SAN Nutrition kembali kedatangan anggota barunya, yakni Lorenz Sammith, seorang atlet kelas middle yang kini aktif mengikuti banyak kompetisi body fitness. Pria yang kini berdomisili di Cengkareng ini terinspirasi oleh sosok Ade Rai dan Yana Joss yang sering lewat di lingkungan rumahnya. Hingga akhirnya tahun 2013 Lorenz merubah pola hidupnya dari joki balap, menjadi atlet body fitness.
“Tahun 2005 saya sering sakit tipes karena sering begadang (anak jalanan). Sebelum di dunia fitness pola hidup saya berantakan sekali pasalnya saya menekuni dunia motor saat itu. Saya jadi teringat ketika menjadi ‘joki’ itu tidak ada untungnya sama sekali karena setiap habis lomba hanya buang-buang duit. Badan pun makin lama semakin kurus itulah yang menyebabkan saya gampang terkena penyakit.
Akhirnya di tahun 2013 dengan keinginan sendiri, saya mulai menggeluti dunia fitness termotivasi dari Ade Rai. Meskipun awalnya karena sering lihat Yana Joss sering lewat dekat daerah saya.” tuturnya pada Reps.
Saat mulai menggeluti fitness, banyak sekali yang memandang sebelah mata Lorenz lantaran postur tubuhnya yang kurus dan agak pendek. Juga cacian dari teman-teman yang menganggap Lorenz tidak cocok berkecimpung di olahraga beban. Namun hal itulah yang membuatnya semakin termotivasi untuk membangun otot tubuhnya. Tidak lupa dukungan dari keluarga yang tidak pernah habis kepadanya.
Terbiasa dengan pola makan yang tidak sehat membuat Lorenz kerap kesulitan saat pertama kali menjalani diet untuk mendukung latihannya. Namun perlahan ia mulai terbiasa mengurangi makanan manis dan berlemak. Juga kesulitan yang ia hadapi saat membentuk otot dada. Sehingga harus dilatih sebanyak 3 kali dalam seminggu.
Setelah dirasa cukup berhasil, Lorenz mencoba peruntungannya di kompetisi-kompetisi body fitness yang kini mulai menjamur di beberapa daerah. Meski harus menelan kekalahan selama berkali-kali, pada akhirnya ia berhasil meraih juara di event-event yang diikutinya.
“Pertama kali ikut kompetisi itu kesulitan yang saya alami adalah posing. Jadi saat itu hanya modal nekat naik ke atas panggung. Duka saat ikut kompetisi itu ketika tanding di luar kota, perjalanan jauh dan sendirian sedangkan sukanya adalah ketika saya meraih di juara dan membawa pulang ke rumah, itu senangnya luar biasa sekali.”
Perjuangannya untuk sampai di titik sekarang ini tidaklah mudah. Banyak waktu, tenaga, dan biaya yang ia korbankan untuk meraih kesuksesan sebagai atlet yang memiliki prestasi dan juga sebagai brand ambassador salah satu suplemen berkualitas di Indonesia.
“Untuk bisa menjadi atlet itu harus punya komitmen yang tinggi, melawan rasa malas. Saya teringat dulu sering sekali tidak dilirik juri sama sekali. Saat itu saya hanya berpikir badan saya belum bagus jadi terus berusaha memperbaiki diri.
Ke depannya saya ingin menjadi pribadi yang lebih baik lagi, semakin berprestasi, dan bekerja sama dengan SAN untuk maju.”
(Ayu)