Cedera adalah hal yang sangat tidak diinginkan oleh semua orang. Berlatar belakang suka dengan hobi balap motor ber-cc besar dan basket. Pria bertinggi badan 170cm ini alami cedera serius pada ACL (anterior cruciate ligament )nya di tahun 2016, sehingga ia terpaksa harus berjalan menggunakan tongkat.
Yonikanitus atau akrab disapa Yoni, adalah mantan pembalap yang sangat aktif. Cedera kaki yang dialaminya dikarenakan jatuh saat bermain basket. Mengenal gym sejak 4 tahun lalu, Yoni merasa bosan dengan aktifitas pemulihan ACL nya. Risih dengan kondisi tubuh dan saat itu sedang asik-asiknya membentuk badan. Membuat Yoni curi-curi waktu pergi ke gym untuk latihan, meskipun harus menggunakan tongkat.
“Pasca cedera, saya gak bisa jalan selama sebulan. Nah saat itu masih pakai tongkat tapi belum operasi. Saya pakai tongkat, tetap latihan gym. Sampai saya masuk gym mereka (teman gym) bilang, wuih orang gila. Pakai tongkat masih nge-gym”, jelas Yoni dengan tertawa.
Di bulan desember Yoni putuskan untuk operasi, karena ia merasakan nyeri yang berlebih. Dan pasca operasi, kembali lagi bapak dari dua anak ini tidak betah berdiam diri di rumah. Yoni kembali latihan dengan menggunakan tongkat. Namun untuk otot yang difokuskan adalah bagian upper body saja.
“Pasca operasi, recovery itu makin lama, karena saya mesti jaga buat jalan, melintir, dan gak boleh beban berat. Tapi lama kelamaan di rumah, saya juga gak betah. Jadi saya tetap datang ke gym, pakai tongkat kiri kanan. Tapi kita main upper body. Sampai final, dokter bilang Oke silahkan hajar (latihan)”.
Motivasi karena badan tidak good looking dan tidak pede, adalah alasan Yoni tidak sabar nge-gym. Oleh sebab itu, ia memutuskan untuk kembali gym, latihan lagi, dan kembali menjalani program diet lagi.
“Saat ini, saya masih merasakan sedikit ngilu. Kemarin sempat main Volly, lompat dan cedera lagi. Setelah itu saya coba main squats, sakit banget. Nah sekarang, saya coba lagi dengan main-main beban ringan buat beradaptasi lagi. Tapi buat next, untuk high impact kayaknya sudah gak bisa. Tapi saya masih bisa marathon. Cuma kayak lompat, sprint udah gak bisa”, jelas Yoni kepada reps.
Untuk kedepannya, Yoni menargetkan ikut kejuaraan sebagai motivasi diri. Event terdekat yang ditargetkannya adalah event di Bali dan Men Of Steel di Jakarta. “Jujur diet serius baru pertama kali. Dan kurang lebih berjalan dua setengah bulan. Karena di awal gak ada rencana untuk ikutan kontes. Tapi pas diet dan ada progress, semua teman-teman bilang lanjut aja kontest ke Bali”.
Kesulitan saat mengikuti event diakui Yoni perihal makanan. Yoni mengaku jika dirinya adalah pria pecinta kuliner. Terkadang ia menahan makanan yang enak, gurih, manis, asin itu susah sekali. Namun penyeselan pasti ada setelah ia bercermin, hingga akhirnya ia lebih memilih menahan dan berpikir panjang bila dihadapkan pada makanan yang enak.
Ketika ditanya antara dua pilihan, yakni kesulitan ketika diet atau belajar posing. Yoni dengan tegas menjawab diet. Alasannya, jika diet membutuhkan waktu yang cukup lama. Sedangkan belajar posing, bisa 1 atau 2 minggu latihan.
Di penghujung wawancaranya bersama reps, Yoni menyampaikan. “Pesan saya kepada fitness mania, semua itu gak ada yang gak mungkin. Kalau ada yang tahu instagram saya, 5 bulan kemarin badan saya 83 kg benar-benar basah banget. Dan saya gak pernah menyangka, bisa punya badan walaupun belum bagus, tapi paling tidak bisa seperti ini. Jadi semua gak ada yang mustahil, asal bisa konsisten dan disiplin”, tutup Yoni.(alfian)
Profil:
- Nama Lengkap: Yoni
- Nama Panggilan: Yoni / Yonk
- Tempat dan tgl lahir: jakarta, 22 juli 1985
- Tinggi Badan: 182cm
- Berat badan off/on: 82kg/75kg
- Makanan Favorit: Bakmi Ayam
- Minuman Favorit: Fanta
- Suplemen Favorit: Whey Synth 6 Strawberry
- Ukuran Baju: L
Prestasi:
- Juara 3 Yamaha Sunday Race Kelas Superstock uo to 1.000 cc