Tahun 1996 bulan September, adalah langkah baru atlet asli Sukabumi ini memulai rangkaian catatan sejarah kebinaragaannya. Namun jauh sebelum itu, ia sudah pernah mencicipi latihan beban kala berstatus anak SMA.
My Profile yang satu ini tidak hanya garang di atas panggung pertunjukan binaraga saja, melainkan juga aktif di kepengurusan PABBSI daerah serta ikut menggeliat dalam arus industri fitness.
Berbicara soal Duden tentu tidak bisa dilepaskan dari CBC (Cibadak Binaraga Club). Klub kebugaran yang didirikan pada tanggal 05 september 1996 sekaligus bersamaan dengan rintisan karirnya dalam dunia binaraga, adalah bentuk supremasi Duden akan olahraga yang satu ini. Berawal dari ajakan teman-teman sebaya dan se-‘tongkrongan’ untuk nge-gym telah membawa Duden pada posisi yang bermimpi pun tidak berani dulunya, yakni berhasil menjabat sebagai ketua PABBSI Sukabumi.
Hobi adalah kata kunci dari kesuksesan Duden selama rangkaian perjalanan binaraganya. Medali emas pada PORDA JABAR 2010 di Bandung pernah disabetnya, bahkan terakhir pada tahun 2011 Duden berhasil mengepak medali emas pada Kejurnas Bandung Raga 2011. Dengan hobi atau rasa kecintaan membuat Duden menjalani olahraga beban ini dengan enjoy dan mengalir bak darah yang terpompa ke seluruh penjuru tubuh. Hobi tersebut bermula lantaran Duden senang mengkoleksi ataupun bercita-cita ingin memiliki tubuh besar namun berotot, weight training atau latihan bebanlah jawabannya saat itu.
Latihan beban juga dijadikan Duden sebagai sarana untuk mengejar pencapaiannya agar lulus dalam AKABRI. “Namanya juga anak muda kental akan pengaruh teman akhirnya kita semua bareng-bareng daftar AKABRI setelah lulus sekolah”, jelas Duden yang menyempatkan diri singgah diruang kerja redaksi. Karena perjalanan uji masuk AKABRI yang sangat panjang dan sulit, gagallah Duden mengecap rasanya menjadi siswa AKABRI. Ternyata ketidakberhasilan tersebut bukanlah sebuah kegagalan, melainkan hanya sebuah pergeseran jalan tujuan. Pengembaraan Duden dan teman-teman paska gagal uji masuk AKABRI justru mempertemukan mereka dengan Ade Rai.
Dari pergaulan yang tidak singkat dengan Ade Rai tersebut dan didasari pula dengan kesamaan hobi, maka lahirlah Cibadak Binaraga Club atau yang lebih dikenal dengan CBC, sekaligus aksi perdana Duden berlatih untuk persiapan sebagai seorang bodybuilder. Dari berat awal hanya 47kg, karena rajinnya Duden mengikuti sosialisai bersama TEAM RAI, ia pun berhasil naik gelanggang untuk compete binaraga di kelas 60kg dan 65kg. Semangat Duden untuk berlatih dan belajar soal latihan dan segala halnya, lahir akibat sebuah pergaulannya dengan sang ikon binaraga tersebut. Kesempatan tersebut sangatlah tidak disia-siakannya, setiap seminar, event-event TEAM RAI, guestpose, dan kegiatan lainnya seputar fitness dan binaraga selalu diikuti Duden.
Hal tersebut berhasil merangsang Duden dan rekan rekan untuk berlomba dan berjalan pada garis jejak binaraga. Setiap kejuaraan selalu diikutinya walau tidak selalu menang, yang penting aktualisasi diri dalam dunia binaraga, khusunya di Bandung dan sekitar Sukabumi tidak pernah terlewatkan. Hingga pada klimaksnya, Duden beranikan diri untuk mengajukan diri sebagai atlet binaraga PABBSi Jabar. Semua kalangan yang mendukungnya serta semngat prestasi yang terpancar dari dirinya memudahkan langkah Duden menuju panggung besar binaraga tanah air.
Sekarang Duden lebih banyak menghabiskan waktu untuk usaha fitness center, mengkader atlet binaraga berbakat, dan menjalani hari sebagai ketua PABBSI Sukabumi. Medali emas dan predikat Best of The Best di Kejurnas Bandung Raga 2011 lalu adalah bukti bahwa Duden bisa dan amat potensial. Medali emas dan title Best of The Best yang digapainnya bukanlah hal mudah yang bisa dicapai dalam waktu singkat. Banyak kejuaraan lain yang belum dimenangkannya sebelumnya, namun walau belum menang Duden tetap merasa menang. “Sebab dengan mengikuti kejuaraan binaraga, saya menjadi tahu sudah diperingkat berapakah kualitas otot yang saya miliki untuk bisa lebih memacunya”, tegas Duden.
Jauh sebelum hari ini, atau sebelum menekuni dunia binaraga Duden adalah seorang pedagang hingga saat ini. Artinya adalah, Duden sanggup dan berlaku pintar untuk bisa mengatur waktu agar semua aktivitasnya bisa berjalan seiring. Dari membantu usaha punya orang tua hingga kini punya usaha sendiri, tidak membuat Duden menjadi patah arah untuk menggapai impiannya memiliki tubuh besar berotot nan ideal.
Kini harapan yang dikejarnya adalah fokus mendulang banyak prestasi dalam runtutan sejarah binaraga Indonesia. Harkat, jiwa, dan raga kini semua ditaruhkan Duden untuk lebih serius dan lebih mendalam mempersiapkan diri untuk keluar menjadi sang juara binaraga sejati disetiap pagelaran kejuaraaan.
“Modal, adalah tantangan utama untuk bisa survive dalam olahraga ini jika ingin berprestasi lebih”, tegas atlet sunda pecinta seafood ini. Bukan rahasia bahwa olahraga binaraga jika tidak kuat modal prestasi yang dikejar terlihat jauh lalu cenderung akan mengambil jalan pintas. Rutinitas latihan Duden sekitar lima kali dalam seminggu dan menjadikan hari jumat untuk libur. Iklim kejuaraan yang masih rentan akan kecurangan ternyata berbuah pengaruh kepada semangat Duden untuk latihan. Ketika hasil kejuaraan yang tidak fair, atau bahkan ketika sering kalah mutlak, atau karena sedang menghadapi sebuah persoalan yang membuat selalu Duden ingin segera mengakhiri goresan tinta sejarah kebinaragaannya. Namun dengan seringnya mengikuti informasi dan hadir menonton setiap kejuaraan binaraga, mampu merestorasi jiwanya untuk kembali berlatih dan bertempur di arena binaraga.
Profil:
Nama Lengkap | : Duden Mulad, SE. |
Nama Panggilan | : Duden |
Tempat / Tanggal Lahir | : Sukabumi / 07 Januari 1974 |
Tinggi / Berat Badan | : 175 cm / 90kg |
Hobi | : Fitness |
Ukuran Baju / Celana | : XXL / 32 |
Tempat Gym | : CBC (Cibadak Binaraga Club) |
Cita-cita | : Anggota TNI |
Prestasi | : Juara I PORDA JABAR 2010 Bandung |
Juara I Kejurnas Bandung Raga 2011 | |
Predikat “Best Of The Best” – | |
Kejurnas Bandung Raga 2011 | |
Aktivitas Olahraga : Renang | |
Makanan & Minuman Fav. : Seafood & Jus Alpukat |
Text: Syukron Achmad Fadillah, Foto: Satyo Bimo.