Tanpa disadari dilingkungan sekitar rutinitas keseharian kita, sebenarnya terdapat banyak hal yang mungkin terlihat sepele, namun berpotensi besar untuk membahayakan kesehatan tubuh. Sesuai pola hidup dan aktifitas, level resikopun akan semakin menjulang, terlebih bagi Anda yang dituntut bermobilitas tinggi disertai dengan gaya hidup yang serba instant.
Lingkungan sekitar, dimana kita berinteraksi langsung secara rutin, merupakan bagian yang tak dapat dipisahkan dari kehidupan sehari-hari. Dengan berbagai pola hidup, kebiasaan, dan kegemaran yang berbeda-beda pada setiap orang. Penting untuk Anda ketahui bahwa tanpa membekali diri dengan informasi yang tepat, kemungkinan kerugian Anda mendapati masalah dalam aspek kesehatan pun akan semakin bertambah besar. Terlebih bila diakumulasi selama bertahun-tahun menjalani pola hidup yang serba salah kaprah dan cenderung membahayakan. Pertanyaannya sekarang adalah; Apakah Anda menyadarinya?
Disamping cermat dalam memilah jenis makanan yang menyehatkan, salah satu faktor yang tak kalah pentingnya adalah teknik membungkus/menyimpan (kemasan) makanan tersebut. Penting untuk Anda perhatikan, karena di zaman dimana segala sesuatunya serba cepat dan praktis ini, kitapun harus lebih mawas diri. Banyak yang menganggap bahwa kemasan makanan hanyalah sebagai bungkus dan pelindung sementara sampai makanan tersebut disantap dan melewati tenggorokan penikmatnya. Pendapat tersebut mungkin saja benar. Tetapi, yang terjadi sebenarnya, fungsi kemasan suatu produk makanan tidaklah sebatas bungkus atau pelindung saja.
Kemasan suatu produk makanan mengandung nilai informasi, pengawetan, kebersihan dan kesehatan, kepraktisan, ciri khas, dll. Tetapi, tidak semua bahan kemasan makanan itu aman bagi tubuh manusia, karena bersinggungan langsung dengan makanan, justru berpotensi besar mengkontaminasi makanan tersebut.
Karena itulah pada edisi kali ini, Reps mencoba untuk mengulas beberapa hal penting yang perlu diperhatikan dan diwaspadai pada lingkungan sekitar Anda beraktiftas. Agar dampak negatif dan merugikan yang mungkin menjangkiti Anda, dapat dicegah sedini mungkin.
Berikut beberapa hal-hal berbahaya di lingkungan sekitar kita:
Styrofoam
Pembungkus makanan jenis ini (polystyrene), telah digunakan luas, dan menjadi salah satu piliha yang paling populer dalam industri makanan dunia. Terbuat dari kopolimer styren, styrofoam kerap dipilih sebagai pengemas makanan karena mampu mencegah kebocoran. Dalam pemakaian normal, isi dan bentuknyapun terlihat tetap sama, tidak ada perubahan.
Terlebih lagi kemampuannya untuk menjaga suhu (panas/dingin) selama tenggang waktu tertentu. Disamping banyak keuntungan lain seperti mampu mempertahankan keutuhan makanan yang dikemas, menjaga kesegaran, bobot ringan, serta biaya produksi yang murah.
Akhir-akhir ini, semakin banyak penelitian yang membuktikan bahwa styrofoam diragukan keamanannya. Bahkan pada Juli 2001, Divisi Keamanan Pangan Pemerintah Jepang mengungkapkan bahwa residu styrofoam dalam makanan sangat berbahaya. Endocrine Disrupter (EDC), dapat disebabkan dari residu tersebut. EDC merupakan suatu penyakit yang bisa menjangkit manusia. Diakibatkan oleh bahan kimiawi, yaitu karsinogen yang terdapat dalam makanan, sehingga menimbulkan gangguan pada sistem endokrinologi dan reproduksi pada manusia.
Kertas
Anda yang gemar jajan dan membeli makanan di kaki lima atau dipinggir jalan pasti telah mengetahui bahwa kertas koran ataupun majalah, kerap kali digunakan sebagai pembungkus makanan, semisal goreng-gorengan (tempe, tahu, dan pisang goreng). Banyak dari kertas koran kemasan dan non kemasan, disinyalir mengandung timbal (Pb) melebihi batas aman bagi tubuh manusia. Keracunan zat timbal dapat bersifat mendadak dan kronis. Tanda-tanda keracunan Pb yaitu; penderita mengalami kepucatan, disertai rasa sakit, bahkan sampai timbul gejala kelumpuhan.
