Berawal dari sebuah profesi sebagai psikoterapi, membawa instruktur handal yang satu ini mengawali karirnya dengan bekerja diatas kapal laut. Alumni Universitas Indonesia ini sempat pula bekerja sebagai personal trainer di sebuah mega gym ternama tanah air paska menyudahi karirnya diatas laut. Figure Fitness kita kali ini sangat menghbikan dan gemar sekali akan catur.
Ramses Sibarani, adalah sosok pria inspiratif yang dapat menjadi panutan dalam menjaga kualitas kebugaran. Kesediannya bekerja sebgai personal trainer (PT) disebuah Mega Gym, lantaran jobdesk kerjanya dirasa sesuai dengan disiplin ilmu yang dipelajarinya. Dengan kondisi yang sedemikian Ramses mampu bertahan menggeluti profesi tersebut lebih kurang selama 2 tahun.
Pada masa tersebutlah paradigma atau mainset pria kelahiran Medan tersebut tentang fitness terbuka. Bahwa kini fitness tidaklah hanya identik dengan angkat berat atau beban yang serba berotot dan aerobik . bahkan aerobik yang ia temukan selama bekerja di fitness center tidaklah hanya sekedar loncat sana – loncat sini atau angkat kaki – angkat tangan dan putar kanan – putar kiri, ternyata lebih dari sekedar hal tersebut. Singkat cerita, Ramses justru berubah haluan dari seorang personal trainer menjadi seorang instruktur, karena mantan ABK kapal ini menemukan sebuah ketertarikan yang mendalam akan dunia aerobik.
Selain ketertarikan akan dunia aerobik, memang pada awalnya Ramses tidak menyangka jika harus bekerja sebagai seorang personal Trainer. “kala itu melamar sebagai psikoterapi dan lulus. Ternyata psikoterapi yang dimaksud adalah untuk sebagai personal trainer” ungkap Ramses yang di temui Reps di Gold’s Gym MOI. Seketika itu pula Ramses tidak terbayang sedikitpun hal yang harus dilakukannya sebagai seorang PT. Setelah dijalaninya beberapa bulan bekerja sebagai PT, seperti ada kejanggalan dan ketidak percayaan tersebut didasari pada keharusan mendapatkan klien dan klien tersebut membayar kompensasi bilangan rupiah yang tinggi untuk persesinya.
Kondisi yang demikian, berselimut dalam diri Ramses lumayan lama. Namun karena beberapa rekanan sesama personal trainer mampu mendapatkan klien, menjadikan hal tersebut sebagai challege yang harus dijalani. “Dalam diri timbul sebuah spirit yang mengatakan bahwa aku bisa”, ujar pecinta Tahu ini. Dari semangat tersebutlah perlahan satu persatu Ramsesmulai kebanjiran klien yang sempat merepotkan pembagian waktu bagi dirinya saat itu. Bayangkan betapa kerepotannya Ramses yang harus melayani klien-nya sebanyak 7-8 orang dalam sehari yang setiap person-nya mendapat jatah 1-2 jam. Dalam satu bulan Ramses mampu mengumpulkan dan melatih klien sebanyak 150 orang.
Lulusan akademik medis UI ini pada akhirnya jenuh dengan rutinitas pekerjaan yang sedemikian. “bayangkan aku harus ada di gym dari awal buka bahkan sampai jam tutup”, tegas instruktur body combat ini. Terkadang Ramses harus meluangkan waktu seperti yang sudah di order klien, namun sayang tidak jarang waktu tersebut menjadi sia-sia lantaran sang klien tidak hadir. Tapi bekerja sebagai personal trainer dianggapnya lebih baik ketimbang saat masih menjadi perawat dan sailor. Dengan alasan persaingan yang tidak sehat dengan dibumbui trik serta intrik yang licik mengakibatkan Ramses angkat kaki dari profesi lamanya.
