Ginjal adalah salah satu organ tubuh yang paling sering disebut ketika membahas soal konsumsi protein. Karena, nutrisi utama yang dibutuhkan dalam membangun otot ini, disebut-sebut sebagai salah satu dalang rusaknya ginjal jika dikonsumsi dalam jumlah yang berlebihan. Apakah hal tersebut benar? Berikut Reps ulas untuk Anda.
Fungsi protein
Protein adalah bahan baku utama dalam membangun tubuh dan sel yang berguna untuk tujuan struktural dan fungsional. Mereka terdiri dari 12 asam amino non-esensial yang diproduksi sendiri oleh tubuh, dan 9 asam amino esensial yang harus dipasok dari luar tubuh melalui sumber protein.
Untuk memenuhi kebutuhan asam amino esensial, Anda perlu mengonsumsi makan yang mengandung protein, baik itu nabati ataupun hewani. Namun dalam hal ini protein hewani mengandung asam amino yang lebih lengkap daripada yang ada pada protein nabati.
Ada banyak manfaat yang dikaitkan dengan asupan protein yang tinggi, di antaranya:
- Massa otot: Jumlah protein yang cukup memiliki efek positif pada massa otot dan sangat penting untuk mencegah kehilangan otot pada diet yang membatasi kalori.
- Pengeluaran energi: Protein dapat menjadi sumber energi untuk memaksimalkan aktivitas Anda sehari-hari. Studi menunjukkan bahwa protein dapat meningkatkan pengeluaran energi lebih baik dari makronutrien lainnya.
- Berat badan: Mengonsumsi protein dapat membuat Anda merasa kenyang lebih lama, karena lebih sulit untuk dicerna. Dengan meningkatkan asupan protein, penurunan asupan kalori akan terjadi, sehingga mampu membantu menurunkan berat badan.
Asupan protein dan kerusakan ginjal
Ginjal adalah orang yang berfungsi untuk menyaring senyawa limbah, kelebihan nutrisi, dan cairan yang keluar dari aliran darah, kemudian membuangnya melalui urine. Banyak orang mengatakan bahwa ginjal perlu bekerja ekstra saat membersihkan metabolit protein dari tubuh.
Mengonsumsi banyak protein mungkin akan meningkatkan sedikit beban kerja ginjal. Namun jumlah ini cukup kecil dibandingkan dengan besarnya seluruh pekerjaan yang sudah dilakukan ginjal. Karena selain dari makanan, sekitar 20% darahyang dipompa oleh jantung, akan disaring oleh ginjal. Dalam satu hari, organ ini bisa menyaring sekitar 48 galon darah (180 liter).
Bagi orang normal, tidak ada efek samping yang signifikan terhadap konsumsi protein berlebihan pada ginjal. Namun hal ini berbeda pada mereka yang didiagnosis memiliki penyakit ginjal. Selain itu, faktor risiko utama terjadinya gagal ginjal disebabkan oleh hipertensi dan diabetes, dengan mengonsumsi protein, Anda bisa mencegah kedua faktor risiko tersebut.
Hingga saat ini tidak ada bukti bahwa asupan protein yang tinggi dapat merusak fungsi ginjal pada orang sehat. Sebaliknya itu akan sangat membantu.
Berapa banyak yang boleh dikonsumsi?
Rekomendasi dasar untuk asupan protein adalah 0,36 gram protein per pon berat badan (0,8 gram per kg) setiap hari. Namun nyatanya jumlah itu tidak selalu sama setiap waktu. Jumlah ini dapat berubah sesuai dengan bertanbahnya usia, aktivitas fisik, dll.
Saat kita makan protein dalam jumlah tinggi, kelebihan protein akan dipecah dan digunakan sebagai energi. Ini relatif lebih aman, karena kelebihan mereka tidak akan disimpan menjadi lemak. Berapa banyak protein yang berbahaya tidak jelas berapa jumlahnya, namun kemungkinan bervariasi pada setiap orang.
Suatu studi pada pria sehat yang melakukan latihan kekuatan, menunjukkan bahwa makan sekitar 1,4 gram protein per pon berat badan setiap hari selama setahun, tidak memiliki efek kesehatan yang merugikan.
Namun perlu diingat, bahwasanya orang yang aktif secara fisik, terutama atlet kekuatan atau binaragawan, membutuhkan lebih banyak protein daripada individu yang kurang aktif.