Kemampuannya sempat dipandang sebelah mata oleh publik Indonesia. Namun kini bukan hanya mata publik Indonesia saja yang memperhatikan dia, melainkan mata seluruh pecinta tinju dipenjuru dunia. Prestasinya pun tidak main-main, tidak pernah kalah dan hanya sekali seri.
Pemilik nama lengkap Yohannes Christian John mulai berlatih tinju saat keluarganya hijrah ke Banjarnegara, tepatnya saat dia berusia 5 tahun. Bersama adiknya Adrian, mereka telah dididik untuk menjadi petinju oleh ayahnya Djohan Cahyadi (alias Tjia Foek Sem) yang juga berprofesi sebagai petinju amatir.
“Awalnya sih ikut-ikutan saja, namanya juga disuruh sama ayah” ujar pria kelahiran Jakarta, 14 September 1981 ini sambil terkekeh. “Sewaktu kecil sih sebenarnya kita belum berlatih secara keras, hanya diperkenalkan dengan dunia tinju, seperti cara memukul yang benar serta gerakan yang benar”.
Sejak menginjak usia 9 tahun Chris John mulai dilatih dengan serius oleh ayahnya, dengan disiplin tinggi dan keras. “Waktu itu kita diajarkan untuk disiplin dalam semua hal, misalnya aja saat waktunya makan, seandainya telat sedikit saja, wah… udah langsung kena hukuman tuh. Namun dengan apa yang diajarkan oleh ayah saya waktu itu, sekarang ini saya merasakan manfaatnya. Segala sesuatu yang kita lakukan secara teratur dan terarah itu biasanya memberikan hasil yang lebih baik, salah satunya disiplin dalam berlatih” papar suami dari Anna Maria Megawati.
Seiring dengan bertambahnya usia, lambat laun Chris John pun mulai menikmati dunia tinju dan salah satu hal yang membuatnya makin giat untuk berlatih tinju adalah saat dia menyaksikan kejuaraan daerah. “Di Banjarnegara ayah membuka sebuah sasana dan disasana tersebut seringdiadakan kejuaraan daerah, dari situlah saya bisa menyaksikan seorang petinju bertarung diatas ring dan mendapatkan dukungan dari para suporternya. Saat itu saya berpikiran, kalo saya yang ada di atas ring itu pasti sangat membanggakan bisa dapat supporter seperti itu”.
Meskipun semangatnya sudah berkobar untuk giat berlatih tetap saja saat itu Chris John belum jatuh cinta dengan dunia tinju, saat dia berusia 15 tahun atau tepatnya pada tahun 1995 Chris memulai debutnya dengan bertanding di Kejuaraan Amatir Kabupaten Banjarnegara, “Di kejuaraan pertama itulah saya baru mulai mencinta dunia tinju, di situ saya baru merasakan enaknya bermain tnju dan saya baru merasa bahwa inilah jalan saya”. Selanjutnya Chris John makin merajalela dengan menggilas lawan-lawannya baik ditingkat kabupaten maupun nasional.
Tahun 1997, ayah dari Maria Luna Ferisa ini resmi meninggalkan tinju amatir dan mulai meniti karir di dunia tinju profesional. Pertandingan yang digelar oleh Indosiar pada 4 Juni 1998 merupakan debut pertama Chris John di ajang tinju profesional. Turun di kelas bulu junior (55,3 Kg), dalam pertandingan 6 ronde tersebut Chris John menang angka atas Firman Kanda, petinju asal Sasana Barokanda Jakarta.
Setahun kemudian nama Chris John makin melejit setelah berhasil merubuhkan Alm. Muhammad Alfaridzi di Ronde ke 12. Dalam pertandingan 12 Ronde yang sangat menegangkan tersebut, pada awalnya Chris John malah sempat terpukul jatuh dua kali. “Waktu itu kondisi saya sudah kritis banget saat itu, saya mengalami pendarahan di hidung karena tulang hidung saya patah, tapi saya coba tetap bertahan.” Paparnya mengenang pertandingan yang membuat dirinya dinobatkan sebagai Juara Nasional Kelas Bulu.
Dari ronde pertama hingga ronde ke enam bisa dibilang Chris John bertanding tanpa konsentrasi, mungkin karena lawan mainnya saat itu sedang berada dipuncak ketenaran. Sempat jatuh dua kali dan kondisinya yang semakin kritis membuat Chris John hanya bisa bertahan dari gempuran lawannya, “Kemudian saat itu saya inget mama yang berada di bangku penonton dan itu membuat saya jadi semangat lagi untuk terus berjuang. Kalo sampai saya kalah, gimana perasaan mama saya tuh nanti.” tuturnya sambil tertawa, dari situlah Chris John mencoba terus berjuang hingga akhirnya pada ronde ke 11 Alfaridzi sempat terpukul jatuh dua kali dan pada ronde ke dua belas Chris John berhasil membuatnya terkapar.
Setelah menjalani beberapa kali pertandingan perebutan gelar juara nasional, Chris John langsung dilirik oleh Daniel Bahari dan membawanya ke ajang PABA (Pan Asia Boxing Association). 9 November 2001 Chris John berhasil merebut gelar PABA kelas bulu setelah merobohkan Soleh Sudava sang juara bertahan pada ronde ke tujuh.
