Dengan penampilannya yang lain dari yang lain, Deddy Corbuzier langsung menyita perhatian publik Indonesia saat dia mulai tampil di Layar kaca. Dengan kemampuannya sebagai mentalis pertama di Indonesia, kehebatannya membengkokkan sendok dan membaca pikiran orangpun langsung menjadi bahan perbincangan seantero nusantara.
Deddy Cahyadi Sundjojo, lahir di Jakarta 25 Desember 1976. Pria yang selalu berpenampilan hitam – hitam ini, memulai ketertarikannya di dunia sulap sejak dia masih kanak – kanak. Awalnya dia tertarik dengan dunia sulap saat dia menonton permainan pesulap dari amerika di televisi. Pada suatu saat, Heniwaty – yang tak lain ibu dari Deddy menunjukkan sebuah trick kecil kepadanya. “Waktu itu ibu saya menunjukkan sebuah trick sulap dimana sebuah tali dipotong jadi dua, kemudian di sambung lagi. Gara-gara inilah saya makin tertarik dan jadi keterusan sampai sekarang”. Tutur Deddy.
Pengetahuan deddy tentang ilmu sulap makin berkembang saat dia menginjak usia 10 tahun, yaitu saat deddy ikut orang tuanya waktu ditugaskan di berbagai belahan dunia seperti Israel, Perancis dan Amerika. “Dari situ saya baru tahu bahwa sulap itu banyak sekali kategori – kategorinya, dan sulap yang saya tahu saat itu dan juga yang paling di kenal indonesia adalah sulap Classic”. Papar deddy mengingat masa kecilnya yang cukup sering berpindah – pindah.
Minatnya terhadap dunia “Magic” pun makin menggebu – gebu setelah dia melihat penampilan David Copperfield. “Dulu waktu saya sedang belajar sulap, saya suka sekali nonton acaranya David Copperfield di televisi. Tapi saat itu, saya sama sekali nggak kagum dengan penampilannya bermain ilusi seperti menghilangkan patung liberty ataupun saat dia terbang. Karena saya tahu bahwa di balik semua itu pasti ada trick tersembunyi. Namun ketika dia memainkan sebuah permainan membaca pikiran, dimana dia bisa menggambarkan apa yang di pikirkan oleh para penonton lewat lukisan. saat itulah saya lebih terkagum – kagum dengannya, karena kalo dihitung secara trick itu susah sekali”. Ujar deddy panjang lebar.
“Pelakunya disebut mentalist dan seni-nya merupakan mentalism”. Ujarnya. Maka dari itulah Deddy lebih suka jika di panggil sebagai Mentalist. Seni Mentalism sendiri lebih banyak menggunakan kekuatan pikiran dalam setiap aksinya, seperti membaca pikiran, prediksi dan lain sebagainya. “Di show panggung saya, selama satu jam penuh isinya baca pikiran ataupun main tebak – tebakan. Yang orang tidak tepuk tangan, tapi hanya tertegun dengan apa yang dilihatnya. Dan bagi saya hal itu lebih menarik, semuanya terasa lebih nyata. Karena objek yang kita mainkan adalah pikiran para audience yang hadir, yang tak lain adalah orang kita buat tertegun dengan permainan kita”. Ujarnya dengan senyum yang khas.
Di setiap akhir acara deddy selalu mengatakan bahwa “Keajaiban itu adalah ilmu pengetahuan yang belum kita temukan”. Menurut Deddy, melalui sulap kita memberi harapan pada manusia. Bahwa sesuatu yang kita pikir tidak mungkin terjadi, mungkin saja bisa terjadi di masa depan. “Sebagai contoh, jika saya kembali ke 500 tahun yang lalu. Kemudian saya bertanya ke orang – orang di masa itu. saya punya besi 20 Ton dan bisa terbang, mungkin nggak? Saat itu orang pasti akan bilang tidak mungkin. Tapi sekarang bisa kita lihat sendiri kan? Ada besi seberat 20 Ton bahkan lebih, bisa terbang (Pesawat terbang – Red)”.
Selain berprofesi sebagai mentalist, ternyata saat ini deddy juga berprofesi sebagai pengusaha sebuah restoran di bilangan Semanggi. “Konsepnya sih, semacam Hard Rock Café. Kalo Hard Rock, berbicaranya tentang musik. Café saya berbicaranya tentang magic”. Nama makanan yang ada di Café yang bernama *********** ini pun tidak jauh dari dunia magic, seperti Houdini Salad, SandWitch, bahkan makanannya pun bentuknya aneh – aneh. Seperti misalnya Burger yang warnanya hitam, dan nuansa ruangan tak jauh – jauh dari nuasa Gothic yang memang favorit Deddy.
