Anda pecinta roti gandum atau anda lebih menyukai sereal sebagai sumber tenaga anda saat berolahraga maupun beraktifitas, namun disaat mengkonsumsi makanan tersebut justru anda sering merasakan kejadian aneh pada pencernaan. Sebaiknya perlu diwaspadai jika hal demikian terjadi pada anda. Mungkin saja jenis makanan tersebut tidak sesuai dengan tubuh karena diduga celiac disease telah menyerang pada pencernaan anda.
Belakangan ini penyakit celiac kembali terdengar di tengah-tengah maraknya produksi makanan mengandung gluten yang tersebar luas di masyarakat. Penyakit tersebut kerapkali dikaitkan dengan berbagai gejala yang menyerang pencernaan manusia. Tidak banyak pula orang yang menyadari akan hal itu, mereka berfikir bahwa hal tersebut sudah menjadi hal yang lumrah, sehingga mereka enggan untuk menindak lanjuti mengapa gejala tersebut bisa terjadi. Perlu adanya penelitian lebih mendalam jika gejala tersebut terjadi secara berkepanjangan, mungkin saja celiac sudah menjangkit pada pencernaan tubuh anda.
Apa itu Celiac
Menurut pengertian dalam bahasa medis, celiac atau dikenal dengan istilah celiac spure merupakan suatu penyakit kronik inflamasi pada saluran pencernaan yang menyebabkan tidak dapatnya penyerapan nutrisi dengan baik. Khususnya berbagai nutrisi yang terkandung pada gluten, seperti: gandum, tepung, cereal, maupun roti. Penyakit tersebut bukanlah dikategorikan sebagai penyakit menular, akan tetapi cukup berakibat serius bagi penderita yang mengalaminya.
Menurut berita yang kami kutip melalui celiac.com menjelaskan bahwa penyakit celiac merupakan suatu penyakit kelainan genetik yang terjadi pada masyarakat eropa secara garis besar, namun studi baru menunjukan bahwa celiac telah mempengaruhi populasi hispanik, negro, maupun asia. Jadi tidak menutup kemungkinan bahwa masyarakat indonesia berisiko terjangkit celiac disease, namun kita belum cukup mengetahui berapa besar angka yang dilaporkan secara spesifik, apakah kita berisiko celiac atau tidak? Tidak ada salahnya jika anda mulai mendalami berbagai penyebab beserta gejala yang ditimbulkan.
Penyebab
Menurut dr. Hario Tilarso, SpKO beliau adalah dokter yang menangani gizi atlet menjelaskan, bahwa iritasi yang terjadi pada usus halus merupakan faktor utama penyebab terjadinya penyakit celiac. pola makan tidak keruan serta kurangnya perhatian terhadap makanan higienis adalah penyebab iritasi itu terjadi, begitupula pengonsumsian zat pengawet yang terkandung pada makanan maupun minuman kemasan.
Selain itu, penyebab celiac tidak hanya dikaitkan dengan iritasi yang diakibatkan melalui pola makan yang salah. Factor genetic pun turut mempengaruhi terjadinya celiac pada saluran pencernaan, hal ini telah dibuktikan pada anak penderita autis. Menurut penuturan dr. Timothy Buie yang berhasil kami kutip melalui celiac.com menjelaskan, bahwa banyak anak autis tidak mendapatkan nutrisi yang cukup disebabkan pencernaan mereka sangatlah selektif serta peka terhadap bahan makanan yang mengandung gluten, karena anak autis itu sendiri memiliki disfungsi mitokondria didalam tubuhnya.
Gluten
Gluten diadopsi dari bahasa latin “Glue” atau “Lem” merupakan gabungan protein dari berbagai makanan yang diolah melalui biji-bijian gandum dan terkait pada spesies padi-padian barley dan rye. Gluten memiliki sifat elastis saat digunakan pada adonan sehingga dapat menjaga bentuk serta memberikan tekstur yang kenyal pada makanan. Selain itu gluten seringkali dipergunakan sebagai alat kosmetik, produk rambut maupun perangkat dermatologis lainya.
Bila dikonsumsi sebagai menu makanan, menururt Dr. dr. Sri Achadi Nugraheni, beliau merupakan ahli gizi Fakultas kedokteran Universitas diponegoro menyatakan bahwa gluten merupakan sumber protein asam amino yang sangat lambat penyerapannya.
