Mungkin para fitness mania belum familiar dengan figur kita kali ini, Yuliana ‘Vivi’ Lukvi. Seorang Aerobic Instructor yang memiliki performa layaknya bodybuilder. Tapi jangan anggap remeh dulu, saat ini Vivi tengah bersiap untuk menggebrak dunia bodybuilder wanita di tanah air. Ia segera akan meruntuhkan dominasi bodybuilder wanita di Indonesia!
Mungkin kata pengantar untuk figur Yuliana ’Vivi” Lukvi diatas terkesan begitu bombastis. Tapi memang begitulah faktanya. Sejak menjadi model cover REPS edisi Februari lalu, Tim Redaksi kami banyak menerima telepon, fax, sms, hingga email yang berisi pertanyaan yang sifatnya penasaran dengan pertanyaan yang hampir serupa, “Siapa sih yang menjadi model cover REPS edisi Februari? Badannya oke banget…!”. Dan untuk menjawab rasa penasaran para fitness mania tadi, maka berikut kami sajikan profil tentang Vivi.
Saat ini Vivi yang memiliki nama asli Yuliana Lukvi ini memiliki kesibukan sebagai Group Exercise Instructor pada Fitness First Gym. Disana dia mengajar pada kelas BodyCombat, BodyJam, dan BodyAttack. Perlu diingat, bukan perkara mudah untuk menjadi seorang instruktur ataupun Personal Trainer. Paling tidak, orang tersebut harus memiliki prestasi ataupun sertifikat yang mendukung. Wanita kelahiran Surabaya ini memiliki semuanya. Selain prestasi yang banyak diraihnya, Vivi juga mengantongi sejumlah sertifikat berkelas nasional dan internasional. Seperti dari Indonesia, Ia memiliki sertifikat Personal Trainer dari Reebok University, Reebok Rhythm and Step, Reebok Flexible Strength, dan Reebok Core Pilates. Sertifikat internasional didapatinya dari Les Mills, Australia, yaitu BodyCombat, BodyPump, BodyBalance, BodyJam, BodyAttack, dan RPM.
Vivi yang lahir pada 27 Juli 1975, mulai menyukai aerobik saat berusia 21 tahun. Pada usia ini Vivi juga mengikuti latihan aerobik squat dan kerap mengikuti kompetisi aerobik ditanah kelahirannya, Surabaya. Di kota ini Vivi kerap menjuarai setiap kompetisi yang diikutinya. Bahkan jika dikalkulasi, hingga saat ini ada sekitar 300 piala atau trophy yang telah diraihnya. Namun Vivi juga mengakui kalau kejuaraan yang pernah diikutinya hingga level se-Jabotabek dan Jawa-Bali saja, bukan tingkat nasional seperti PON misalnya. “…Karena aku juga punya anak, punya keluarga, dan kebetulan pada saat itu aku juga punya kerjaan sehingga gak bisa total untuk terjun kesana!”, ujarnya seraya memberikan alasan.
Awal keterlibatan Vivi didunia fitness dan aerobic bisa dibilang karena hobby yang menular dari Ibu dan Kakaknya. Namun masih belum dalam taraf yang serius. Cerita keseriusannya bermula saat Vivi menikah dan melahirkan seorang puteri yang bernama Atika Silviana, tubuhnya menjadi gemuk. Untuk menurunkan berat badannya, mulailah Vivi berlatih aerobik dengan sunguh-sungguh pada suatu sanggar kecil di Surabaya. Disana ada seorang instruktur yang menilai Vivi sangat berbakat di aerobik. Alasannya, saat habis melahirkan berat Vivi naik hingga dua kali lipat. “Di gym kecil itu beratku turun sekitar 15 kg dalam waktu yang cepat. Instruktur yang bernama Rudi itulah yang benar-benar memperkenalkan diriku dengan dunia fitness yang sesungguhnya. Mengajarkan teknik-teknik, aerobic, latihan fisik juga. Bahkan sempat pula latihan fisik di suatu GOR, naik-naik tali segala macam” , terangnya.
Dari situ Vivi kemudian pindah ke Jakarta, mengajar kelas secara part time dan mulai ikut lomba-lomba secara iseng. Vivi mengawali keikutsertaannya pada level antar gym dan keluar sebagai juara harapan hingga ikut lomba untuk level professional. Pada lomba aerobic marathon se-jabotabek Vivi bahkan sempat mengalahkan beberapa atlet nasional yang pernah ikut Sea Games dan sempat jadi juara satu pula.
“Badanku dulu tidak seperti ini, slim, tapi tidak terlalu berotot karena aku main cardio terus. Tapi setelah aku pindah ke Jakarta sekitar tujuh tahun yang lalu, aku lalu masuk ke sebuah gym kecil. Disana aku coba alat dan kebetulan ada temen yang mengajarkan. Setelah beberapa bulan aku coba kok ‘make different’ gitu ya…. Badanku jadi mulai berubah, ototnya mulai ada sedikit. Dan yang terpenting bisa menambah performance-ku di kompetisi aerobik. Kalo aerobik tangannya kan harus kuat! Pokoknya dengan weight training itu Aku merasa jadi semakin lebih bagus di Aerobik. Makanya banyak yang tanya, Vivi kok menang terus ya selama bertahun-tahun? Kenapa? Soalnya mereka gak suka weight training…”, jelas isteri dari David Torry ini.
