Oleh: Dr.yuliana
Gejala keputihan dapat menjadi tanda dini kanker serviks, atau tanda infeksi yang jika dibiarkan berlarut-larut akan menjadi radang panggul dan infertilitas (kemandulan).
Masalah keputihan bagi wanita sudah tidak asing lagi, hal ini kerap sekali menjadi topik pembicaraan utama dalam kehidupan sehari-hari para kaum hawa selain masalah menstruasi. Namun sebagian para wanita menganggap tabu atau malu untuk mengungkapkan masalah ini, karena masalah yang menyangkut alat kelamin masih dianggap tabu oleh masyarakat kita. Padahal keputihan itu sendiri keadaan tertentu dapat berlanjut pada masalah yang lebih serius.
Dalam dunia kedokteran keputihan dikenal dengan nama Leukore(white discharge, flour albus) yang didefinisikan sebagai gejala yang ditandai dengan keluarnya cairan dari alat-alat genital yang tidak berupa darah. Keputihan itu sendiri ada yang bersifat fisiologis (normal) dan patologis (abnormal). Keputihan yang abnormal inilah yang perlu kita waspadai dan perlu kita kenali agar tidak berlanjut ke masalah yang serius.
Keputihan yang normal biasanya tidak berbau, tidak banyak dan tidak ada keluhan gatal pada vagina. Sedangkan keputihan yang abnormal banyak mengandung leukosit, warnanya agak kekuningan sampai hijau, seringakali lebih kental dan berbau.
Keputihan yang abnormal menandakan infeksi pada vagina yang dibedakan berdasarkan penyebabnya bisa karena jamur (candidiasis), bakteri (Bacterila vaginosis) dan parasit (Trichomoniasis).
Dengan memperhatikan cairan yang keluar, terkadang dapat diketahui penyebab keputihan diantaranya :
- Infeksi kencing nanah, misalnya, menghasilkan cairan kental, bernanah dan berwarna kuning kehijauan.
- Parasit Trichomonas Vaginalis menghasilkan banyak cairan, berupa cairan encer berwarna kuning kelabu.
- Keputihan yang disertai bau busuk dapat disebabkan oleh kanker.
- Kelelahan yang sangat berat.
Bila infeksi disebabkan akibat kuman (bakteri), misalnya akibat :
- Gonococcus, atau lebih dikenal dengan nama GO. Warnanya kekuningan, yang sebetulnya merupakan nanah yang terdiri dari sel darah putih yang mengandung kuman Neisseria gonorrhoea. Kuman ini mudah mati setelah terkena sabun, alkohol, deterjen serta sinar matahari. Cara penularannya melalui senggama.
- Chlamydia trachomatis, kuman ini sering menyebabkan penyakit mata trakhoma. Ditemukan di cairan vagina dengan pewarnaan Giemsa.
- Gardenerella, menyebabkan peradangan vagina tak spesifik. Biasanya mengisi penuh sel-sel epitel vagina berbentuk khas clue cell. Menghasilkan asam amino yang akan diubah menjadi senyawa amin bau amis, berwarna keabu-abuan.
- Treponema pallidium, adalah penyebab penyakit kelamin sifilis. Penyakit ini dapat terlihat sebagai kutil-kutil kecil pada liang senggama dan bibir kemaluan.
- Infeksi akibat jamur biasanya disebabkan spesies candida. Cairannya kental, putih susu (sering berbentuk kepala susu) dan gatal. Vagina menjadi kemerahan akibat radang.
Parasit penyebab keputihan terbanyak adalah “Trichomonas vaginalis”. Cairannya banyak, berbuih seperti air sabun, bau, gatal, vulva kemerahan, nyeri bila ditekan atau perih saat buang air kecil. Sementara keputihan akibat virus disebabkan Human Papiloma Virus (HPV) dan Herpes simpleks. Menjaga kebersihan pribadi khususnya sekitar kelamin adalah salah satu cara pencegahannya. Saat membersihkan kemaluan, alirkan air dari arah depan (kelamin) ke arah belakang (anus).
Jangan biarkan kelamin dalam keadaan basah setelah buang air kecil atau besar. Mengeringkan kelamin dengan kain lembut untuk meminimalkan bakteri yang berkembang di tempat lembab.
Hindari terlalu sering menggunakan celana dalam yang ketat atau tidak menyerap keringat. Jika selama ini terbiasa menggunakan pakaian dalam milik orang lain atau bergantian, mulai sekarang jangan ulangi kebiasaan buruk tersebut karena bakteri akan mudah berpindah tempat.