Berbicara soal profesi kebugaran dapat dicapai melalui banyak cara. Instruktur aerobik adalah bagian yang termasuk dari perangkat profesi dalam dunia kebugaran. Namun instruktur yang satu ini memiliki keunikan tersendiri yang dalam perbandingan memiliki skala 1000 banding 1. Jadi tidak heran jika REPS mengangkat profilnya untuk mengisi rubrik Figure Fitness edisi kali ini.
Mungkin REPS Mania pernah mendengar tentang istilah atau penamaan tentang phoenix. Dalam mitologi Yunani, phoenix adalah seekor burung api yang memiliki kekuatan yang super dahsyat dan bahkan sangat mematikan, sehingga menjadikan burung tersebut sebagai legenda dalam catatan sejarah perjalanan peradaban Yunani.
Namun kita tidak akan membahas tentang burung phoenix, melainkan Phoenix Khoe seorang instruktur group exercise yang kini banyak beroprasional di Elite Epicentrum. Dalam kesempatan yang luar biasa istimewa tersebut, REPS Magazine berhasil menyita waktu Phoenix untuk bicara tatap mata disela waktu istirahatnya paska mengisi kelas. Berikut adalah dokumentasi hasil wawancara REPS Magazine dengan intruktur muda belia ini,
REPS : Bagaimana Phoenix mendalami fitness knowledge ?
Phoenix : Learning by doing. Kebetulan aku lahir dikalangan keluarga olahragawan dan aku sendiri pun sempat memfokuskan diri dalam olahraga badminton dan voli. Jadi untuk urusan seperti anatomi tubuh walapun tidak begitu mendalam dan bentuk-bentuk gerakan yang baik dan benar aku sudah memahaminya. Dari kondisi yang sedemikianlah sedikit demi sedikit ilmu atau pengetahuan tentang kesehatan dan kebugaran perlahan menanjak dan bertambah.
REPS : Sejak kapan Phoenix mulai menjalani profesi sebagai instruktur aerobik ?
Phoenix: Masih cukup lumayan baru, sekitar tahun 2007-2008 aku mulai menjalani profesi sebagai instruktur kelas.
REPS: Seperti apa perjalanan Phoenix sampai bisa menjadi seorang instruktur ?
Phoenix: Aku memang sejak kecil sudah ikut sanggar tari atau dance. Dari yang namanya tradisional hingga modern dance sempat aku jalani jauh sebelum aku mengenal fitness center ataupun industri kebugaraan. Sampai pada akhirnya kesempatan untuk mengajar mulai berdatangan dan pada saat yang hampir bersamaan Master ku yang harus meninggalkan tanah air menyebabkan dan mengamanatkan kepadaku untuk menggantikannya mengajar. Dari kondisi tersebutlah sampailah aku untuk mengajar di fitness center. Yang tadinya disepakati hanya enam bulan saja ternyata terus berlanjut. Sebagai konsekuensinya aku harus menimba ilmu lebih dalam lagi mengenai macam-macam latihan group exercise dan perihal mengenai kebugaraan lainnya. Akhirnya kini aku dalam jalur yang biasa aku sebut dengan “from dance to wellness”.
REPS: Transisi seperti apa yang Phoenix alami dari dance kini menjadi wellness?
Phoenix: Berbicara soal transisi aku tidak begitu paham dalam menjelaskan perubahan yang aku jalani dari dancer menjadi instruktur. Tapi untuk menjadi dancer yang baik harus mengerti tubuh kita secara kompleks, bagian mana yang kurang dan yang harus dilatih haruslah diketahui dan disadari. Namun menjadi seorang instruktur haruslah mampu dan sadar dalam memberikan sebuah koreo ataupun pelatihan yang sekiranya bisa diterima oleh kelompok kelas dan tidak menjadikan mereka menemukan rasa kesulitan. Kemudian menjadi seorang instruktur lebih perlu mengerti akan teknik dan mampu menciptakan sebuah manfaat dari setiap gerakan yang diciptakan.
