Team Dokter ON Clinic
Masturbasi adalah rangsangan disengaja yang dilakukan pada organ genital untuk memperoleh kenikmatan dan kepuasan seksual. Ini adalah perilaku seksual pertama yang dilakukan oleh sebagian besar pria dan wanita. Sebagian besar pria melakukan masturbasi cenderung lebih sering dibandingkan wanita, Masturbasi juga merupakan perilaku seksual yang paling umum dilakukan setelah senggama, bahkan oleh mereka yang telah memiliki pasangan seksual tetap sekalipun.
Sebagian besar anak-anak bahkan pada masa bayi bisa merasakan kenikmatan ketika organ genitalnya dirangsang, tetapi perilaku ini bukan sebagai kegiatan?seksual?. Masa remaja, pelaku masturbasi meningkat dengan pesat, terutama pada pria. Sebagian besar orang terus melakukan masturbasi saat mereka telah dewasa dan tidak sedikit juga yang melakukannya sepanjang hayat.
Menilik kata asalnya dari bahasa Latin, mastubare, yang merupakan gabungan dua kata Latin manus (tangan) dan stuprare (penyalahgunaan), sehingga berarti ?penyalahgunaan de- ngan tangan?. Banyak mitos negatif masturbasi tentang akibatnya yang merusak dan memalukan. Sampai abad ke-20 mitos tersebut terus berlanjut disamping sebagian besar agama sejak dulu menyatakan sebagai kegiatan yang berdosa.
Fenomena Masturbasi
Masturbasi adalah sebuah fenomena umum dan pelakunya pun tidak terbatas pada jenis kelamin, usia maupun latar belakang sosial tertentu saja. Sebenarnya gejala masturbasi banyak sekali pada usia pubertas dan remaja. Hal ini disebabkan oleh kematangan seksual yang memuncak dan tidak mendapat penyaluran yang wajar; lalu ditambah dengan rangsangan-rangsangan eksternal berupa buku-buku dan gambar porno, film biru, meniru kawan dan lain-lain.
Oleh sebagian orang, masturbasi dianggap sebagai sebuah kebiasaan yang menyenangkan. Tetapi pada kelompok lain justru dianggap merupakan aktivitas penodaan diri yang dapat menimbulkan kelainan psikosomatik dan aneka dampak buruk lainnya. Pada sebuah penelitian terungkap bahwa 95% pria dan 89% wanita dilaporkan pernah melakukan masturbasi.
Pemahaman baru menyatakan masturbasi tidak akan menyebabkan munculnya birahi tanpa kendali, tidak menyebabkan buta atau tuli, gila ataupun gagap. Masturbasi adalah ungkapan seksualitas yang alami dan cara yang baik untuk memahami kenikmatan seksual. Bahkan banyak yang berpendapat bahwa masturbasi bisa meningkatkan kesehatan seksual karena meningkatkan pemahaman seseorang akan bagian-bagian tubuhnya dan dengan cara bagaimana memuaskannya, membangun rasa percaya diri dan sikap dapat memahami diri sendiri. Pemahaman ini selanjutnya dikomunikasikan dengan baik pada pasangannya apa-apa saja yang bisa memuaskan dirinya sehingga mereka bisa memperoleh hubungan seksual yang memuaskan.
Tujuan utama masturbasi adalah mencari kepuasan atau melepas keinginan nafsu seksual dengan jalan tanpa bersenggama. Akan tetapi masturbasi tidak dapat memberikan kepuasan yang sebenarnya. Berbeda dengan bersenggama yang dilakukan oleh dua orang yang berlawanan jenis. Mereka mengalami kesenangan, kebahagiaan, dan keasyikan bersama. Pada senggama, rangsangan tidak begitu perlu dibangkitkan secara tiruan, karena hubungan seksual antara laki-laki dan perempuan merupakan suatu hal yang alami. Dalam masturbasi satu-satunya sumber rangsangan adalah khayalan diri sendiri. Itulah yang menciptakan suatu gambaran erotis dalam pikiran. Masturbasi merupakan rangsangan yang sifatnya lokal pada anggota kelamin. Hubungan seks yang normal dapat menimbulkan rasa bahagia dan gembira, sedangkan masturbasi dalam hal tertentu mungkin menimbulkan depresi emosional dan psikologis.
Memang, masturbasi yang dilakukan secara tergesa-gesa agar cepat mencapai ejakulasi dikhawatirkan dapat melatarbelakangi terjadinya ejakulasi dini pada pria. Sementara itu, kalau terlalu sering melakukannya, tentu saja akan merasa mudah lelah karena masturbasi juga memerlukan energi. Secara fisik, masturbasi dapat menyebabkan kelecetan atau rusaknya mukosa dan jaringan lain dari organ genitalia yang bersangkutan, baik akibat penggunaan alat bantu masturbasi atau hanya dengan menggunakan tangan dan jemari.
