“Rasa sayange…rasa sayang sayange…Eee lihat Ambon dari jauh rasa sayang sayange”, penggalan lirik lagu tersebut membawa imajinasi kita tentang bumi Maluku yang kaya akan keindahan pesisir pantainya. Lagu daerah yang selalu dinyanyikan secara turun-temurun sejak dahulu ini, selalu dinyanyikan sebagai ungkapkan rasa sayang terhadap lingkungan dan sosialisasi diantara masyarakat Maluku.
Tentu bukan Maluku dengan Ambonnya yang akan REPS bahas dalam kesempatan kali ini, melainkan figure fitness yang pernah meninggikan Sang Saka Merah Putih dikancah regional ASEAN asal Ambon. Ia adalah Romy Tanaka Pattipeilohy, pemain basket yang biasa bertugas sebagai point guard sekaligus playmaker ini adalah putra asli Ambon yang hijrah ke ibu kota sekedar untuk melanjutkan aksi basketnya. Mungkin banyak yang sudah lupa bahkan belum mengenal pebasket berkulit hitam ini, tetapi REPS Magz tidak akan membahas soal basket atau sebagai ajang jumpa kangen dengan Rommy. Melainkan bertanya soal aktivitas fisik serta gaya hidup sehat yang biasa dilakukan.
Pertama Kali Main Basket
Badminton atau bulu tangkis adalah olahraga kegemarannya. Shuttlecock bagaikan teman dalam keseharian jong Ambon pecinta baca ini. Berolahraga merupakan sebuah aktivitas yang akrab dengan Romy sejak kecil, tercatat ilmu pendidikan olahraga terutama saat jam praktek nilai tertinggi selalu ada digenggamannya. Seiring bergantinya waktu, Tanaka justru banting setir untuk ke olahraga bola basket. Semua berangkat dari intensnya Tanaka menyaksikan sang kakak bermain basket. Disinilah awal mula hasrat untuk nge-basket tersebut muncul.
Akhirnya bergabunglah Romy dengan klub basket Mitra Guntur atas rekomendasi sang kaka. Bersama Ali Budimansyah, Romy banyak mengenyam pelajaran dari Mitra Guntur yang membuat mereka berdua menjadi bintang bola basket tanah air saat itu. Jauh sebelum bermain dan berlatih untuk Mitra Guntur, Romy adalah pemain basket andalan sekolahnya yang selalu bentrok dalam kejuaran antar sekolah dengan SMU 3 yang diperkuat oleh Ali Budimansyah. Jadi bisa dikatakan saat SMU-lah Romy sudah memulai rangkaian karirnya dalam dunia basket tanah air.
Sejarah Basket Profesional
Nama Budi Gambiro adalah sosok yang membukakan pintu karir Romy hingga bisa menjuari ragam kompetisi basket tingkat nasional. Klub Satria Muda yang dibina secara professional oleh Budi Gambiro, meminta kepada Mitra Guntur untuk merger bersama dalam menghadapi sebuah kompetisi. Saat itu tarafnya masih berformat KOBATAMA. Sebuah klub harus melewati fase khusus yakni PRATAMA sebelum bisa berkiprah dikompetisi bola basket terakbar tanah air tersebut.
Proses merger pun rampung, Romy bersama Budi Gambiro secara resmi atas nama Satria Muda turun gelanggang untuk bersiap diri mengarungi kompetisi bola basket yang bertajuk PRATAMA. Tidak terasa setahun sudah dilewati dan kompetisi pun menapaki tahap akhir. Klub dengan peringkat dua teratas berhak mengadu peruntunganya dengan memasuki tahapan playoff melawan dua klub yang terelegasi. Klub yang memenangkan playoff tersebut berhak berlaga di KOBATAMA. Satria Muda berhasil melewati babak tersebut, yang dengan demikian menjodohkan Romy Tanaka pada atmosfir kompetisi elit bola basket nasional.
Berangkat dari hobi yang dijalani dengan penuh keseriusan, berhasil mengantarkan Romy sebagai pebasket kelas wahid. Prestasi demi prestasi baik bersifat penghargaan pribadi ataupun secara tim tercicipi olehnya. Bermain untuk timnas Indonesia telah dirasakan jong Ambon bermarga Pattipeilohy ini. Berlaga dalam pesta olahraga nasional juga pernah dinikmatinya, bahkan jauh sebelum dua event di atas Rommy sempat berkiprah di SEABA usia 22 tahun.
Mengapa Harus Basket?