Keseriusan Vivi pada weight training sesungguhnya baru dua tahun ini saja. Kebetulan pula sang suami pun senang weight training juga, sehingga semakin memicu semangatnya untuk terus menekuninya. “Jadi kupikir partner itu berpengaruh banget dalam kehidupan kita. Kalo kebanyakan laki-laki bilang ngapain cewek koq ototnya gede, ihhh…! Kalau suamiKu malah sebaliknya, dia lebih suka cewek yang berotot. Dan aku setuju dengan itu”, tukas penyuka pecel lele ini. “Suamiku bukan bodybuilder loh! Cuma dia dulu sewaktu masih muda suka bodybuilding juga. Jadi sampai saat ini masih terbawa. Dan kebetulan juga ‘ekspat’. Mungkin pria lokal gak suka sama bentuk badanku. Menurut perasaanku mereka merasa terintimidasi aja. Seperti kalau aku di kelas, kan banyak cowok yang ikut. Dikelasku kan ada push up dan yang lainnya, mereka ternyata tidak sekuat aku. Otot intinya adalah kekuatan, kalau kita berotot otomatis kita kuat. ‘There’s not easy’, apalagi buat perempuan. Itu yang mendorong karena aku selalu ingin ‘something different’. Kalau perempuan cuma slim aja jumlahnya udah ribuan, tapi kalo perempuan yang berotot sangatlah jarang dan itu butuh dedikasi. Laki-laki dan perempuan kan punya hormon yang berbeda, testosterone banyak di laki-laki, itulah yang membuat saya selama dua tahun ini harus bekerja keras”, jelas Vivi dengan penuh semangat.
Kini Vivi sangat serius pada weight training. Tidak terbatas pada latihannya saja, tapi pola makanannya juga. Vivi lebih mengupayakan high protein dan low karbohidrat pada pola makannya. Jadi Vivi kerap mengkonsumsi beras merah, roti gandum, dan buah-buahan, nasi putih hanya sesekali saja disantapnya untuk sekedar ‘cheating’ saja. “Aku tidak diet, aku lebih berpola pada sensible eating saja. Maksudnya jika aku sedang banyak kegiatan seperti mengajar kelas aku tidak membatasi asupan makan. Tapi kalau lagi kosong kegiatan, aku harus membatasi asupan makananku”, tukas pengagum Thrish Stratush ini. “ Jadi, rajin berolahraga dan mengkonsumsi makanan sehat tidak hanya membuat tubuh lebih bagus, tapi membuat kita lebih sehat dan berumur panjang”, sambungnya.
Motivasi dan keseriusan seorang Vivi pada angkat beban memang bukan tanpa alasan. Menurutnya saat ini di Indonesia belum ada seorang binaragawati yang eksis. Paling hanya satu nama saja yang bisa disebutkan. Dan Vivi juga optimis untuk bisa mengalahkannya. “Tapi yang perlu dingat, Saya tidak menggunakan steroid untuk membentuk tubuh. Bagaimana mungkin, aku sendiri paling takut jarum suntik!”, jelasnya. Bahkan obsesi Vivi kedepan sungguh tidak main-main. Dia ingin menjadi bodybuilder wanita nomor satu di Indonesia!!!. ..Oke Vivi, kami nantikan aksimu. Go… Vivi… Go… Go…!!!
Profile:
- Nama Lengkap : Yuliana Lukvi
- Tempat, tanggal lahir : Surabaya, 27 Juli 1975
- Nama Ayah / Ibu : Moch. Kosim / Puspaning Rahayu
- Jumlah saudara : 3 orang
- Nama suami : David Torry
- Nama anak / usia : Atika Silviana (11th)
- Berat / tinggi badan : 50 kg / 158 cm
- Gym : Fitness First
- Hobby : Weight training, renang
- Atlit favorit : Thrish Stratus
- Aktor / aktris favorit : Ari Wibowo
- Film favorit : The Gruge (horror)
- Makanan favorit : Tahu tek, pecel lele
- Minuman favorit : Milo
- Hal yang paling disukai : Saat latihan beban dengan suami (sparing)
- Kebiasaan jelek : Suka latah
- Cita-cita masa kecil : Jadi bintang film
- Tips hidup sehat : “Rajin berolahraga dan mengkonsumsi makanan sehat tidak hanya
membuat tubuh lebih bagus, tapi membuat anda lebih sehat dan berumur
panjang”
Prestasi :
– Juara I Aerobic Marathon Competition se-Jawa&Bali, 2004
– Juara I Street Jam Competition, 2004
– Juara I Reebok Rhythm Instructor, 2004
– Juara II Reebok Step Instructor, 2004
– Juara III Reebok Martial Arts, 2004
– Juara I Reebok Step Instructor, 2003
– Juara III Reebok Final Cut Instructor, 2003
– Memenangkan lebih kurang 300 throphy dalam kurun waktu 4 tahun
Menu makan saat diet
Pagi : Protein shake + Glutamine, apel/pisang, roti gandum
Siang : Telur 4 butir, macaroni/beras merah, jeruk/apel, protein shake + Glutamine
Malam : Chicken/tenderloin steak, kentang rebus, sayuran (brokoli, buncis, wortel),
Protein shake + Glutamine
Suplement :
– Whey protein (3 scoop)
– Glutamine (1 scoop)
– Protein bar (3 batang perhari)
– Amino 2000 (3 sendok makan setelah latihan)
2 Responses
saya paling suka melihat cewek yang berotot sesperti yuliana… saya mengidolakan atlet separti katka kyptova selain cantik dia juga punya body yang perfect..semoga body kamu bisa seperti katka kyptova
good luck
Haiiiiii salam kenal mba,,,,,kerrrenn bodyx aq tertarik mba,,,,,,bs minta pin bb?