Juara Dunia Kelas Bulu
Tahun 2003 bisa dibilang salah satu tahun terbaik bagi Chris John yang saat itu sudah menyandang gelar sebagai Juara Nasional Kelas Bulu. Chris John mendapat kesempatan untuk menantang Oscar Leon, petinju berkebangsaan kolombia di pulau dewata pada 26 September 2003. Meskipun tidak bisa mengkanvaskan lawannya namun Chris John tetap mengantongi kemenangan dengan angka yang sangat tipis dan dinyatakan sebagai juara Dunia WBA sementara. Tak lama kemudian, WBA akhirnya menobatkan Chris John sebagai Juara Dunia Definitif (bukan sementara – red), dikarenakan sang juara bertahan Derick Gzainer dikalahkan oleh penantangnya Juan Manuel Marquez.
Meskipun di atas kertas Chris John sudah berstatus sebagai Juara Dunia Kelas Bulu, namun ternyata publik Indonesia hanya memandang Chris John dengan sebelah mata, terlebih pihak pers Indonesia. Ia dianggap belum pantas memperoleh predikat sebagai Juara Dunia karena belum pernah membuktikan kemampuannya di luar negeri. Namun semuanya berubah 180° saat Chris John berhasil menundukkan Osamu Sato, petinju asal Jepang, di Ariake Coliseum, Tokyo – Jepang. Chris John saat itu berhasil menundukkan tuan rumah dengan kemenangan mutlak dan Chris John berhasil mendapat pengakuan Indonesia, bahkan saat itu ketika Chris John turun dari tangga pesawat, seluruh pilot dan awak Garuda Indonesia memberi hormat ala militer kepada Chris John.
Kolesterol Tinggi
Seperti yang kita tahu, seorang petinju pastinya harus memiliki stamina yang kuat. Maka dari itu, setiap harinya lari pagi sudah menjadi kewajiban bagi Chris John untuk menjaga stamina agar selalu fit. “Biasanya setelah bangun tidur saya langsung pergi ke lapangan untuk lari pagi, setelah itu biasanya saya lanjutkan dengan sit up, push up dan latihan pukulan.” ujarnya.
“Selain olahraga yang teratur, yang tak kalah penting bagi saya adalah istirahat. Minimal dalam sehari delapan jam lah buat istirahat, kadang sih lebih ha ha ha..” ujarnya sambil tertawa. Seperti yang kita ketahui menjaga kesehatan tubuh memang tidak cukup hanya dengan olahraga yang cukup serta pola makan yang baik saja, istirahat juga tak kalah penting dengan kedua hal tersebut, dan Chris John sangat menyadari hal itu. “Kalo buat saya itu sudah menjadi tuntutan badan, kalo saya paksain terus malah jadinya tubuh saya yang rusak. Dan kalo tidur kita cukup, pastinya saat bangun tidur badan kita jadi lebih fresh dan siap digunakan untuk beraktifitas” lanjutnya.
Namun namanya juga manusia pasti ada kelemahannya, salah satu kelemahan Chris John dalam menjaga kondisi tubuhnya agar tetap sehat adalah pola makan. “Saya tuh paling suka yang namanya goreng-gorengan. Kalo udah liat gorengan, tangan dan mulut jadi gak bisa diem” keluh Chris John yang memiliki sifat ramah. Itulah sebabnya beberapa waktu yang lalu kadar kolesterol dalam darahnya sempat meningkat melebihi batas normal. “Nggak Cuma goreng-gorengan aja sih, yang paling bertanggung jawab itu makanan favorit saya, nasi goreng babat hahaha” paparnya sambil tertawa.
Biodata
Nama lengkap | : Yohannes Christian John |
Tempat, tanggal lahir | : Jakarta, 14 September 1979 |
Nama orang tua | : Djohan Tjahjadi (Tjia Foek Sem), Maria Warsini |
Nama istri | : Anna Maria Megawati |
Nama anak | : Maria Luna Ferisa |
Jumlah saudara | : 3 (tiga) |
Berat badan | : 65 kg |
Tinggi badan | : 169 cm |
Hobby | : nonton, makan |
Kelas tanding | : Bulu (51,9 kg) |
Petinju favorit | : Oscar De La Hoya, Sugaray Leonard |
Aktor favorit | : Val Klimer, Van Dame |
Penyanyi favorit | : Bon Jovi, Jim Reves, Shania Twain |
Film favorit | : Action, Komedi, Horor, Silat |
Makanan favorit | : Bakmi, Gudeg, Seafood, Nasi Goreng Babat |
Minuman favorit | : Juice buah, Teh |
Kebiasaan jelek | : Gampang marah |
Hal yang paling disukai | : Makan, Jalan-jalan, Main dengan anak |
Cita-cita masa kecil | : Jadi orang sukses |
Pendidikan | : SMU Yayasan Pancasila (lulus tahun 1999) |
Tips hidup sehat | : Makan sehat, istirahat cukup, dan jauhi narkoba |
Penghargaan
- Juara tinju amatir Kejurda Jawa Tengah 1995.
- Juara tinju amatir Piala Maesa 1997.
- Juara Nasional Kelas bulu (57,1 kg) KTI.
- Gelar Interim Champion WBA 2003 peringkat 5 versi fightnews dan peringkat 10 versi Boxrec 2004.
- Gelar juara dunia kelas bulu versi PBA 2001-2003
- Gelar juara dunia kelas bulu versi WBA 2003-sekarang.