karena adanya stigma bahwa keju adalah makanan mewah dan hanya layak dikonsumsi oleh golongan orang kaya. Di zaman kolonial dulu, memang keju adalah makanan orang Belanda, para bangsawan dan orang kaya. Bisa menyantap keju adalah kemewahan dan menandakan status sosial. Padahal seharusnya setiap orang Indonesia memiliki akses untuk menikmati berbagai manfaat gizi dari keju. Dengan semakin majunya industri dan distribusi, keju bisa dibuat dengan ongkos produksi yang murah. Membuat harga jualnya pun jadi lebih terjangkau.
Di sisi lain, sebenarnya Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian Sekretariat Jenderal (PUSDATIN) Kementerian Pertanian mencatat bahwa keju adalah salah satu produk susu olahan yang memiliki tingkat pertumbuhan konsumsi setahun masyarakat Indonesia yang cukup besar, yaitu sebesar 12.50% per tahun. Dinas Peternakan Jawa Barat juga pernah merilis hasil survei mengenai produk olahan susu yang paling digemari. Sekitar 52 persen menjawab keju. Mengalahkan es krim, yoghurt, ataupun susu murni. Produk keju juga makin populer karena ada banyak merek makanan yang mengeluarkan produk berbahan keju.
Didorong situasi rendahnya konsumsi keju di Indonesia, memotivasi PT Mulia Boga Raya yang berdiri sejak 2007 untuk menyediakan keju dengan harga terjangkau, sehingga masyarakat dari berbagai kalangan dan status ekonomi sosial dapat menikmati manfaat gizi dari keju. Brand PROCHIZ sendiri secara resmi diluncurkan di pasaran sejak tahun 2010.
“Sesudah 7 tahun berkiprah di Indonesia, PROCHIZ saat ini adalah brand keju asli Indonesia no. 1 dan sudah diekspor juga ke sembilan negara di Asia dan Afrika,” ungkap Lina Phang menambahkan.
Saat ini, PT Mulia Boga Raya memiliki pabrik bersertifikasi ISO yang pastinya menghasilkan produk yang tidak usah diragukan kualitasnya. Mayoritas perusahaan roti (bakery) besar di Indonesia kini juga sudah menggunakan keju PROCHIZ, bahkan hingga mendukung berbagai usaha kuliner dalam skala Usaha Kecil dan Menengah (UKM). Saat ini PT. Mulia Boga Raya juga adalah toll manufacturer untuk brand keju Anchor.
“PROCHIZ Vaganza ini merupakan upaya kami kembali berbagi pada masyarakat, agar para orang tua, anak dan seluruh anggota keluarga dapat merayakan hobi mengonsumsi keju dengan riang dan ceria, karena selalu ada rasa dan cinta dari PROCHIZ,” Jelas Lina Phang.
Chef Billy Kalangi yang juga tampil di PROCHIZ Vaganza turut menekankan pentingnya memasukan keju dalam menu diet keluarga. “Keju adalah bahan makanan yang lezat dan mengandung banyak kandungan gizi dan juga sangat serbaguna. Kita dapat menambahkannya ke berbagai hidangan lainnya atau memakannya langsung dan menikmati manfaat gizinya. Nyaman dan mudah dikonsumsi dan yang terpenting disukai juga oleh anak-anak. Dari PROCHIZ sendiri, tersedia banyak varian dengan rasa yang unik untuk melengkapi setiap hidangan,” ungkap Billy Kalangi.
Banyak aktivitas menarik yang berlangsung di kegiatan PROCHIZ Vaganza ini, di antaranya ada school performances, coloring competition dan cupcake competition yang melibatkan partisipasi anak-anak Indonesia yang sehat dan kokoh berkat rajin mengonsumsi keju. Ada pula cooking demo bersama Chef Billy Kalangi dan Chef Achen (Ny. Liem) yang menginspirasi orang tua untuk menyiapkan hidangan sehat bagi keluarganya. Selain itu, tersedia juga hiburan dari Arikakustik, serta penyanyi cilik Naura dan Romaria, area playground untuk anak, photo booth dan masih banyak lagi. Lewat PROCHIZ Vaganza, PROCHIZ berharap masyarakat semakin yakin untuk mengambil manfaat gizi dari keju, lewat berbagai menu sehat sehari-hari.
Selain berbagai aktivitas tersebut, PROCHIZ juga mengadakan Lomba Kreasi Resep PROCHIZ yang terbuka untuk umum. Partisipan dapat mengirimkan resep makanan utama, pembuka, kudapan, atau makanan penutup. Perlombaan yang digelar pada 1-25 Maret 2017 melalui akun media sosial PROCHIZ ini berhasil menjaring 280 partisipan. Sebanyak 50 resep terbaik akan akan berkompetisi kembali di babak final pada hari terakhir PROCHIZ Vaganza (09/04) untuk memilih 5 pemenang utama dan 5 pemenang favorit.
“Melalui PROCHIZ Vaganza dan harga keju terjangkau yang disediakan PROCHIZ, keju dapat hadir dalam banyak jenis makanan, tidak perlu ada lagi kelas sosial tertentu untuk mengonsumsi keju dan anak-anak Indonesia bisa tumbuh dengan sehat dan ceria dengan segala manfaat keju, tutup Lina Phang.