Ilmu Pikiran dan Kesehatan Tubuh
Saat Deddy masih di bangku SMP hingga kuliah, bisa dibilang Deddy termasuk remaja yang sangat aktif berolahraga. “Dulu sewaktu SMP, SMU dan kuliah, saya tuh rajin olahraga, dan saya megang “Black Belt” Dan I Karate Gojukai. Waktu itu juga saya sempet mengajar karate”. Namun seiring dengan kesibukannya yang mulai meningkat, lambat laun dunia olahraga dan beladiripun berangsur – angsur ditinggalkannya. “Saat masih di bangku kuliah, sebenarnya saya masih mengajar karate. Jadi waktu itu badan saya masih cukup kering lah.. ha..ha..ha.. . Karena di Karate-kan kegiatannya Cardio terus, jadi secara otomatis badan jadi kering. Nah, setelah lulus kuliah dan saya mulai meninggalkan itu semua. Mulailah, berat badan saya kurang terkontrol. Apalagi setelah saya menikah, dari berat badan saya yang tadinya 76 Kg (tinggi 185 cm – red), berat badan saya langsung naik ke 87 Kg”. Tutur Deddy sambil terkekeh.
Ketertarikannya pada Gym dimulai dua tahun setengah yang lalu. Tepatnya tahun 2005 Deddy mulai nge-Gym sendiri. “Waktu itu sebagai panduan saya dalam menjalani Fitness. Saya membeli buku panduannya Bill Phillips, kalo gak salah judul bukunya itu ‘90 Days Have a Great Body’. Saat itu Target saya adalah menguruskan badan, sekurus kurusnya”. Saking niatnya untuk mencapai target yang di inginkannya itu. Hampir setiap hari Deddy selalu ke Gym dan Berlatih. “Jadi setiap hari, olahraga yang saya jalanin di Gym adalah Cardio dan Circuit. Saat itu saya juga menjalani diet yang bener – bener diet, seperti nasi merah, roti gandum dan dada ayam”. Dan dalam waktu enam bulan, berat badan Deddy langsung turun ke 71 Kg. “Tapi, karena waktu itu saya merasa target saya sudah terpenuhi. Pola makan saya yang gila –gilaan balik lagi. Tapi biarpun begitu saya mengimbanginya dengan Cardio secara rutin. Dan Berat badan sayapun stabil di 74 – 75 Kg”. Ujar pria penggemar makanan pedas ini.
Tapi saat itu – menurut deddy – banyak yang mengatakan bahwa dia terlalu kurus, bahkan bisa dibilang wajahnya terlihat cekung sekali. Padahal kalau di hitung secara matematis. Dengan tinggi badan 185 cm, berat tubuh deddy yang 75 Kg adalah berat badan yang sangat ideal. “Dari situlah saya mulai mencari orang yang bisa membimbing saya, supaya latihannya benar dan semuanya terkontrol. Kemudian ketemulah saya dengan yang namanya Ivan (Ivan Biceps – Red). Setelah ngobrol – ngobrol akhirnya, sepakatlah kita, dan Ivan jadi Personal Trainer saya. Dan kali ini target yang ingin saya capai adalah berat badan naik tapi dengan otot, bukan lemak”.
Dalam waktu lima bulan, berat badan deddy langsung naik ke 85 Kg. “Saat ini sih otot saya sudah cukup bertambah, tapi… badan saya nggak kering. Karena sekarang ini saya tidak menjalani diet. Bukan karena saya tidak bisa diet seperti dulu lagi. Tapi, karena saat ini saya memang tidak mempunyai motivasi untuk diet supaya badan kering dan perut six pack. Yang saya inginkan saat ini, saya ingin kelihatan lebih segar dan kalau pakai baju terlihat berotot”. Ujar pria yang jika sehari saja, tidak menyantap nasi padang. Maka kepalanya akan terasa pusing.
“Jika dulu saya latihannya selalu Cardio dan Circuit. Sejak latihan sama si Ivan, sama sekali nggak ada latihan cardio di program saya. Isinya cuman latihan beban. Dan pola latihannya, ampun – ampunan deh. Saat pertama – pertama, rasanya udah kayak orang mau mati aja. Berat banget pola latihannya, tapi sekarang ini lama – kelamaan jadinya udah terbiasa”. Tuturnya sambil sesekali tertawa. Namun hasil yang di dapat dengan latihan kerasnya juga sesuai sekali, terlihat dari otot bicepsnya yang sebesar biceps “Popeye”. (FM/Lokasi foto: Maxzone Bintaro)
Profile
- Nama Lengkap : Deddy Cahyadi Sundjojo / Deddy Corbuzier
- Tempat, Tanggal Lahir : Jakarta, 25 Desember 1976
- Nama Ayah / Bunda : Omar Sundjojo / Heniwati
- Jumlah Saudara : 3
- Berat Badan : 84 kg
- Tinggi Badan : 185 cm
- Hobby : Baca buku, nonton
- Iklan : Cerebrovit, Kawasaki, Neozep, Beijing
- Aktor Favorit : Dakota F, Anthony hepleuis
- Makanan Favorit : Yang Pedas (Masakan Padang)
- Minuman Favorit : Es teh tawar
Menu makanan sehari – hari saat diet
- Makan Pagi : Putih telur
- Makan Siang : Dada ayam, Nasi merah