Penggunaan cara instan dalam membangun otot bukanlah hal baru dalam dunia binaraga. Bahkan para binaraga profesional sekalipun menggunakan cara tersebut untuk membesarkan otot demi memenangkan pertandingan. Namun dibalik kesuksesan membentuk otot, resiko akibat efek samping yang timbul tidak bisa ditoleransi. Mulai dari kerusakan organ tubuh, terpicunya melakukan tindak kejahatan hingga kematian.
Pria yang dikenal dengan incridible hulk ini bernama lengkap Romario Dos Santos Alves yang dengan aksi ekstrimnya menyuntikkan syntol ke bagian lengan. Melalui aksinya tersebut, Romario memiliki otot biceps yang tumbuh hingga 25 inchi namun tidak simetri. Berkat lengan besarnya tersebut justru Romario manjadi bahan perbincangan para pecinta olahraga otot sedunia, bahkan ia sering dijuluki hulk oleh masyarakat disekitarnya.
Kecanduannya menggunakan synthol dimulai saat Ia pindah ke Goiania, Brazil. Ia bertemu dengan banyak atlet berlengan besar di gym. Dari teman-temannya itulah ia mulai terobsesi memiliki lengan raksasa dengan menggunakan synthol sebagai pemacunya. Bahkan ia kerapkali menyuntikkan minyak ke lengan raksasanya. Karena otot bicepsnya semakin keras, Romario bahkan kesulitan mencari jarum suntik yang dapat menembus ototnya.
Namun setelah kecanduan menggunakan obat-obatan tersebut, Romario harus dikeluarkan dari pekerjaannya. Hal tersebut lantas membuatnya depresi dan hampir bunuh diri saat istrinya mengandung 6 bulan. Ia bahkan sempat dirawat di rumah sakit lantaran hampir mengalami gagal ginjal akibat racun dan minyak yang ia suntikkan ke tubuh. Dan yang terburuk, dokter memvonis bahwa lengannya harus diamputasi karena didalam ototnya terdapat batu yang disebabkan oleh synthol.
“Saya ingat dokter mengatakan kepada saya bahwa mereka perlu mengamputasi kedua lengan saya. Mereka juga mengatakan ada sesuatu disana, semua otot saya, batu. Hal terbaik adalah dengan memotong seluruh lengan agar batu tersebut keluar dari otot saya.” tuturnya seperti yang dikutip dari daily.uk. “Lalu terima kasih kepada Tuhan, dokter kemudian mengatakan bahwa saya tidak harus diamputasi. Mereka bisa menghilangkan batu synthol yang telah terbentuk diotot saya” lanjutnya.
Sebenarnya penggunaan synthol bukanlah hal baru dimasyarakat awam, khususnya Amerika Latin. Synthol sendiri ditemukan oleh Chris Clark asal Jerman. Sejak lama Synthol ini sudah digunakan oleh binaragawan untuk mengejar kekurangan genetik yang dimilikinya menjelang pertandingan, misalnya terdapat ketidak seimbangan ukuran otot antara otot sisi kanan dan kiri. Untuk itu mereka menggunakan synthol untuk membuatnya seimbang sehingga simetri tubuh terpenuhi.
Bentuk synthol sendiri adalah berupa cairan yang terdiri dari 85% minyak. 7,5% lidocaine dan 7,5% alkohol. Mereka yang ingin menjadi binaraga namun enggan berlatih dan memilih cara instan umumnya memilih cara ini untuk membesarkan otot mereka. Namun penyuntikan cairan yang berbahaya ini jelas sekali tidak dibenarkan, karena ketika cairan synthol disuntikkan ke otot, maka otot tersebut akan membesar dan justru tidak simetri dengan otot lainnya, dengan kata lain seperti cacat.
Sebagai salah satu cairan pemicu besarnya ukuran otot, synthol sering kali disebut sebagai steroid. Selain itu asal-usul synthol sendiri berasal dari steroid asal Italia yang disebut Esiclene. Namun sebagian pendapat beranggapan jika synthol bukanlah tergolong steroid. Karena synthol sendiri tidak bersifat mengandung hormon yang dapat membesarkan otot, namun hanya mengandung minyak dan alkohol.
Pasca dokter mengeluarkan batu dari lengannya, Romario bertekad untuk tidak lagi menyentuh synthol atau semacamnya. Karena jika sekali saja ia kembali menggunakannya, maka akan ada kedua kali atau bahkan seterusnya. Untuk itu ia berhenti dan memulai hidup sehatnya tanpa harus menggunakan obat-obatan terlarang. Romario percaya bahwa meskipun ia tidak memakai cara instan, ia tetap berambisi bisa menjadi bodybuilder profesional. (Ayu)