Oleh Fikry Hizbullah
Mengawali ketidaktahuannya terhadap dunia fitness, Topan Hermawan sempat tipes di awal perkenalannya dengan besi. Topan mengatakan saat itu hanya melihat orang-orang yang memiliki badan bagus namun tidak tahu bagaimana cara memainkan alat yang ada di gym.
“Yang saya tahu hanyalah latihan selama mungkin, angkat berat seberat mungkin dan tidak memikirkan asupan makanan serta istirahat. Hasilnya pada tahun 2009 saya terkena tipes,” kata Topan kepada reps-id.com, Jakarta.
Dari kesalahannya tersebut, Topan belajar untuk memahami berbagai macam ilmu soal dunia yang Ia tekuni. Banyak referensi yang Topan peroleh mulai dari internet hingga bertanya kepada teman soal passion-nya ini.
“Meski begitu, saya tidak mengambil informasi secara cuma-cuma, saya saring berbagai informasi yang didapat. Karena menurut saya, belum tentu cara latihan atau diet mereka cocok untuk saya. Saya hanya mengambil cara-cara yang memang cocok di tubuh saya,” ungkap Topan.
Pada tahun 2010, dirinya sempat bergabung di salah satu mega gym di Indonesia. disitulah Topan mulai merasakan proses revolusi latihan, pola makan dan istirahat yang benar. “Namun hanya sebentar berkecimpung disana hingga akhirnya saya kerja sebagai wartawan,”
Di saat sudah menemukan passionnya, Topan dihadang oleh dua pilihan yang membuat Ia harus menentukan pilihan antara memilih passion atau kerjaan yang “realistis”. Hingga singkat cerita, dirinya mengambil wartawan sebagai mata pencahariannya.
“Saat saya bekerja sebagai wartawan, saya tidak bisa meninggalkan dunia yang saya cintai itu (fitness). Hingga akhirnya pada tahun 2013, saya dapat tawaran untuk menjadi personal trainer tanpa pikir panjang saya ambil pekerjaan itu dengan segala resiko. Semua itu demi menyalurkan passion saya,”
Topan menyadari bahwa semua yang di mulai dari nol pasti takkan mudah. “Namun saya tetap berusaha pasti ada jalannya”. Dorongan orang tua selalu jadi pegangan Topan untuk meraih mimpinya sebagai atlet bina badan.
“Kedua orang tua adalah semangat hidup saya, terlebih ibu yang selalu support doa dan selalu memotivasi mental,”pungkasnya.
Tak ayal dirinya kerap mengalami rasa frustasi saat menekuni dunia fitness. Frustasi yang Topan rasakan adalah otot yang tidak kunjung membesar meski sudah lama berlatih. “Namun, saya berpikir bahwa olahraga fitness bukanlah olahraga instan yang dengan cepat bisa membesarkan otot. Jadi cara mensiasatinya adalah dengan menikmati proses dengan usaha yang maksimal”
Di samping itu ada kendala lain yang Ia musti hadapi, yakni godaan makan. Menurutnya, prinsip diet itu sendiri lebih ke arah godaan mental jika mental sudah terlatih dan terbiasa diet, godaan makanan seperti apapun jadi hal yang biasa.
“Karena prinsip diet lebih ke arah mental, menurut saya diet itu adalah kebiasaan jika sudah terbiasa, segala sesuatu bukanlah jadi hal aneh”ucap Topan.
Kerap lama latihan, tahun 2013 jadi ajang pertama Topan tampil di atas panggung. Topan mengaku merasa gugup saat tampil di atas panggung. “Perasaan saat itu gugup, bingung harus pose seperti apa, tidak tahu teknik yang benar saat berpose. Sampai saya tidak berani melihat juri dan penonton namun, ajang Ultimate Body Contest (UBC) menjadi trigger saya untuk terus mengikuti event-event serupa di tanah air”
Hingga akhirnya Topan berhasil menyabet juara 3 di ajang INBA Bali Paradise 2016. Ke depannya, Ia mengatakan harus lebih baik dari sebelumnya. “Saya akan terus mengikuti banyak event untuk tetap menjaga motivasi saya untuk terus menjaga badan”
Latihan Topan
“Setiap latihan saya selalu melakukan teknik drop set dan superset untuk menantang diri saya”
Senin : Kaki
Selasa : Bahu
Rabu : Punggung
Kamis : Dada
Jumat : Kaki
Sabtu : Kardio
Minggu : Kardio