Sudah banyak prestasi yang diukir atlet perempuan balap sepeda yang satu ini. Koleksi mendali mulai dari perunggu hingga kepingan emas pun pernah melingkar di lehernya, pembalap spesialis nomor track tersebut tercatat pernah merebut emas di PON XV/2000 di jawa timur dan emas kejurnas di jogjakarta pada tahun 2001 sampai pada SEA Games Thailand 2007. Lebih lengkapnya mari kita simak Figure Fitness Reps yang satu ini.
Terbiasa berolahraga semenjak kecil, menjadikan pembalap nasional ini tidak canggung lagi akan dunia olahraga suasana pagi di malang yang sejuk dan asri menjadi motivasi tersendiri bagi Santia Tri Kusuma untuk memulai harinya berolahraga. Kebiasaan Sang Bapak yang rajin menjalankan pola hidup sehat termasuk olahraga, nempaknya sukses mempengaruhi santia untuk juga ikut menjalankannya.
Ternyata prestasi santia dalam cabang olahraga sepeda terbentuk dari kesehariannya di masa kecil, semasa sekolah, ketika itu di Malang, santia terbiasa bersepeda untuk berangkat kesekolah setiap harinya dengan jarak tempuh sekitar 3 km, suasana yang masih asri ketika itu di malang, jarak 3 km pun disara tidaklah sangat jauh. “bapak ku memang menganjurkan kesetiap anaknya untuk bersepeda setiap kali berangkat ke sekolah”, ujar pembalap nasional ini.
Terakhir, pembalab wanita yang membela kontingen DKI kelahiran Malang, 27 April 1981 itu mempersembahkan satu-satunya emas bagi Indonesia di kejuaraan Asia, di Kutai Kartanegara, kaltim. Sebelum banyak meraih prestasi dalam cabang balap sepeda, santia sempat dilarang oalh kakak kandungnya untuk terlibat dalam olahraga balap sepeda. Alasannya sederhana, bahwa anak perempuan terlalu berisiko untuk ikut-ikutan kegiatan yang sedemikian, karena sebelum beralih ke sepeda balap santia memulainya dengan mountain bike. Tetapi ternyata, santia justru berhasil menggondol juara- ketiga di kejuaraan pertamanya dan sekaligus sebagai pembuktian bahwa dirinya berpotensi.
Akhirnya setelah berbual-bulan menjadi anak bawang di pelatnas tibalah saat yang paling bersejarah dalam hidup Santia, yakni diberikan kesempatan menjadi bagian dalam anggota pelatnas sepeda dengan diberi kesempatan mengikuti berbagai tes. Yang menarik Santia adalah peserta tes termuda dibandingkan dengan yang lainnya serta mampu menjadi yang terbai dari sekian atlet yang lainnya serta mampu menjadi yang terbaik dari sekian atlet sepeda lainnya. Keputusan diterima sebagai anggota platnas tersebut tepat dua bulan sebelum ajang Sea Games di gelar setelah induk oahraga balap sepeda tanah air menyudahi evaluasi perkembangan atlet.
Diajang internasional pertamanya tersebut Santia langsung mencatatkan namanya dalam sea games 2007 Jakarta dengan menggondol mendali perak di kelas downhill wanita. Rasa bangga dan tidak percaya tumpah ruah dalam benaknya ketika mampu menjadi tercepat ketiga dalam kejuaraan sea games. Dengan prestasi awal yang menggebrak tersebut segenap pengurus induk sepeda tanah air terbelalak akan potensi yang dimiliki Santia.
Selepas Sea Games 1997, Santia semakin popular karirnya dalam olahraga bersepeda tanah air dan hingga kini mampu menjadi tulang punggung kontingen Indonesia dalam meraup banyak mendali dalam cabang balap sepeda. Seiring waktu Santia mulai beralih kelas dari mountain bike ke track lintasan. Sebab banyak yang menilai yang juga diamini oleh Santia bahwa dirinya lebih berpeluang dan “perkasa” jika turun dikelas track. Tetapi seorang juara bukan berarti tanpa kendala baginya adalah minimnya fasilitas sepeda balap yang mendukung belumlah sepenuhnya dimiliki.
“biasa aku pinjam sepeda bapak ataupun kakakku setiap kali mau berlatih. Itupun ketinggian joknya setiap kali pinjam dan kembalikannya” imbuh punggawa sepeda dalam Sea Games 2009 Laos tersebut. Santia termasuk siswi berprestasi di sekolahnya. Urutan ranking lima besar selalu dihuni oleh dirinya. Naun setelah intens berlatih dan sering pula persiapan dalam menghadavi event kompetisi tertentu, alhasil akademik perempuan asli kota apel ini anjlok sampai tidak ditemukan namanya di 10 besar daftar prestasi. Seperti kebanyakan manusia dan hakikatnya. Santia juga rekadang khilaf dalam menurunnya konsistensinya dalam menjaga performa tingkat prestasinya. Rasa malas, jenuh, serta lelah adalah musuh yang paling dibenci namun paling nikmat untuk dikerjaan. Rasa malas untuk berlatih adalah tantangan yang jarang sekali pernah sirna dalam diri Santia, terlebih jika hujan melandan atau bahkan musim hujan bermula, rasanya mending segera ganti kostum dan berangkat santai-santai.
