Oleh: Dr. Hario Tilarso, spKO FACSM
Reaksi alergi merupakan suatu hal umum yang bersifat bawaan dari lahir. Hal ini terjadi karena terdapat kelainan dalam sistem kekebalan tubuh, sehingga bereaksi berlebihan dengan mengeluarkan suatu hormon yang lazim dikenal dengan histamine.
Alergi adalah suatu keadaan dimana seseorang tidak tahan terhadap sesuatu zat tertentu. Hal ini disebabkan karena tubuh orang tersebut bereaksi tidak wajar terhadap suatu benda asing sehingga menimbulkan gejala-gejala fisik seperti; gatal-gatal, sesak nafas, pusing, dll.
Salah satu contoh reaksi alergi adalah rasa gatal ketika makan udang. Udang mengandung zat-zat yang dapat menimbulkan alergi pada orang-orang tertentu, sehingga terjadilah gatal-gatal. Zat yang memberikan reaksi alergi ini disebut allergen, dan zat ini dapat berupa cairatau makanan, dapat pula berupa suhu udara (misalnya dingin) = berupa polutan(zat yang menyebabkan polusi udara) atau juga berupa debu yang berasal dari tanaman. Semua alergen ini cara kerjanya sama, yaitu mengandung zat yang dapat menyebabkan produksi histamine.
Intinya disini adalah bahwa orang tersebut yang mempunyai reaksi yang abnormal. Salah satu allergen yang kita kenal dengan makanan, baik itu yang berasal dari hewan maupun dari tumbuh-tumbuhan, biasanya berasal dari binatang yang hidup di dua alam seperti udang, kepiting, kodok, dan juga beberapa macam ikan. Sedangkan yang berasal dari tumbuh-tumbuhan adalah bunga-bungaan, serbuk sari dari beberapa macam buah.
Khusus makanan dari hewan, telur dan susu juga dapat memberikan reaksi alergi. Banyak orang Asia yang mempunyai toleransi yang tidak baik terhadap susu yang disebut “lactose intolerance”, karena dalam tubuh tidak biasa minum susu dari kecil. Bila minum susu maka akan diare. Telur dapat menyebabkan pula reaksi alergi, dan beberapa orang berpendapat bahwa protein (zat putih telur) yang menyebabkannya. Reaksi tubuh yang terjadi adalah seperti tadi dikatakan yaitu, gatal-gatal, kulit merah, bengkak pada bibir dan gatal disekitar mata, serta hidung berair. Apabila parah reaksinya maka akan terjadi koleps/pingsan.
Pendapat menyatakan bahwa protein dapat meyebabkan bisul adalah tidak benar, karena bisul merupakan infeksi kuman pada kulit.
Bila seseorang alergi protein maka tentunya konsumsi telur harus di-stop, sebagai gantinya maka dapat mengkonsumsi daging dan protein dari tumbuh-tumbuhan seperti gandum. Beberapa orang bahkan menghindari protein (telur) ini dengan menjadi vegetarian, yaitu hanya memakan tumbuh-tumbuhan saja. Untuk atlet hal ini agak merugikan karena protein yang berasal dari hewan tidak masuk tubuh, sehingga diperlukan suplemen-suplemen protein tertentu agar tubuh dapat melakukan latihan fisik yang benar-benar cukup.
Seperti diketahui protein ini merupakan zat yang penting untuk pertumbuhan pada cedera dan sakit. Serta zat yang penting untuk pembentukan antibody. Selain itu protein juga dapat menjadi sumber tenaga pada saat karbohidrat kurang dalam tubuh. Pengobatan pada alergi protein ini memang banyak memberikan hasil maksimal. Yang paling penting adalah menjauhi makan protein dan memakan suplemen-suplemen protein untuk memperkuat tubuh.
Penyakit lain yang ada kaitannya dengan alergi adalah asma. Pada asma, allergen akan menyebabkan penyempitan dijalan nafas dan pengeluaran lendir, sehingga nafas menjadi susah/sesak dan kadang-kadang berbunyi (wheezing). Pengobatannya adalah dengan pemakaian obat sedot (inhaler) yang dapat membesarkan jalan nafas, yang akan menghilangkan sesak nafas. Penyakit ini tidak dapat disembuhkan hanya saja dapat diminimalkan dengan cara mengurangi stress. Latihan olahraga akan memperbaiki kondisi tubuh dan mengurangi serangan-serangan asma.