Cantik, enerjik dan seksi menjadi ciri khas figur cantik Reps kali ini. Kecanduannya pada olahraga, khususnya weight training, membuatnya senantiasa menganut healthy lifestyle. Wanita yang akrab disapa Shinita ini bahkan terjun langsung di dunia fitness dengan menjadi personal trainer di sebuah mega gym di daerah Taman Anggrek. Bagaimana wanita berdarah Lampung ini mulai mencintai olahraga beban ini?
“Awalnya sih kayak cewek-cewek kebanyakan, saya ingin berubah. Yang tadinya bertubuh gemuk, di bully orang-orang. Tapi ternyata bukan hanya transform body aja, saya dapat banyak hal dari fitness ini,” tuturnya saat ditanya mengapa mulai datang ke tempat kebugaran.
Awalnya Shinita juga mengaku bahwa ia hanya melakukan olahraga kardio saja untuk membakar lemak tanpa berlatih beban lantaran takut akan tumbuh besar layaknya pria. Namun seiring berjalannya waktu, perubahan tubuhnya semakin signifikan ketika ia melakukan latihan beban. Ia juga mendukungnya dengan merubah pola makan yang benar. Hingga akhirnya transformasi tubuhnya berhasil.
“Dulu saya datang ke gym itu niatnya cuma kardio, belum mau weight training. Semua cewek pasti awalnya takutkan weight training karena takut badannya kaya cowok. Ketika memulai weight training, meskipun bebannya sedikit. Tapi kerasa banget di-power dan setelahnya itu badan aku enakan. Jadi kayak magic banget.”
Setelah sukses bertransformasi dari gemuk hingga bertubuh ideal. Shinita pun turut terjun menjadi personal trainer untuk mencoba menantang dirinya, apakah ia bisa menerapkan apa yang selama ini ia jalankan kepada mereka yang memiliki masalah yang sama. Karena fitness itu bukan hanya sekedar menurunkan berat badan dan membentuk tubuh saja, tapi dengan fitness mental dan fisik seseorang bisa terasah.
Wanita yang dulu sempat over weight hingga 75 kg ini juga menjelaskan, bahwa peran personal trainer, khususnya bagi wanita yang baru fitness itu sangat penting. Dulu ia sempat menggunakan jasa personal trainer selama beberapa tahun. Namun saat dirasa sudah cukup mandiri, ia tidak lagi menggunakannya.
“Banyak orang yang datang ke gym angkat beban, tapi ternyata caranya itu salah dan emang nggak enak banget dilihat, terutama cewek. Kadang cewek nggak berani ke gym bukan karena banyak cowok, tapi karena takut salah. Tapi kalau form-nya udah bener dia akan pede kok, karena dia tahu gerakan dia pasti bener,” tuturnya berbagi pengalaman.
Berbicara soal kesulitan, tentu saja setiap individu yang ingin belajar untuk memulai hidup sehat juga mengalaminya. Kesulitan itu datang dari berbagai aspek, mulai dari diri sendiri, juga orang-orang di sekitar yang kadang tidak sepaham dengan apa yang ia lakukan.
“Pernah ya pas lagi angkat beban ada aja yang bilang ’lu ngapain si angkat beban kayak gitu, lu mau jadi body builder’. Cowok aja buat jadi besar nggak gampang, apalagi cewek. Makanya aku kalau nge-gym itu sering pakai headset, tujuannya ya biar fokus.”
Baginya gangguan-gangguan tersebut tak menyurutkan niatnya untuk bertransformasi jadi lebih baik. Ia tidak menanggapinya dengan serius, namun membuktikan bahwa dirinya mampu berubah menjadi lebih baik. “Trust your self aja,” tuturnya.
Beberapa waktu lalu Shinita sempat mengikuti event women fitness bertajuk INBA di Bali. Namun belum berhasil membawa pulang juara. Namun baginya event tersebut adalah suatu pengalaman yang membuatnya maju khususnya di dunia fitness yang ia geluti.
“Event INBA jujur aku nggak terlalu prepare ya. Tapi ada temen aku, mas Heintje yang push aku terus untuk ikut. Karena kompetisi bukan perihal menang atau kalah melawan orang lain, tapi bagaimana menang melawan diri sendiri. Dari saya yang gemuk ke sekarang aja udah menang, tinggal belajar stage dan segala macam. Pengalaman itu lebih penting, jadi untuk next event aku akan jadi lebih baik lagi dan melakukan persiapan yang lebih.”
Peran fitness dalam kehidupan gadis berparas ayu ini sangatlah penting. Karena sebagai seseorang yang memiliki tipe tubuh endomorph, ia sangat mudah gemuk. Untuk itu ia perlu konsisten menjaga pola makan serta berolahraga. Namun ketika healthy lifestyle sudah ia anut, ia tidak perlu khawatir lagi perihal berat badan. Bonusnya kesehatan jangka panjang yang rasakan di masa tua nanti.
“Kebetulan saya emang bukan tipikal orang yang suka hangout. Saya lebih suka habisin waktu di sport. Jadi kalau ada spare time, saya lebih suka ngabisin waktu di gym dengan berolahraga, kardio, muaythai dan saya jadi cinta banget sama sport.”
Sebelum menutup perbincangan, Shinita membagikan tips bagaimana agar transformasi tubuh yang dilakukan bisa berhasil.
“Awal-awalnya sih pasti ada yang bilang ‘Lu ngapain sih nge-gym, badan lo kan udah oke’ tapi pas lihat hasilnya, ‘kok bisa ya’ dari situ kita bisa membuktikannya. Percaya diri sendiri, don’t judge your self, kalau udah niat ya lakuin, jangan dengerin kata orang. Saya udah ngerasain sendiri. Terus carilah sumber yang benar, jangan yang salah ya,” tuturnya mengakhiri pembicaraan. (Ayu)