
Oleh Dr. Nancye Lorein
Apa itu Kista? merupakan momok mengerikan bagi kaum wanita. Sebagian besar wanita, mengsakralkan kista, karena dapat mengganggu kesuburan dan kehamilan. Kista merupakan pertumbuhan sel baru yang liar. Hingga saat ini, belum diketahui secara pasti penyebab penyakit yang menyerang organ kewanitaan. umumnya dokter berkesimpulan sementara, kista berhubungan erat dengan genetik. Wanita yang menderita kista bukan berarti tidak bisa hamil.
Normalnya, wanita memiliki hormon estrogen dan progesteron, serta sedikit testosteron. Apabila kadar hormon testosteron meningkat akibat adanya ketidakseimbangan asupan lemak, maka hormon ini akan dipecah menjadi sumber hormon yang tidak normal bagi hormon estrogen asing. Karena tertutup hormon lain yang tak normal, maka hormon estrogen di dalam tubuh tidak bisa bekerja dengan baik. Hal ini bisa memudahkan tumbuhnya kista, miom, dan lainnya.
Apa itu kista?
Kista adalah tumor jinak yang biasanya bersarang di organ reproduksi perempuan yang paling sering ditemui. Bentuknya kistik, berisi cairan kental, dan ada pula yang berbentuk anggur. Kista juga ada yang berisi udara, cairan, nanah, ataupun bahan-bahan lainnya. Kista termasuk tumor jinak yang terbungkus selaput semacam jaringan. Kumpulan sel-sel tumor itu terpisah dengan jaringan normal di sekitarnya dan tidak dapat menyebar ke bagian tubuh lain. Itulah sebabnya tumor jinak relatif mudah diangkat dengan jalan pembedahan, dan tidak membahayakan kesehatan penderitanya.
Berdasarkan tingkat keganasannya, kista terbagi dua, yaitu non-neoplastik dan neoplastik. Kista non-neoplastik sifatnya jinak dan biasanya akan mengempis sendiri setelah 2 hingga 3 bulan. Sementara kista neoplastik umumnya harus dioperasi, namun hal itu pun tergantung pada ukuran dan sifatnya. Selain pada ovarium kista juga dapat tumbuh di vagina dan di daerah vulva (bagian luar alat kelamin perempuan). Kista yang tumbuh di daerah vagina, antara lain inklusi, duktus gartner, endometriosis, dan adenosis. Sedangkan kista yang tumbuh di daerah vulva, antara lain pada kelenjar bartholini, kelenjar sebasea serta inklusi epidermal. Ada juga yang membagi kista menjadi 2, yakni kista fisiologis dan patologis. Kista fisiologis akan menghilang pada saat siklus haid yang akan datang. Sedangkan kista patologis tidak akan hilang pada siklus haid berikutnya.
Seorang perempuan yang didiagnosis menderita kista biasanya berusia sekitar 20 – 30 tahun. Gejala dan tanda dari kista beragam mulai tanpa adanya keluhan sampai gejala-gejala sebagai berikut :
- Mengalami menstruasi yang tidak teratur, abnormal, dan rapat secara periode
- Terdapat masa absen, biasanya (tetapi tidak selalu) terjadi setelah satu atau lebih masa menstruasi normal
- Sering merasa ingin buang air besar atau kecil
- Timbul jerawat yang parah dan sangat mengganggu
- Ukuran payudara mengalami penyusutan
- Mengalami perkembangan pada karakteristik lelaki (virilization), seperti tumbuh rambut di sekujur tubuh dan wajah, suara berubah menjadi keras dan dalam, ukuran cilitorus membesar.
