Minyak adalah salah satu bahan makanan yang paling sering digunakan dalam mengolah berbagai hidangan. Namun semua orang tahu, bahwasanya konsumsi minyak berlebih, terutama minyak goreng konvensional (minyak dari kelapa sawit) memberikan efek buruk pada kesehatan karena kandungan kolesterolnya.
Karena itu, orang-orang mulai beralih mencari alternatif minyak yang lebih sehat dan aman dikonsumsi untuk efek jangka panjang. Tapi fakta di lapangan adalah semua jenis minyak sama. Namun yang membedakan tingkat kesehatannya adalah kisaran titik asap. Jika Anda memanaskannya di atas titik asap, maka akan merusak nilai pada makanan.
Kali ini Reps akan mengulas empat jenis minyak yang lebih sehat karena mentolerir memasak dengan panas tinggi sehingga tidak merusak gizi plus rasa terbaik. Simak ulasan selengkapnya berikut ini.
Mengapa perlu memilih minyak yang lebih sehat?
Saat dipanaskan, terutama dengan api yang besar, maka minyak akan mencapai titik asapnya. Ini adalah suhu di mana mereka tidak lagi stabil dan mulai rusak. Saat rusak, minyak akan mulai mengoksidasi dan melepaskan radikal bebas. Ini dapat merusak sel-sel tubuh dan berkembang menjadi berbagai penyakit.
Selain itu, saat minyak mencapai titik asap akan ada pelepasan zat yang disebut akrolein yang menyebabkan rasa gosong yang tidak enak. Dan faktanya ini mungkin akan berbahaya pada paru-paru Anda.
Jenis-jenis minyak yang sehat untuk Anda konsumsi
Minyak Zaitun
Titik asap minyak zaitun kira-kira 350°F (176°C) yang merupakan suhu memasak umum untuk banyak resep, terutama makanan yang dipanggang. Minyak jenis ini telah lama mendapat predikat minyak paling sehat, karena memiliki rasa khas yang lezat dan juga serba guna.
Minyak zaitun juga kaya akan kandungan sehat, seperti vitamin E yang berperan sebagai antioksidan, asam lemak tak jenuh tunggal (asam oleat) yang telah dibuktikan oleh penelitian memiliki sifat antikanker dan anti inflamasi.
Selain itu, minyak ini mengandung senyawa antioksidan oleochantal dan oleuropein yang mungkin memiliki efek inflamasi, termasuk menurunkan tekanan darah dan mencegah oksidasi kolesterol jahat.
Penelitian juga menemukan bahwa minyak zaitun mengandung senyawa yang menyehatkan jantung dan dapat membantu mencegah kondisi seperti obesitas, sindrom metabolik, dan diabetes tipe 2.
Minyak Alpukat
Minyak alpukat memiliki titik asap sekitar 520°F (271°C), membuatnya cocok untuk memasak dengan panas tinggi, seperti menggoreng. Ini memiliki rasa netral seperti alpukat yang membuatnya cocok untuk memasak makanan yang manis atau gurih.
Komposisi minyak alpukat mirip dengan minyak zaitun. Sementara untuk segi kualitas, nutrisi minyak alpukat tergantung pada berbagai faktor, termasuk di mana alpukat ditanam dan metode ekstraksi yang digunakan.
Beberapa penelitian pada hewan menunjukkan bahwa senyawa dalam minyak alpukat dapat melindungi hati sebagai respons terhadap penyakit metabolik dan membantu menurunkan tekanan darah, kolesterol LDL, dan trigliserida yang dapat meningkatkan risiko penyakit jantung. Sayangnya produk minyak alpukat di Indonesia masih sangat jarang.
Minyak Wijen
Minyak wijen memiliki titik asap sedang hingga tinggi, yakni sekitar 410°F (210°C). Karena rasanya yang khas dan harum, minyak wijen kerap ditambahkan ke dalam masakan, seperti sup, tumisan, dll. Namun ada juga minyak wijen yang memang khusus untuk memanggang, dan tentu saja keduanya berbeda.
Tingginya antioksidan sesamol dan sesaminol dalam minyak wijen yang menyehatkan jantung, memiliki berbagai manfaat, termasuk potensi efek pelindung saraf terharap penyakit seperti parkinson.
Selain itu, studi kecil pada 46 orang dengan diabetes tipe 2 menemukan bahwa menggunakan minyak wijen selama 90 hari secara signifikan dapat meningkatkan gula darah puasa dan biomarker manajemen gula darah jangka panjang.
Minyak Safflower
Titik asap untuk minyak safflower lebih tinggi, yakni sekitar 510°F (265°C). Minyak ini terbuat dari biji tanaman safflower yang memiliki bunga berwarna kuning dan oranye. Minyak ini rendah lemak jenuh dan mengandung persentase asam lemak tak jenuh yang lebih tinggi.
Minyak safflower memiliki jumlah asam linoleat dan linolenat yang berbeda. Minyak safflower oleat tinggi mengandung setidaknya 70% asam linoleat. Mengganti lemak lain dengan minyak ini dapat membantu mengurangi risiko penyakit jantung koroner.
Minyak ini juga memiliki rasa yang netral, sehingga sangat cocok untuk bumbu marinasi, saus, menggoreng, dan memanggang karena tidak mempengaruhi rasa.