Gejala
Pada umumnya segala penyakit selalu saja memiliki gejala klinis yang timbul secara nampak kasatmata maupun dari tingkah laku seseorang yang tidak semestinya. Penderita celiac umunya memiliki gejala laten seperti rasa sembelit, menurunnya berat badan terus menerus, diare, dan juga gas buang yang berlebih. Tidak menutup kemungkinan bahwa penderita celiac akan berdampak pada penyakit osteophorosis, kekurangan vitamin, bahkan anemia sekalipun. Mengapa hal demikian bisa terjadi? Hal ini dipicu karena rusaknya lapisan dinding yang terjadi pada usus halus sehingga menyebabkan ileum (usus penyerapan) tidak dapat menyerap nutrisi yang dibutuhkan tulang maupun organ dalam tubuh lainya, sehingga kebutuhan akan berbagai nutrisi tersebut tidak dapat terpenuhi dengan baik.
Jika penderita celiac tetap terus mengonsumsi gluten dalam menu keseharianya, maka penelitian telah menunjukkan bahwa ia akan mengalami peningkatan risiko terserang kanker pencernaan dengan faktor 40 sampai 100 kali dari populasi normal. Oleh karena itu penting kiranya penyakit ini cepat teratasi dengan benar sehingga pasien atau penderita dapat terobati sesegera mungkin.
Penanggulangan
- Kenali gejalanya sejak awal, apakah benar-benar celiac disease atau sekedar alergi gandum biasa (gluten intolerance) yang dialami. Celiac disease memiliki gejala secara berlebihan dan berkepanjangan, namun gluten intolerance hanya bereaksi saat ia mulai dikonsumsi, gejalanya seperti konstipasi, selebihnya ia akan kembali pada kondisi semula.
- Hindarilah berbagai makanan yang mengandung gluten (Diet free gluten). Ini merupakan upaya terbaik dalam mengatasi permasalahan ini semua. Bagi binaragawan yang memiliki keadaan seperti ini, dihimbau untuk mengganti menu diet dengan sumber carb tanpa kandungan gluten di dalamnya, seperti: Ubi, singkong, kedelai, kacang-kacangan, kentang dan berbagai sumber lainya.
- Jika terjadi kronis pada saluran pencernaan, segera konsultasikan dengan dokter ahli yang menangani penyakit tersebut.
Diet menurunkan berat badan dengan diet bebas gluten
Memang pada dasarnya diet menggunakan bahan gluten sangatlah tidak dianjurkan bagi mereka yang memiliki penyakit celiac, justru yang disarankan adalah melakukan therapi dengan pola diet bebas gluten. Hal ini diupayakan agar mereka penderita celiac dapat terselamatkan dari kerusakan yang menyebabkan pencernaan tidak bekerja semestinya. Jika anda seorang binaragawan maupun pelaku fitness yang memiliki program penurunan berat badan berbahan gluten dalam menu diet, hendaknya konsultasikan terlebih dahulu kepada dokter maupun ahli gizi yang berwenang menanganinya, jangan sampai anda salah memilih sumber makanan yang berguna sebagai gizi anda.
Mengingat bahwa program diet adalah menghindari berbagai asupan makanan yang berkenaan dengan kolesterol, tinggi gula dan garam, maka jalan satu-satunya untuk menyukseskan program tersebut adalah dengan mengatur pola makan yang sehat dan higienis, dengan catatan kaya akan nutrisi yang terkandung di dalam makanan tersebut. Karena sifatnya sangat mudah dijumpai diberbagai pusat perbelanjaan maupun pasar tradisional, gandum selalu saja menjadi objek pilihan favorit bagi mereka yang tidak mau ambil pusing untuk memenuhi kebutuhan menu diet. Namun, jika kurang jeli saat memilih menu diet yang sesuai dengan kebutuhan tubuh, tentunya akan berimbas perusakan organ tubuh. Bila keadaanya sudah demikian, siapakah yang akan bertanggung jawab? Semoga dengan artikel singkat ini dapat menjadi pencerahan bagi kita semua agar lebih cerdas dalam mengatur, mengolah, serta memutuskan program diet yang benar.(Alfian)