- Diabetes
- Rambut menjadi lebih tebal seperti layaknya seorang lelaki
- Mandul atau tidak mempunyai keturunan meski sudah melakukan pengobatan
- Kandungan hormon insulin sangat sedikit
- Mengalami kegemukan, obesitas
Pembagian kista ada bermacam-macam tetapi yang akan dibahas disini adalah pembagian kista berdasarkan isi:
Kista Serosum
Kista ini berisi cairan bening yang bentuk dan warnanya seperti air perasan kunyit. Bila bersarang di indung telur maka kista ini mudah pecah. Jenis kista ini sering berubah menjadi penyakit ganas (disebut kanker) indung telur atau kanker ovarium. Proses pembesaran kista serosum sangat dipengaruhi siklus haid karena saat haid terjadilah penambahan jumlah cairan dalam indung telur.
Hormon estrogen yang meningkat saat kehamilan juga memicu pembesaran kista. Umumnya kista berbentuk seperti buah yang bertangkai. Bila kehamilan makin besar, maka rahim yang membesar karena pertumbuhan janin akan mendesak kista itu. Akibatnya, bisa saja tangkai kista terpuntir. Keadaan ini disebut torsi yang merupakan kasus darurat karena penderita akan mengalami sakit yang sangat. Untuk mencegah terjadinya torsi, begitu ditemukan pada kehamilan triwulan awal, kista harus segera diangkat.
Namun, pendeteksian kista serosum mesti akurat. Secara sepintas bentuknya mirip badan kuning (korpus luteum), yaitu sisa sarang sel telur yang memang ada saat kehamilan. Jadi, bila dari pemantauan USG (ultrasonografi) terlihat kantong besar di indung telur, tidak bisa langsung diputuskan bahwa itu kista. Bisa saja ternyata korpus luteum yang memang dibutuhkan pada saat kehamilan muda. Kalau korpus luteum yang disangka kista ini diambil malah bisa terjadi keguguran.
Kista musinosum
Kista ini berisi cairan berupa lendir kental yang lengket. Bentuknya menyerupai ingus tapi sifat pelekatannya mirip kanji. Sama seperti serosum, kista musinosum pun akan membesar akibat adanya kehamilan. Oleh sebab itu, saat kista musinosum terdeteksi harus segera diangkat.
Penanganan kista musinosum pun mesti dilakukan dengan seksama agar tidak pecah. Bila pecah, maka cairan lem kanji akan membuat lengket organ-organ di dalam rongga perut. Kondisi ini sangat berbahaya karena bisa membuat usus saling menempel, dan kista semakin sulit diambil.
Kista dermoid
Bentuk cairan kista ini seperti mentega. Kan- dungannya tak hanya berupa cairan tapi juga ada partikel lain seperti rambut, gigi, tulang atau sisa-sisa kulit. Teorinya, dermoid timbul dari sisa-sisa sel embrio yang terpental ke organ genital sewaktu yang bersangkutan masih dalam kandungan. Jadi kista ini merupakan bawaan sejak lahir dan bisa dialami pria atau wanita.
Seperti halnya kista musinosum, penanganan kista dermoid memerlukan kehati-hatian karena bila ?meletus? selain cairannya membuat lengket, isi cairan di dalamnya, seperti rambut, gigi atau tulang, bisa masuk ke perut sehingga menimbulkan sakit luar biasa.
Kista endometriosis (Kista Coklat)
Kista ini berasal dari sel-sel selaput perut yang disebut peritoneum. Penyebabnya bisa karena infeksi kandungan menahun, misalnya keputihan yang tidak ditangani sehingga kuman-kumannya masuk ke dalam selaput perut melalui saluran indung telur. Infeksi tersebut melemahkan daya-tahan selaput perut, sehingga mudah terserang penyakit.
Tes-tes yang dapat dilakukan untuk menentukan apakah seorang perempuan mempunyai kista di dalam ovariumnya:
– Abdominal ultrasound
– Abdominal MRI
– Biopsy of the ovary
– Estrogen level
– Fasting glucose and insulin levels
– FSH levels
– Male hormone (testosteron) level
– Vaginal ultrasounds
Tes darah yang dilakukan:
– Pregnancy test (serum HCG)
– Proactin levels
– Throid function test
Nah! jika sudah mengetahui apa itu kista? ada baiknya kita juga harus tahu bagaimana cara mencegah dan mengobati penyakit kista tersebut.
