Oleh Fikry Hizbullah
Jika biasanya para pecinta otot memutuskan untuk berlatih di gym dalam membangun otot, tidak bagi mereka para pecinta tantangan, arena terbuka jadi tantangan untuk menempa otot. Mereka tidak berlatih dengan mesin ataupun beban, tetapi menggunakan berat tubuhnya sendiri dalam berlatih. Beberapa olahraga yang kerap digandrungi oleh kaula muda adalah Calisthenics, Street Workout hingga Freeletics.
Kali ini Reps berkesempatan berbincang dengan salah seorang atlet pecinta olahraga calisthenics, Teuku Aufra Maretto. Pria yang memiliki blog www.strongtrooper.com ini mengaku awal niat fitness adalah ingin memiliki perut sixpack dan badan yang bagus.
“Namun seiring berjalan waktu, saya lebih spesialisasi ke bodyweight training karena bisa dilakukan dimana saja,” ucap Trainer APKI, Aufra saat ditemui di Fitness Embassy, Jakarta.
Pria yang menjuarai kejuaraan Kyokushin, di 3rd Malaysia Open 2016 ini mengatakan bahwa calisthenics sangat membantunya untuk melatih otot luar, mengingat olahraga karate Kyokushin merupakan olahraga full body contact.
Selain itu, Aufra menambahkan bahwa calisthenics bukan hanya meningkatkan performanya saat Karate Kyokushin saja melainkan dalam melakukan aktivitasnya sehari-hari.
“Pada dasarnya gerakan-gerakan di calisthenics merupakan gerakan fungsional yang menyerupai gerakan yang dilakukan sehari-hari. Contohnya squat sama dengan jongkok, kemudian pull up untuk mengangkat badan ke atas, push up untuk mendorong badan dari posisi telungkup, dan lain sebagainya. Dari situ bisa dilihat hanya dengan latihan calisthenics saja bisa membuat kita lebih kuat dalam beraktivitas sehari-hari. Selain itu, kebanyakan gerakan calisthenics sangat terfokus di bagian core, latihan calisthenics yang baik juga akan membantu supaya postur badan tetap baik,” terangnya.
Meski begitu, jangan pernah berpikir bahwa Aufra tidak pernah mengalami cedera. Cedera yang kerap Ia alami adalah pada pergelangan tangan.
“Itu pun terjadi karena mencoba gerakan yang cukup advanced tanpa pemanasan yang cukup. Sebetulnya, selama dilakukan dengan benar, pemanasan yang cukup, latihan bertahap dan tidak mengikuti ego, kemungkinan cederanya akan kecil,”
“Penanganan cedera untuk awal-awal bisa dengan PRICE (Protection, Rest, Ice, Compression, Elevation), kemudian kurangi penggunaan bagian tubuh yang cedera ketika latihan. Jadi, kalau ada gerakan latihan yang bikin sakit cedera kita, jangan dilakukan dulu sampai cederanya sembuh,”
Walau sudah merasakan cedera, Aufra mengaku tidak kapok lantaran sudah cinta dengan olahraga calisthenics, meski begitu dirinya jadi lebih berhati-hati dalam melakukan setiap gerakan.
“Jadi lebih sadar juga dengan kemampuan diri dan betapa bahayanya mengikuti ego. Selain itu, jadi punya cerita ke teman-teman supaya mereka tidak ikutan cedera dengan melakukan hal bodoh yang sama,”terangnya.
Untuk ke depannya, Aufra berharap dapat mengedukasi masyarakat Indonesia tentang bentuk yang benar dari calisthenics.
“Kalau formnya tidak benar akan rentan cedera. Jadi niat saya adalah dapat mengedukasi semua orang agar mengerti form yang benar saat berlatih,”tutupnya.
One Response
Artikel yang menarik dan bermanfaat. Mahasiswa dari Universitas Airlangga, Indonesia membuat komunitas olahraga yaitu Airlangga Chalisthenic. Untuk artikel lebih lengkapnya akan saya bagikan link artikel di bawah ini. Selamat membaca,semoga bermanfaat
http://news.unair.ac.id/2016/01/09/calisthenics-mengajak-hidup-sehat-dengan-street-workout/
Sekian dan Terima Kasih