Eugen Sandow telah mengubah cara pikir kita tentang tubuh. Meskipun ia terlahir di atas muka bumi ini satu setengah abad silam, namun tindakan dan pemikirannya masih tetap dianut oleh banyak pelaku “pemahat” tubuh. Beberapa program latihan Sandow dalam menciptakan sebuah kebugaran fisik, ternyata dianut oleh banyak orang karena memiliki kecocokan akan hasil yang terealisasikan. Sehingga banyak orang saat itu bahkan hingga sekarang terinspirasi untuk memiliki tubuh yang baik, bahkan lebih dari itu tidak sedikit pula yang akhirnya berkomitmen untuk menjadi seorang atlet.
Sandow lahir di Konisberg, Rusia pada tahun 1867. Sandow meninggalkan Rusia pada 1885 untuk menghindari wajib militer yang kala itu sedang memburuknya hubungan Rusia dengan jerman dan sekutu. Sandow memiliki nama asli Friedrich Wilhelm Muller, yakni seorang anak penjual sayur yang rendah hati.
Untungnya, Sandow diberkati dengan fisik besar dan otak yang cerdas secara alamiah. Dari dua hal alamiah tersebutlah, Sandow mulai menapaki sukses kehidupannya walaupun sempat keluar dari nasab keluarga besarnya. Ketika besar Friedrich Wilhelm Müller, adalah seorang pioner binaragawan pada abad ke-19 dan sering disebut sebagai “Bapak Modern Bodybuilding”.
Dengan kelebihan tersebut, Sandow menjadi pemain akrobat sebuah pertunjukan. Sandow mengasah ketrampilannya sebagai seorang atlet dan pemain sirkus saat itu dalam setiap perjalanannya dari satu tempat ke tempat yang lain. Tidak lupa dan ketinggalan Sandow selalu meningkatkan kualitas otot dan bentuk badannya. Gymnastic dan acrobat menjadi pilihan Sandow dalam memperbaiki tubuhnya agar definisi dan kekerasan ototnya semakin baik.
Pada tahun 1894, Sandow tampil dalam sebuah film pendek yang digarap oleh Edison Studios. Film tersebut adalah bagian dari aksi Sandow dalam mempertunjukan ragam regangan ototnya. Dalam film tersebut menceritakan betapa antusiasnya khalayak akan suguhan tampilan keunikan tubuh yang dimiliki Sandow. Untuk mempromosikan dirinya Sandow sangat memaksimalkan film sebagai media baru yang sedang dikembangkan saat itu.
Pada tahun 1897 Eugen Sandow mendirikan sebuah institute resmi yang betajuk “Physical Culture”, dengan membangun gymnasium sebagai sarana dalam memabangun bentuk tubuh. Sandow menggelar kontes binaraga pertama kali pada tanggal 14 September 1901 di Royal Albert Hall. Kejuaraan tersebut dikenal dengan nama “Great Competition”. Juri pada kejuaraan tersebut tak lain Sandow itu sendiri yang ditemani oleh atlet sekaligus pematung Sir Charles Lawess dan Sir Arthur Conan Doyle.
Kepopuleran Sandow meledak dan mulai dikenal orang berkat aksi akrobatiknya dengan menonjolkan semua kekuatan fisiknya dalam Victorian sporting. Sandow bak bintang jatuh pada event tersebut yang menjadikan dirinya menjadi pujaan. Seketika Sandow menjadi tenar bahkan tidak sedikit yang mendaulatnya sebagai guru besar dalam hal binaraga, serta Sandow pula yang telah mengubah anggapan penduduk akan binaraga dari hal yang biasa saja bahkan cenderung rendah, kini menjadi sebuah olahraga yang banyak digandrungi dengan prestisius kehormatan yang menjulang tinggi.
Sebelum Sandow memulai aksinya sebagai strongman, kebanyakan masyarakat berpikir bahwa sebuah pertunjukan “muscleman” adalah sebuah tontonan yang menyuguhkan penampilan persilangan antara John Candy dan King Kong. Namun Sandow mematahkan semua anggapan tersebut. Sandow menunjukkan kepada dunia bahwa ia tidak hanya menampilkan kekuatannya saja diatas panggung, melainkan juga menunjukan kualitas otot yang definitif dengan bentuk ataupun ukuran tubuh yang proporsional.
Tubuh Sandow terpahat sedemikian tersebut jauh sebelum munculnya anabolic steroid serta peralatan olahraga ataupun fitness modern. Pada era tersebut, foto-foto performance Sandow banyak diburu oleh gadis-gadis muda yang rupanya juga tertarik untuk mengkoleksi rangkaian kegiatan Sandow. Terlebih lagi foto-foto Sandow dalam pakaian minim dengan tonjolan dada yang bidang paling laku keras terjual.
Semasa hidupnya Sandow pernah berteman dengan orang-orang penting di Inggris seperti Raja George ke-5 dari Britania Raya, Thomas Edison, dan Sir Arthur Conan Doyle. Sandow juga sempat bersahabat dengan pianis klasik terkenal Martinus Sieveking. Persehabatan antar keduanya sempat dikisahkan dalam buku yang berjudul Sandow’s System of Physical Training. Dikisahkan pula keduanya sempat berpergian bersama dan sempat pula tinggal bersama di New York walaupun hanya sementara waktu.
Sebuah tanda mata dan pengakuan atas kontribusi Sandow dalam binaraga, Frederick Pomeroy membuatkan sebuah patung yang berbahankan perunggu berbentuk diri dari Sandow yang diperuntukan bagi para pemenang Mr. Olympia. Patung tersebut akhirnya diberi nama “The Sandow”.
Pada tahun 1994 David L. Chapman menerbitkan biografi Sandow yang berjudul Sandow the Magnificent – Eugen Sandow and the Beginnings of Bodybuilding. Buku tersebut sempat menjadi kontroversi sebab berisikan tentang kepribadian Sandow bahwa ia gay atau biseksual. Pada tahun 2002, Thomas Manly juga tidak ingin ketinggalan menerbitkan sebuah buku yang berjudul For The Love Of Eugen, yakni sebuah cerita hantu yang menampilkan Sandow sebagai tokoh utamanya.
Pada tahun 1925 tepatnya tanggal 14 Oktober di London karena stroke pada usia 58 tahun. Sandow diistirahatkan untuk terakhir kalinya di Putney Vale Cemetery tanpa tanda secuil pun seperti yang dinginkan Blanche istri tercintanya. Baru-baru ini pada tahun 2002, salah seorang pengagum Sandow yang juga merupakan seorang penulis Thomas Manly membuatkan nisan hitam yang terbuat dari marmer. Dalam nisan tersebut tertuliskan “Eugen Sandow, 1867-1925 The Father of Bodybuilding” dengan tinta emas. Kemudian pada tahun 2008 lalu, makam tersebut dibeli oleh Chris Davies yang tak lain adalah cucunya cicit dari Eugen Sandow.
Kemudian ditahun yang sama pada momen memperingati hari lahir Eugen Sandow dibuatkan monumen untuk dirinya dengan mombongkar nisan yang Manly dirikan. Sekitar satu ton batu alam monolit berwarna pink yang mana semua batu tersebut bertuliskan “Sandow” (dengan huruf kapital) sebagai pengganti nisan tersebut. Prihal tersebut mengambil referensi Yunani kuno dalam mendirikan monument yang dikenal dengan sebutan “steles”.(dillah)