Bila keadaan makanan tersebut dalam kondisi berlemak dan panas, berpindahnya zat timbal dari koran ataupun kertas majalah, bercampur dan mengkontaminasi makanan akan menjadi lebih mudah dan cepat. Hal ini sangat mungkin menjadi lebih mudah dan cepat. Hal ini sangat mungkin terjadi terlebih jika kurangnya pengetahuan dari pedagang makanan tersebut. Karenanya gunakanlah piring atau wadah yang aman sebagai tempat meletakan jajanan Anda.
Umumnya timbal masuk ke dalam tubuh manusia melalui saluran pernafasan, menuju pencernaan dan masuk dalam sistem peredaran darah. Setelah bercampur dengan darah, tentu saja zat berbahaya ini pun menyebar ke berbagai jaringan dalam tubuh; otak, ginjal, hati, bahkan sampai ke syaraf dan tulang. Bayangkan dampak jangka panjangnya bila kandungan zat ini bercampur dengan makanan yang hendak Anda konsumsi.
Botol minuman plastik
Kebiasaan untuk memakai kembali botol minum plastik merupakan hal yang tidak baik. Karena botol plastik nyatanya terbuat dari bahan dasar senyawa polyethylene terephthalate atau yang lazim dikenal sebagai PET. Kandungan zat-zat karsinogen (DEHA) pada PET sangat-sangat membahayakan tubuh, dan bila terakumulasi selama kurun waktu tertentu maka dapat menyebabkan penyakit kanker. Jika dipakai ulang 1 hingga 2 kali, penggunaan botol minuman plastik kemasan masih dalam taraf aman, dan harus dijauhkan dari sinar matahari langsung. Mencuci ulang botol akan membuat rusak lapisan plastik, sehingga zat karsinogen akan bercampur dengan air yang kita minum. Sangat disarankan untuk menggunakan botol yang memang dikhususkan untuk dipakai berulang-ulang, daripada menggunakan botol air minum plastik bekas.
Mie instant
Diberbagai penjuru dan pelosok kota di Indonesia, jenis makanan yang satu ini palinglah mudah untuk ditemukan. Penggemarnya pun beragam, mulai anak-anak bahkan sampai manula. Berhati-hatilah bagi Anda penggila mie! Konsumsi mie instant setiap hari akan meninggikan resiko orang tersebut terjangkiti kanker. Sebaiknya Anda memberi jeda waktu minimum selama 3 hari setelah Anda mengkonsumsi makanan asli Asia ini. Karena menurut informasi kedokteran, ternyata mie instan dilapisi dengan bahan sejenis lilin. Lapisan inilah yang menyebabkan helai demi helai mie tidak lengket ketika dimasak. Sementara tubuh kita memerlukan waktu lebih dari 2 (dua) hari uVintuk membersihkan lapisan lilin tersebut.
Udang & Vitamin C
Sebaiknya disarankan untuk tidak mengkonsumsi udang setelah Anda makan Vitamin C, karena hal ini dapat menyebabkan Anda keracunan sejenis racun Arsenik (As) yang disinyalir merupakan proses reaksi dari udang dan Vitamin C didalam tubuh. Meski masih perlu dikaji lebih dalam, nyatanya sudah banyak kasus keracunan yang disebabkan kombinasi antara 2 jenis makanan ini. Keracunannya pun cukup fatal dan dalam hitungan jam.
Karbon dari sate
Anda penikmat sejati sate? Kalau Anda makan sate, jangan lupa makan timun setelahnya. Mengapa? Karena sate mempunyai zat penyebab kanker (karsinogen), sementara timun mengandung anti karsinogen. Ketika kita makan sate, sebetulnya hasil pembakaran arang (karbon) ikut pula termakan oleh kita. Penumpukan karbon didalam tubuh juga akan memicu serangan kanker dikemudian hari. Untuk itulah sebaiknya Anda mengantisipasi dengan mengkonsumsi anti karsinogen alami yang terdapat pada buah-buahan seperti timun. [NZL]