Cedera yang melanda tulang belakangnya membawa gadis cantik bernama lengkap Adeline Windy ini mengenal olahraga yoga dan bahkan menekuninya hingga kini. Tidak tanggung-tanggung setelah merasakan manfaat yang luar biasa dari olahraga yang melatih fleksibilitas ini, ia pun turut terjun menjadi trainer untuk berbagi manfaat yang didapatkannya.
“Dulu waktu saya kuliah tahun 2000 awal, saya pernah jatuh dari tangga dan kena tulang belakang saya dan beberapa tahun kedepan saya kena low back pain yang cukup serius. Dulu itu kita masih awam dengan fisioterapi, yoga dan pilates, tahunya cuma tukang urut aja. Setelah saya diurut, bukannya benar malah tambah parah. Hampir 1 hari saya nggak bisa bangun dan harus minum obat. Sampai akhirnya saya ingat banget tahun 2008 ibu saya menyarankan untuk ikut yoga,” tuturnya bercerita pada Reps.
Setelah mengikuti olahraga yoga cedera punggungnya sedikit berkurang, namun saat ia sempat off untuk beberapa waktu sakit punggungnya kembali kambuh. Hingga akhirnya tahun 2011 wanita yang akrab disapa Ade ini kembali aktif dalam olahraga yoga setelah bertemu dengan komunitas yoga di Taman Suropati.
Tidak hanya kembali aktif, Ade bahkan turut mendalami yoga dengan mengikuti workshop untuk mendapat sertifikasi sebagai trainer yoga. Sadar akan pentingnya olahraga ini, namun banyak orang yang terbentur kendala biaya yang cukup besar, ia mencoba membagikan ilmu penting seputar yoga melalui komunitas yoga di beberapa taman di Jakarta.
“Jadi di Jakarta saat ini berkembang olahraga yoga di taman-taman. Saya mengkhususkan diri saya untuk datang ke komunitas itu setiap Sabtu dan Minggu. Karena saya melihat bahwa tidak semua orang bisa membayar sejumlah uang untuk ikut olahraga itu di studio. Jadi kenapa kita gak coba share olahraga itu di komunitas, jadi semua orang tahu,” tuturnya.
Pada tahun 2013, Ade mengikuti training dan mulai mengajar kelas replace. Akhir tahun Ade memiliki kelas yoga sendiri dan pada akhirnya tahun 2014 ia resign dari bank tempatnya bekerja dan full time di yoga sampai saat ini.
Sebagai seorang trainer atau guru yoga, butuh pengetahuan seputar teknik yang benar. Karena meskipun kelihatannya aman, yoga ini olahraga yang cukup rentan terhadap cedera apabila tidak dilakukan sesuai dengan teknik. Tidak cukup dengan knowledge saja, tapi seorang trainer harus memiliki passion untuk mengajar. Karena butuh pemahaman yang baik untuk tiap pose agar manfaatnya benar-benar dirasa oleh tubuh.
Perihal cedera tulang belakang yang ia derita memang tidak bisa sembuh total, namun dengan menekuni yoga, ia jadi tahu bagaimana kondisi serta apa yang dibutuhkan oleh tubuhnya. Salah satunya adalah tetap menekuni yoga. Karena jika ia berhenti, maka tubuhnya akan terasa sakit kembali.
Dalam menekuni yoga, pada awalnya Ade sempat mengalami kesulitan, yakni bagaimana mengendalikan emosi diri. “Kesulitannya adalah tubuh kita itu nge-link sama emosi, jadi biasanya kalau badan sakit emosi akan berlebihan. Misal saya merasa back pain saya sakit dengan intensitas 5, tapi di pikiran saya intensitasnya jadi 9. Itu yang dirasain setiap individu. Nah Itulah yang jadi challenge untuk saya hadapi. Karena ketika pikiran sudah lebay, maka akan berpikir kemana-mana. Salah satunya berpikir tubuh nggak bisa, dll.”
Yoga terdiri dari ribuan pose, bahkan wanita berambut pendek ini pun tidak menguasai semua pose yoga. Namun kita tidak dituntut untuk menguasai semua pose tersebut. Hanya lebih pada bagaimana kita memahami pose tersebut dengan benar dan memberikan manfaat bagi tubuh. Itulah bedanya yoga dengan olahraga lainnya yang memahami keunikan tubuh manusia.
Melihat pose-pose yoga yang cukup ekstrim, apakah yoga aman untuk mereka yang memiliki tubuh gemuk atau overweight? Jawabannya adalah aman. Karena yoga sendiri bukan olahraga yang mengutamakan fleksibilitas. Semua orang tidak terlahir fleksibel, namun bagaimana membuat tubuh Anda memiliki fleksibilitas yang dibangun dari strength.
Sebelum menutup perbincangan Ade membagikan tips yoga untuk pemula, “Tips yoga untuk pemula, adalah niat untuk berlatih. Jadi seterusnya nanti konsisten. Pilihlah trainer yang berpengalaman, yang memperhatikan kondisi murid. Selanjutnya terserah murid mau lanjut atau nggak,” tuturnya menutup pembicaraan.(Ayu)