Masturbasi pria. Tangan adalah objek yang digunakan waktu masturbasi. Biasanya mereka membayangkan semua gerakan dan kenikmatan yang berkaitan dengan seks dan bagaimana takjubnya bersama seorang wanita di tempat tidur. Ereksi dipertahankan terus sampai terjadi ejakulasi. Kadang-kadang digunakan lumbrikan berupa sabun, krim agar telapak tangan selalu licin waktu digerak-gerakkan. Ini juga untuk menghindari kemungkinan terjadinya lecet. Sekelompok pria menggunakan alat bantu seks saat masturbasi. Setelah orgasme tercapai dengan ditandainya ejakulasi maka mereka merasa lebih releks layaknya baru selesai hubungan seks. Pada mereka yang menjadikan masturbasi sebagai kebiasan rutin sering timbul perasaan bersalah dan ingin menghentikannya. Tetapi sesuatu yang sudah menjadi kebiasaan sangat sulit dihentikan dan mereka tetap saja mengulanginya.
Mastubasi wanita. Juga digunakan jari tangan dengan cara merangsang daerah genital yaitu klitoris. Rangsangan ini menyebabkan klitoris menegang dan vagina mengeluarkan cairannya. Semuanya ini terjadi disertai perasaan kenikmatan. Saat vagina mulai basah maka jari tangan selanjutnya digerakan keluar masuk vagina. Beberapa saat kemudian tercapai puncak orgasme dimana terjadi kontraksi ritmis dari dinding vagina. Bila masturbasi sudah menjadi kebiasaan disamping tangan tidak jarang digunakan alat bantu seks.
Efek psikologis dan kesehatan. Dengan berkembangnya pemahaman dilingkungan kesehatan jiwa bahwa masturbasi bisa menimbulkan depresi dan rasa bersalah yang mendalam. Yang perlu dihindari bila masturbasi sudah bersifat menagih dimana seseorang sudah tidak bisa lagi menghentikannya. Juga bisa terjadi masturbasi yang kompulsif yaitu pelakunya biasanya memiliki gangguan kejiwaan. Disisi lain masturbasi bermanfaat meningkatkan keintiman bilamana salah satu pasangan menghendaki hubungan yang lebih baik dari sebelumnya dimana masturbasi bisa memberi efek keseimbangan dan lebih harmonis. Ataupun untuk menambah variasi dalam melakukan hubungan seksual dengan pasangannya. Masturbasi merupakan cara paling aman untuk menghindari kehamilan yang tidak diinginkan dan kemungkinan tertularnya penyakit menular seksual.
Banyak faktor ditemukan masturbasi tetap dilakukan pada mereka yang sudah menikah. Alasan tersebut antara lain :
- Sudah menjadi kebiasaan
- Sedang pergi sendirian
- Pasangan sedang sakit
- Pasangan menolak
- Mencegah/menghindari kehamilan
- Mencapai orgasme lebih mudah/disenangi melalui berbagai cara masturbasi dibanding hubungan seks vaginal
- Takut gagal waktu hubungan seks vaginal atau tidak mampu memuaskan pasangannya.
- Wanita/pria karier yang tidak punya waktu untuk pasangannya
- Takut tertular PMS dan HIV/AIDS
- Pengalaman buruk masa lalu
Perubahan norma-norma sosial dan moral, termasuk isu-isu hak asasi manusia memicu orang lebih berpeluang melakukannya. Belum lagi remaja sering mengalami bombardemen stimulasi seksual terutama melalui media (majalah, foto,televisi,video dll) sedangkan lingkungannya gagal memberikan bimbingan moral sehingga mereka melakukan masturbasi tanpa merasa bersalah. Beberapa dari mereka memang sudah sering melakukannya sebelum sadar bahwa itu sebenarnya perbuatan salah.
Pada kelompok singelpun sebagai kelanjutan masa remaja tetap terekspos dengan stimulasi-stimulasi seksual. Kondisi belum menikah dengan sebelumnya pernah melakukan masturbasi beberapa tahun kemudian adanya rangsangan berulang sewaktu sedang pacaran ditambah lagi rangsangan lewat media dan iklan-iklan sehingga tidak mengherankan mereka tetap melakukan masturbasi.
Rasa malu dan bersalah
Rasa bersalah timbul dari perasaan mendalam dan menghakimi bahwa sesuatu telah terjadi bertentangan dengan seharusnya. Sedang rasa malu hanya berupa perasaan telah melakukan sesuatu yang tidak baik dan tidak mampu mengontrol perilaku saja. Secara alami dorongan seksual akan sewaktu-waktu muncul. Perbedaannya hanya terletak pada bagaimana cara kita menyelesaikan dorongan-dorongan tersebut. Beberapa dari kita mengekspresikan dorongan tersebut untuk memuaskan dirinya, sementara yang lain bisa menyalurkan dengan baik dengan mendapatkan pemuasan seksual.