REPS : Dalam seminggu berapa kali Phoenix menghabiskan waktu untuk latihan ?
Phoenix : Sejujurnya ketika di luar jam mengajar aku tidak pernah latihan untuk pribadiku. Instruktur biasanya colong-mencolong latihan disela-sela jam mengajarnya. Namun ketika dalam sehari menghabiskan waktu sampai lima kali mengajar, aku kira tidak perlu lagi latihan untuk diriku sendiri. Sebab jika masih harus dipukul untuk berlatih, tentunya tidak ada lagi kesempatan dan waktu ku untuk beristirahat. Jadi untuk latihan secara pribadi selama seminggu “almost” hampir tidak pernah, tapi aku mampu menghabiskan 14 kali dalam seminggu untuk mengajar.
REPS: Untuk tetap menjaga stamina bagaimana pola makan yang Phoenix jalankan ?
Phoenix: Yang pasti adalah aku selalu mencukupi asupan protein dan tidak pula ketinggalan mengkonsumsi multivitamin dan kebutuhan nutrisi lainnya. Terutama ditengah aktivitas fisik yang tinggi.
REPS: Apa yang biasa Phoenix lakukan untuk tetap termotivasi latihan ?
Phoenix : Mendoktrin diri sendiri. Banyak orang yang belum pernah mengalami sesuatu akan banyak dan Sesuatu hal lantaran gagal dalam meyakinkan dirinya. Artinya ketika seseorang dalam kondisi pemikiran yang tidak mampu ataupun tidak ingin bergerak, maka akan mempengaruhi sikap orang tersebut untuk tidak akan melakukan sesuatu tersebut.
REPS: Menurut Phoenix, apa olahraga itu sendiri ?
Phoenix: Mengutip isi buku bahwa olahraga itu sendiri adalah melakukan atau menggerakan tubuh secara konstan minimal 30 menit atau lebih dengan kemudian ditandai dengan keluarnya keringat. Artinya olahraga tidak hanya sekedar berlari dan menendang bola ataupun melompat hingga men-smash shuttle cock saja, melainkan dengan aktif bergerak entah itu sekedar jalan santai hingga jogging sudah merupakan kegiatan dari berolahraga.
Perbincangan yang singkat dan hangat tersebut tidak terasa tinggal menyisakan 10 menit dari waktu istirahat Phoenix dan pecinta outdoor activities tersebut, karena akan melanjutkan kegiatannya pada hari itu. Dengan demikian segera mungkin REPS ajukan pertanyaan terakhir yang sifatnya mengajak dan mengkampanyekan untuk memulai hidup sehat bagi masyarakat luas. Bagi Phoenix, “Kita harus berpikir jauh ke massa depan. Menjadi orang tua yang sehat bagi anak-anaknya. Bahkan lebih dari itu inginkah kita menjadi kakek atau nenek sehat untuk cucu-cucu? Tiada gunanya kita banting tulang cari rezeki kesana-kesini dengan dalih untuk anak dan keluarga dengan mengabaikan kesempatan waktu untuk berolahraga, sehingga kita diganjar dengan sebuah penyakit yang mematikan, itu semua sangatlah tidaklah penting jadinya”. (dillah)
Profile
NAMA LENGKAP | : Phoenix Khoe |
NAMA PANGGILAN | : Phoenix |
TEMPAT / TANGGAL LAHIR | : Jakarta / 06 Juli 1983 |
TINGGI / BERAT BADAN | : 156 CM / 52 Kg |
NAMA ORANG TUA | : Khoe Wan kiong / Oey Swan Jong |
HOBI | : Sports & arts |
UKURAN BAJU / CELANA | : S / 27 – 28 |
TEMPAT GYM | : Elite Club Epicentrum |
CITA-CITA | : Successful Carier Woman |
Aktifitas Olahraga | : nge-Gym & outdoor activities |