Akhirnya tidak lama setelah menanggalkan profesi sebagai personal trainer, Ramses memulai kehidupan barunya sebagai instruktur group exercise walaupun sempat dirundung masa menganggur. Ternyata profesi barunya ini menjadikan Ramses semakin mengerti lebih dalam kolom-kolom dalam fitness. Bahwasanya fitness tidak lagi melulu sebagai soal otot dan identik dengan kaum adam. Untuk urusan aktifitas fisik yang menyehatkan atau untuk selalu bisa berkeringat, seorang instruktur lebih sering melakukannya ketimbang para PT. Seorang PT lebih banyak menghabiskan waktunya untuk memandu klien untuk berkeringat. Namun jika seorang instruktur peluang beraktifitas fisiknya lebih sering, karena para instruktur dalam setiap action-nya ikut berperan aktif melakukan tidak hanya sekedar mengarahlan atau memandu serta sekedar menghitung repetisi.
Hampir disetiap klub dengan merek Gold’s Gym tentu kenal instruktur yang satu ini. Spesialisnya dalam mengajar kelas body pump, body combat, yoga, kemudian RPM tidaklah dengan Cuma-Cuma. Sertifikasi sekelas LesMiis sudah dikantongi instruktur yang bercita-cita memiliki sekolah khusus untuk anak tidak mampu. Sehingga kredibilitasnya tidaklah lagi perlu dipertanyakan apalagi diragukan. Bersama GGX, Ramses mewarnai setiap kelas yang dimasukinya. Pembawaaanya saat bertugas pun tidak hanya sekedar putar lagu, membawakan koreo, dan teriak-teriak. Melainkan penuh dengan unsur entertaining, dan educating agar member tidak jenuh bahkan tertarik, serta mendapatkan wawasan dari setiap fokus inti latihan tertentu dan menjelaskan maksud dari setiap koreo yang dibuat.
”aku tidak ingin kelasku dijauihi para member lantaran menjenuhkan. Aku juga tidak ingin hanya memberikan koreo tanpa bisa menjelaskan fungsi dari gerakan tersebut”, lugas anak dari pasangan Maggasal dan Dinar Hutapea.
Ketika ditanya soal tantangan menjadi seorang instruktur, Ramses menjawab dengan tegas bahwa, “seorang instruktur (terlebih saat mengajar) hendaknya mampu memberikan perhatian intensif kepada membernya. Serta mampu meracik antara koreo dan musik yang diselingi aksi-aksi menghibur”, jelas mantan atlet wushu ini. Karena faktor tersebutlah yang menjadi perekat antara member dengan instrukturnya, agar kedepan timbul ketertarikan dari member untuk tetap mengikuti kelas tersebut.
Bagi Ramses seorang instruktur merupakan rollmodel bagi membernya. Dalam pengertian bahwa seorang instruktur haruslah memiliki penampilan yang ideal serta mencerminkan pribadi yang sehat dan bugar. Apabila jadinya jika seorang intruktur memiliki badan yang gemuk atau kurus, tetapi mengajar serta mengajak member untuk mengikuti kelas ataupun ucpannya demi terciptanya ideal body, sehingga Ramses mengikuti kelas ataupun ucapannya demi terciptanya ideal body.
Terakhir Ramses sempat berucap bahwa, “nilai pentingnya olahraga hari ini jauh lebih besar dibandingkan hari kemarin. Tentunya pentingnya kesehatan esok hari menjadi jauh lebih segnifikan pentingnya ketimbang hari ini. Artinya kualitas ataupun keperluan akan sehat semakin lama semakin penting seiring terjadinya kerusakan ekosistem alam, bad habbit, tingkat produktifitasnya SDM semakin tinggi”, tutup pemilik tinggi 170 cm ini. (Teks : Dilla/ Foto : Bimo / Lokasi : Gold’s Gym Moi)
BIODATA :
Nama Lengkap | : Ramses Sabrani |
Nama Panggilan | : Ramses |
Tempat / Tanggal Lahir | : Medan / 26 September 1976 |
Tinggi / Berat Badan | : 170 cm / 64 kg |
Nama Orang Tua | : Manggasal / Dinar Hutapea |
Hobi | : Olahraga |
Ukurn Baju / Celana | : M / 30 |
Tempat Gym | : Gold’s Gym |
Cita-cita | : ingin punya sekolah untuk anak tidak mampu |
Prestasi | : juara I kelas 65 Kg kejuaraan wushu se –DKI |
Aktifitas Olahraga | : Fitness, Tenis Meja, Wushu |
Makanan & Minuman Fav | : Tahu dan Spagheti / Air Putih |