GeNose, alat untuk mendeteksi infeksi COVID-19 yang dibuat oleh mahasiswa Universitas Gajah Mada (UGM), telah resmi digunakan oleh Satgas COVID-19 untuk pemeriksaan bagi Anda yang hendak bepergian dengan menggunakan kereta api jarak jauh.
Bagaimana cara kerjanya, keefektifannya, dan biaya pertesnya? Berikut Reps ulas untuk Anda.
Apa itu GeNose?
GeNose adalah alat berbasis Artificial Intelligence yang mengidentifikasi virus melalui deteksi Volatile Organic Compound (VOC). Pasien akan diminta untuk menghembuskan napas ke tabung khusus, kemudian GeNose akan memeriksa pola VOC-nya.
Pola VOC orang yang sehat berbeda dengan orang yang mengalami gangguan kesehatan pernafasan. Setelah pola VOC dianalisa machine learning oleh Artificial Intelligence, akan muncul hasil apakah orang tersebut positif atau negatif COVID-19.
Tidak memakan waktu yang lama, hasil tes akan keluar dalam waktu 2 menit saja. Selain itu, tes ini juga dapat dilakukan untuk mendeteksi penyakit paru-paru lainnya seperti pneumonia.
Baca juga: Kenali jenis-jenis tes untuk COVID-19.
Harga test menggunakan GeNose
Tidak seperti tes COVID-19 lainnya, harga tes menggunakan GeNose C19 cukup murah, yakni sekitar Rp 15-25 ribu saja. Ini jauh lebih murah dibandingkan dengan PCR dan Rapid Test yang butuh waktu lebih lama untuk mengetahui hasilnya.
Efektivitas GeNose mendeteksi virus
Dikutip dari detikhealth, alat ini mengklaim hasil uji coba tes Corona ini menunjukkan sensitivitas sebesar 92%. Ada dua penelitian yang dilakukan, yaitu uji validasi dan uji klinis.
Dalam uji validasinya, ada sekitar 615 sampel napas, dan 382 napas di antaranya disebutkan berpola positif terpapar COVID-19. Uji validasi ini dilakukan pun di RS Bhayangkara dan RSKLC.
Pro dan Kontra GeNose
Meski sudah resmi dijadikan persyaratan untuk naik kereta api jarak jauh, namun tes menggunakan GeNose ini masih menuai kontra di beberapa kalangan. Ini karena tes tersebut tidak mendeteksi keberadaan virus secara langsung, namun hanya berdasarkan pola VOC-nya saja, yakni senyawa yang secara spesifik dikeluarkan oleh penderita COVID-19.
Ahli kesehatan menilai bahwa tes ini masih perlu penelitian lebih lanjut. Selain itu hasil tes ini hanya bisa berlaku selama satu hari saja. Setelahnya jika Anda akan bepergian lagi, Anda harus melakukan tes kembali.
(Ayu/berbagai sumber)