Semenjak kesadaran masyarakat kepada kesehatan semakin meningkat, semakin banyak pula pengaturan pola makan atau biasa kita sebut diet bermunculan. Salah satu yang sedang menjadi trend saat ini adalah diet ketogenic.
Diet ketogenic adalah pengaturan pola makan yang menganut prinsip rendah karbohidrat, protein menengah dan tinggi lemak. Berkebalikan dengan konsep diet pada umumnya yang justru menghindari konsumsi lemak. Dalam diet ini segala makanan berkarbohidrat kerap dihindari karena memicu glukosa tinggi dalam darah sehingga kalori harian yang didapat 70-75% lemak, 20% protein, 5% karbohidrat.
Mengapa diet ketogenic memperbolehkan konsumsi lemak dalam jumlah tinggi?
Pada dasarnya tubuh manusia menggunakan 2 jenis bahan bakar untuk menghasilkan energi, yakni glukosa (gula) dan keton (lemak). Selama persediaan glukosa masih ada, lemak akan disimpan sebagai bahan bakar cadangan. Jika glukosa telah habis, barulah tubuh membakar lemak menjadi energi. Kondisi tersebut disebut juga ketosis. Efeknya adalah lemak yang ada di dalam tubuh akan habis sehingga berat badan Anda akan turun dengan cepat. Apalagi jika Anda membantunya dengan program OCD atau intermitten fasting.
Makanan Dalam Diet Ketogenic
Makanan yang diperbolehkan:
- Makanan berprotein dan mengandung lemak seperti daging sapi, kambing, ayam, bebek, ikan, telur, keju dan lemak alami (minyak kelapa, cacao fat, zaitun).
- Sayur-sayuran dapat dikonsumsi dalam jumlah sedikit untuk kebutuhan serat, seperti sayuran hijau, timun dan jamur.
- Buah-buahan dikonsumsi terbatas, bisa dari alpukat dan kelapa.
- Untuk minuman, Anda dapat mengkonsumsi kopi, teh dan air putih.
- Beberapa jenis kacang-kacangan dan agar-agar dapat dikonsumsi sebagai snack.
Makanan yang harus dihindari:
- Hindari semua jenis beras, gandum, gula, makanan bertepung dan pati (kentang, jagung, singkong).
- Hindari buah-buahan yang manis seperti pisang, nanas, mangga, dll.
- Hindari minuman kemasan karena mengandung gula dan pemanis buatan yang sangat tinggi.
Setelah mengetahui apa itu diet ketogenic, mari kita menilik keuntungan dan efek sampingnya berikut:
Keuntungan Diet Ketogenic
Manfaat sehat dari beberapa kondisi penyakit
Berkurangnya kadar glukosa dalam tubuh, sedikit banyak memberikan pengaruh yang baik bagi tubuh, khususnya bagi beberapa kondisi penyakit. Dilansir dari Alodokter.com diet ketogenic telah terbukti mengurangi kejang-kejang pada penderita epilepsi, mengurangi kadar HbA1c pada penderita diabetes tipe 2, membantu menjaga stabilitas mood bagi penderita gangguan bipolar, dan menurunkan kolesterol pada penderita obesitas.
Menurunkan berat badan dengan cepat
Dengan adanya proses ketosis yang terjadi di dalam tubuh, lemak yang menjadi kendala dalam menurunkan berat badan akan terbakar sebagai energi, sehingga berat badan akan turun dengan cepat.
Mengurangi resiko penyakit jantung
Diet keto yang dijalankan dengan mengkonsumsi lemak sehat kemungkinan mampu mengurangi resiko menderita penyakit jantung dan tekanan darah tinggi . Hal ini dikarenakan menurunnya kadar insulin sehingga produksi kolesterol dalam tubuh juga ikut menurun.
Tidak perlu menghitung kalori dan tidak perlu merasa lapar
Dalam diet ketogenic, kita tidak perlu menghitung berapa jumlah kalori yang dikonsumsi setiap hari. Diet ini juga tidak membuat Anda merasa lapar dengan membatasi jumlah makanan, tetapi hanya mengharuskan kita untuk mengatur apa saja yang boleh dikonsumsi dan harus dihindari.
Mengontrol kadar gula darah
Konsumsi karbohidrat dalam jumlah sedikit mampu membantu Anda mengontrol kadar gula darah sehingga mengurangi resiko penyakit diabetes.
Efek Samping Diet Ketogenic
Gejala kelelahan, sakit kepala dan nyeri otot
Dalam beberapa hari pertama menjalani diet ketogenic, tubuh akan merasa lemas, sakit kepala dan nyeri pada beberapa bagian otot. Hal ini dikarenakan penyesuaian tubuh terhadap berkurangnya sumber energi utama, yakni karbohidrat. Kondisi ini tentunya dapat mengganggu aktivitas Anda.
Hipoglikemia
Berkurangnya kadar insulin secara drastis dapat menyebabkan tubuh mengalami hipoglikemia, yakni gangguan kesehatan ketika gula darah di bawah batas normal. Hipoglikemia dapat membuat Anda sulit berkonsentrasi, cepat lelah, detak jantung tidak normal, gangguan tidur, hingga sindrom kecemasan.
Memperparah penyakit ginjal
Makanan yang dikonsumsi dalam diet ketogenic dapat memperberat kerja ginjal. Untuk itu bagi Anda yang memiliki riwayat penyakit ini disarankan untuk tidak melakukannya.
Gangguan pencernaan
Perubahan pola makan yang drastis dapat memicu terjadinya gangguan pencernaan. Salah satunya konstipasi. Hal ini dikarenakan konsumsi sayuran dalam jumlah sedikit dan konsumsi buah yang dibatasi.
Ketoasidosis
Ketoasidosis diabetik merupakan kondisi berbahaya ketika kadar keton di dalam darah sangat tinggi dan membuat pH darah menjadi turun (asam). Jika dibiarkan, kondisi ini dapat mengakibatkan koma hingga kematian. Orang yang paling beresiko mengalami ketoasidosis diabetik adalah penderita diabetes.
Bau mulut
Efek samping yang paling sering terjadi adalah bau mulut. Hal ini disebabkan oleh zat aseton, yakni zat berupa keton yang juga merupakan hasil dari metabolisme lemak. (abul)