Hipospadia mungkin telah ada sejak lama, namun baru-baru ini menjadi topik yang ramai diperbincangkan lantaran membuat seorang atlet voli putri nasional, Aprilia Manganang, yang tadinya perempuan berganti jenis kelamin menjadi laki-laki.
Apa sebenarnya hipospadia itu? Dan apakah kondisi ini berbahaya?
Pengertian hipospadia
Menurut Departemen Urologi RSCM, hipospadia adalah suatu kelainan yang terjadi pada saluran kemih atau uretra dan penis. Dalam kondisi normal, lubang untuk berkemih terletak di ujung penis, tetapi pada penderita hipospadia, lubang tersebut justru terletak di bagian bawah penis.
Kelainan ini termasuk kelainan bawaan yang umumnya diderita sejak lahir. Banyak yang tidak memahami kondisi ini, sehingga memvonis bahwa bayi yang mengalaminya berjenis kelamin wanita karena perbedaan bentuk dan letak lubang uretra yang tidak seperti pada umumnya.
Ada beberapa tingkat keparahan yang dialami oleh penderita hipospadia, di antaranya:
- Subcoronal: Lubang uretra terletak di suatu tempat di dekat kepala penis.
- Midshaft: Lubang uretra terletak di sepanjang batang penis.
- Penoscrotal: Lubang uretra terletak di tempat pertemuan penis dan skrotum.
Meski telah berhasil didiagnosa, namun belum diketahui secara pasti apa saja penyebab terjadinya hipospadia. Tetapi ada beberapa hal yang diduga menjadi pemicu terjadinya kelainan ini, antara lain:
- Memiliki anggota keluarga dengan kondisi yang sama (faktor genetik).
- Paparan rokok dan pestisida selama kehamilan.
- Terhambatnya kerja hormon testosteron, sehingga pertumbuhan penis terganggu.
- Usia ibu saat hamil telah mencapai 40 tahun.
Baca juga: Cara tingkatkan testosteron para pria usia 40 tahun.
Setelah bayi lahir dan divonis mengalami kondisi ini, biasanya dokter akan melakukan penanganan sesuai dengan tingkat keparahan. Jika letak lubang uretra terletak tidak jauh dari tempat seharusnya, penanganan medis khusus mungkin tidak diperlukan. Namun jika sebaliknya, operasi pemindahan perlu dilakukan.
Masalah seksual karena hipospadia
Dilansir dari Hallodoc, ada beberapa masalah seksual yang terjadi pada orang yang mengalami hipospadia, yakni berkaitan dengan masalah kesuburan. Namun masalah ini dapat diatasi setelah melakukan operasi.
Selain masalah kesuburan, penderita kelainan ini juga bermasalah dengan penis yang melengkung saat ereksi, sehingga kesulitan melakukan hubungan seksual. Gangguan ini disebut juga dengan chordee.
Namun dari semua itu yang paling parah adalah kriptorkismus, yakni kondisi ketika buah zakar tidak berada di dalam skrotum. Umumnya testis sebelah kanan mengalami penurunan pada skrotum. Namun pada pengidap hipospadia testisnya gagal untuk turun. Kriptorkismus dapat membuat pria mengalami kemandulan
(Ayu/Berbagai sumber)