“Basket memilki banyak nilai seni yang disetiap bagiannya memiliki tingkat kesulitan dan keindahannya tersendiri”, tegas Romy. Inilah alasan yang membuat Romy berbalik arah dari badminton ke bola basket. Walaupun bulu tangkis primadonanya olahraga Indonesia, tapi Romy justru “keukeuh” mendalami hobi basketnya. Kesempatan yang hadir, juga ambil peran penting atas keputusannnya tersebut. Saat itu masih sangat sedikit orang yang bisa main basket secara indah, sehingga secara prestise bisa main basket bisa diibaratkan sebagai anak gaul.
Gaya Hidup Sehat Yang Diterapkan
Cukup air putih adalah suatu hal yang pasti dikonsumsi Romy, selanjutnya tentu aktivitas fisik yang dikombinasi dengan mengatur secara pintar waktu beristirahat. Soal makanan tidak terlalu ketat, dalam artian tidak terlalu banyak aturan dalam mengkonsumsi suatu makanan. Yang penting selalu konsumsi buah dan sayur agar sistem percernaan lancar dan sehat. Gaya hidup sehat lainnya sudah barang tentu adalah olahraga. Walaupun kini sudah tidak lagi aktif sebagai pemain basket, bukan berarti Romy sama sekali tidak berolahraga. Kesehariannya tetaplah sama seperti hari-hari sebelumnya yang masih tetap bangun pagi, stretching, jogging, dan pastinya men-dribble bola basket.
Weekend adalah momentum yang tidak pernah absen dibuatnya untuk bisa berolahraga. Minimal memanfaatkan pagi hari baik sabtu atau minggu jika memang pada dua hari tersebut ada kegiatan yang harus dikerjakan pada siang hari. Artinya tidak ada kata tidak sempat untuk berkeringat. Gaya hidup sehat lainnya sudah barang tentu bebas alkohol dan narkoba.
Adakah Cerita Menarik Soal Hidup Sehat?
Cerita menarik tidak ada, namun lebih tepatnya hanya pengalaman pernah berdampingan dengan mereka yang konsisten dengan hidup sehat. Yang pertama adalah pengalaman bertemu dengan pelatih yang luar biasa disiplin dan berkomitmen. Yang tanpa disadari segala yang diterapkan sang pelatih membekas dalam memorinya. Sehingga hal yang dulunya bersifat instruksi, justru kini berubah menjadi sebuah habit yang terasa sulit untuk di-ignore.
Kedisiplinan yang telah tertanam tersebut akhirnya tumbuh sebagai mental yang menjadikan Romy sebagai pebasket yang sukses sebagai pemain dan juga sukses diluar lapangan. “Yang pasti hanya gaya hidup sehatlah yang mampu membuat diri kita memiliki nilai. Sebab agak tidak mungkin kalau kita bisa maksimal dalam melakukan sesuatu tanpa didasari akan sebuah kebugaran ataupun kesehatan yang prima”, tegas Romy disela jam kerjanya sebagai Manager Klub Citra Satria.
Pesan Untuk Pembaca REPS
Yang pasti segala hal yang diseriuskan akan mampu menghidupi diri kita termasuk olahraga. Namun segalanya perlu proses dan sebuah bukti kongkret. Baru bisa atau merasa sudah di atas yang lain jangn terburu-buru mematok nilai materi. Ketika semua proses terlewati yang juga didukung dengan sebuah bukti kongkret, justru materi tersebutlah yang akan menghampiri. Berolahraga tidak harus menjadi atlet, namun jikalau ada kesempatan kearah sana kenapa tidak? Yang penting sudah mau berolahraga secara intens saja, itu sebuah kemenangan yang tersendiri sebelum menuju sukses besar lainnya. (teks : Dilla/ Foto : Bimo)
Nama Lengkap | : Romy Tanaka Pattipeilohy |
Nama panggilan | : Romy |
Tempat / Tanggal Lahir | : Jakarta / 16 Januari 1974 |
Tinggi / Berat Badan | : 178 cm / 65 kg |
Nama Orang Tua | : Karel L. Pattipeilohy / Emma F. Pattipeilohy |
Hobi | 1. Olahraga |
2. Baca | |
Ukuran Baju / Celana | : L / 29 |
Cita-cita | : Pengembang olahraga bola basket Indonesia |
Prestasi | -1. SEABA U 22 Years (Brunai) tahun 1996 |
-2. PON DKI tahun 1996 | |
-3. ASEAN UNIVERSITY tahun 1998 (Manila) | |
Aktivitas Olahraga | : Bulutangkis, Renang, Jogging, dan Bola Basket |