PENCEGAHAN
Upaya yang dilakukan sekarang lebih ke pencegahan. Hidup sehat, pola makan dan pola hidup yang baik. Bagi yang doyan mengkonsumsi fast food (makanan cepat saji) mau mengalah dengan selera, karena mengandung hormon dan kolesterol yang memicu kista endometriosis. Begitu juga bagi wanita yang senang memakan makanan yang mengandung radikal bebas sebab meningkatkan antioksidan dalam tubuh dan mengurangi imunitas tubuh, lakukan check-up medis minimal setahun sekali untuk ibu-ibu atau wanita yang sudah pernah berhubungan seks. Dengan pemeriksaan teratur, gejala awal bisa terdeteksi lebih dini.
Untuk perempuan yang mengalami kista, mereka juga ber-resiko terkena diabetes mellitus. Oleh karena itu pengobatan dengan glucophane (metformin) akan diberikan untuk membuat sel-sel lebih sensitif menghasilkan insulin, yang menyebabkan proses ovulasi kembali normal.Mengurangi berat badan dengan diet akan sangat membantu untuk mengurangi tingginya kadar insulin di dalam darah.
PENGOBATAN
Yang perlu diketahui, kehamilan dapat mempengaruhi kista. Demikian pula kista dapat mempengaruhi kehamilan. Ada pendapat yang menyebutkan bahwa kista tidak akan membesar selama kehamilan, tapi pada kenyataannya tidak. Kista sangat mungkin terus berkembang selama ibu mengandung karena hormon-hormon pada masa kehamilan dapat menjadi pemicu bertambah besarnya kista.
Kista dapat menyebabkan letak janin di dalam rahim menjadi abnormal. Semestinya memasuki trimester akhir, posisi janin sudah menuju jalan lahir. Namun karena terdesak oleh kista maka letaknya jadi melintang atau miring. Akibatnya, tentu saja dapat memengaruhi proses persalinan.
Meski begitu, jangan buru-buru beranggapan kista harus segera diangkat. Pengangkatan kista bergantung dari besarnya kista dan usia kehamilan. Bila saat ukurannya mencapai 3-4 cm keberadaan kista sudah diketahui sejak dini maka dapat dilakukan pengangkatan kista saat kehamilan sudah memasuki usia 14 minggu.
Pengangkatan kista pada usia kehamilan 14 minggu ini relatif aman sebab plasenta sudah terbentuk dengan sempurna sehingga dapat mengambil alih fungsi ovarium untuk mempertahankan hormon-hormon pada masa kehamilan. Sebaliknya, bila pengangkatan kista ditunda justru berisiko ibu mengalami keguguran bila kista pecah atau terpuntir. Karena, kondisi itu dapat menimbulkan rasa melilit dan nyeri yang sangat. Operasi pengangkatan kista sendiri tidak akan berdampak pada janin karena keduanya berada di tempat yang berbeda. Kista berada di ovarium sementara janin ada di rahim.
Namun bila kista baru diketahui saat kehamilan trimester kedua sebaiknya dilakukan observasi atau pengamatan terlebih dahulu. Bila ukurannya tetap (karena posisinya sudah tertekan oleh uterus), maka pengangkatan kista (operasi) dapat dilakukan setelah melahirkan. Apalagi bila ini adalah kehamilan yang pertama bagi si ibu dan ingin melahirkan normal. Namun dalam kondisi darurat, bila tiba-tiba kista pecah, umpamanya, operasi pengangkatan harus segera dilaksanakan. semoga dengan adanya informasi ini, Reps Mania menjadi tahu apa itu kista? dan bagaimana pengobatannya.
Baca juga: https://reps-id.com/jaga-kesehatan-pencernaan-dengan-10-makanan-ini/




