Oleh: Fikry Hizbullah
Derek Weida merupakan seorang tentara veteran yang menjadi korban amputasi karena tragedi penembakan di Shaab Ur, Baghdad pada 23 Juni 2007.
“Saya menghabiskan tahun 2008-2010 dengan marah, depresi, mabuk, dan hampir bunuh diri. Semua impian dan aspirasi saya menjadi prajurit sirna dan saya merasa seperti bagian dari hidup saya sudah berakhir, hidup saya sudah berakhir,” kata Derek Weida.
Pasca amputasi, Derek memutuskan pindah ke Denver untuk tinggal bersama sahabat karibnya sekaligus kawan lama semasa di Tentara.
“Aku tinggal di sana selama kurang lebih satu tahun dan aku hanya bersenang-senang. Saya mabuk, makan, tertawa, dan saya merasa bahagia. ‘Saya tidak sakit lagi, tidak tertekan atau marah’. Tapi ketika saya kembali ke Minnesota saya tahu bahwa sudah waktunya bagi saya untuk kembali fokus dan mencari tahu apa tujuan saya,” ungkapnya
Derek memutuskan untuk berkonsultasi dengan psikologis untuk mencari tahu jati dirinya. “Dalam pertemuan saya dengan psikolog, saya ingat siapa saya. Saya adalah seorang prajurit. Tapi sekarang saya seorang prajurit tanpa ARMY, tidak ada medan. ‘Jadi apa yang tersisa?’ yang tersisa adalah gairah saya untuk mendorong diri secara fisik dan mental,” pungkasnya.
Derek mengatakan bahwa ada bagian yang telah hilang dari dirinya, yaitu pelayanan kepada masyarakat. “Jadi saya mulai membuat langkah-langkah dan menempatkan diri dalam posisi di mana saya bisa bermanfaat untuk orang lain dengan cara yang masuk akal bagi saya dan siapa saya,” pungkas Derek.
Mengubah keterpurukan jadi kebangkitan bukanlah hal mudah, perlu motivasi yang kuat untuk itu. Derek mengatakan bahwa motivasi itu datang dari dalam diri untuk menjadi pribadi yang lebih baik dari sebelumnya.
“Ini bagaimana saya menjawab pertanyaan, ‘Apa kehidupan yang baik?’ Melakukan apa yang kita tahu yang perlu kita lakukan untuk menjadi versi terbaik dari diri kita. passion saya adalah kebugaran jadi saya akan fokus disitu untuk menjadi yang terbaik dengan melakukan yang terbaik,” ucap Derek.
Hingga saat ini, Derek fokus pada dunia fitness khususnya crossfit. Dengan keterbatasannya, Ia mampu membuat rekor 405 deadlift, 305 bench press dan 275 box squat. Selain itu,Derek juga mendirikan gym untuk para tentara veteran karena menurutnya, mereka akan lebih sehat dan sesama veteran memiliki kesempatan yang sama untuk sembuh.
“Mereka akan merasa seperti bagian dari keluarga baru di sana, dengan saya dan klien lain dan para veteran lain di sana, Jadi mereka tidak akan duduk di rumah, sendirian,” terangnya
“Saya tidak memiliki “tujuan akhir” karena tidak ada akhir. Kata akhir adalah ketika Anda mati. Untuk saat ini, bagaimanapun, salah satu tujuan terbesar saya adalah untuk menjadi kompetitor di dunia crossfit dan bersaing dengan orang-orang normal. Ini akan membutuhkan waktu dan banyak kerja keras tapi itulah yang saya cintai,” kata Pria berjanggut sembari menutup pembicaraan.(berbagai sumber)