Terlebih lagi sehabis ataupun ketika target dalam suatu event kejuaraantelah tercapai dan usai. Banyak atlet tanah air yang terlena akan hal yang pernah diraihnya, sebab setelah pemerintah memberikan bonus karena target-target tercapai semua atlet kembali kehabitatnya masing-masing dan baru kembali lagi ketika ada event selanjutnya. Hal tersebutlah yang dianggap santia banyak mengubur prestasi atlet Indonesia.
Untuk itu untuk menginovasi latihannya, Santia biasa mengisinya dengan berlatih beban dekat dengan mess yang sekarang dihuninya. “aku hanya sekedar menjaga “power” ototku agar tidak terlalu berat untuk mengejarnya ketika mendekati kejuaraan”. Tambah istri dari pembalap putra Indonesia Rohmat Nugraha. Santai berpendapat bahwa, “untuk menyokong serta menciptakan kayuhan yang menghsilkan speed yang cepat dibutuhkan otot paha yang memadai. Untuk itu aku masukkan weight training dalam program latihan maintenance-ku”. Pada dasarnya fitness atupun weight training juga digunakan atlet prestasi cabang olahraga apapun.
Sudah bukan menjadi rahasia umum lagi bahwa otot besar dalam tubuh banyak digunakan bagi para pembalab sepeda. Berbicara otot pun tidak bisa lepas kaitannya antara weight trainng dan asupan protein. Tetapi bedanya dalam olahraga balap sepeda otot tersebut tidaklah dilatih dan diberi makan agar menjadi besar, tetapi hanya dimaksimalkan fungsi kerjanya. Santia dalam menjaga kualitas kesehatannya mecoba untuk menghindari makanan berlemak, terlebih yang bersantan.
Namun dalam kehidupannya sehari-hari, masih ada obsesi Santia yan terpendam, yakni terkait dengan pernikahannya dengan sang suami yang juga pembalap sepeda, rohmat nugraha sejak menikah pada tahun 2004 lalu, wanita yang kini telah bersetatus PNS (pegawai negeri sipil) didinas pemuda dan olahraga (Dispora) Pemprov DKI Jakarta itu hingga kini belum dikaruniai satupun momongan. Meski begitu kini Santia dan suaminya belum fokus memikirkan hal tersebut. Sadar akan tanggung jawabnya sebagai pahlawan bangsa di bidang olahraga, lebih memilih memberikan yang terbaik bagi Merah-Putih, termasuk meraih mendali emas di Sea Games 2011 di Indonesia. (Teks : Dilla/ Foto : Bimo)
Biodata :
Nama lengkap | : Santia Tri Kusuma |
Nama Panggilan | : Santia |
TTL | : Malang, 27 April 1981 |
Tinggi / Berat Badan | : 158 cm / 51 kg |
Nama Orang Tua | : Santoso / yayuk s. Rahayu |
Hobi | : nonton, jalan-jalan |
Ukuran baju / celana | : S / M |
Tempat Gym | : selebrity fitness, one gym, max gym |
Aktifitas Olahraga | : berenang, Fitness, Joging, besepeda |
Makanan dan Minuman Fav | : Sushi dan Jus Alpukat |
Prestasinya :
- Mendali emas Asia Cycling Championship Tahun 2009 Indonesia
- Mendali emas Asia Cup Track Cycling yahun 2009 Japan
- Mendali perak B. World Championship tahun 2005 Swiss
- Mendali emas 500 m Sea Games 2001 Malaysia
- Emas elimination Asia Championship 2002 thailand
- Perunggu Point Race Asian Games 2002 Busan Korea.
- Emas Criterium Sea Games 2003 Vietnam
- Perunggu Point Race B World Championship 2003 Swiss
- No 4 Point Race world Cup 2004 Australia
- Emas ITT Sea Games 2005 Philipina
- Perunggu klasemen umum sprint tour d’Geelong 2005 Austria
- Emas Criterium Open 2005 Belanda
- Perunggu Criterium Open Belgium
- Emas Point Race Sea Games 2007 Thailand
- Perak scratch Asia Championship 2008 Japan
- Emas Sprint Asia Cup 2009 Japan
- Emas Elimination Asia Championship 2009 Indonesia
- Perunggu Elimination Asia Cup 2010 Japan