Menulis mengenai steroid dan fungsinya kehadapan publik adalah sebuah problematika yang kompleks. Jika tulisan tersebut sifatnya menghakimi, akan dinilai sebagai pihak yang naif. Tapi ketika sifatnya membuka wawasan atau memberikan informasi yang lengkap, bisa jadi akan dituduh sebagai pengedar.
Penggunaan steroid dewasa ini sudahlah marak. Bahkan di luar kalangan atlet pun tidak sedikit penggunannya. Terlebih penggunaan steroid secara injek yang semakin terang-terangan adanya. Lalu seperti apakah injectable steroid tersebut?
Penggunaan steroid dapat dibagi menjadi dua golongan besar menurut cara pemakaiannya, yang pertama adalah dikonsumsi secara oral (melalui mulut), dan yang kedua dengan cara menyuntikkannya ke dalam jaringan otot (injection). Kedua cara pemakaian tersebut hakikatnya memiliki tujuan yang sama yaitu memperbesar otot. Walaupun memiliki tujuan yang sama, tetapi keduanya memiliki sistem kerja yang berbeda. Keduanya juga memiliki plus minusnya masing-masing dalam memicu pertumbuhan otot.
Pada injek, steroid akan dialirkan ke tempat sasaran melalui kelenjar getah bening. Sayangnya metode ini memiliki kelemahan berupa efek yang ditumbulkan membutuhkan jeda waktu yang agak lama, tetapi tingkat kerusakan pada organ tubuh seperti pankreas, ginjal, dan liver tidak teramat fatal. Justru sebaliknya, oral memiliki tingkat “merusak” yang kejam terhadap organ tubuh tersebut, namun khasiatnya dalam mengkatrol otot jauh lebih efisien dibandingkan injek. Dari karena itu, stacking steroid (injek dan oral) menjadi metode yangmembudaya dikalangan pengguna steroid. Fase awal didapat dengan jalan oral, selanjutnya biar injeklah yang bekerja.
Pada dasarnya semua steroid baik injek maupun oral sama-sama memiliki kandungan berupa androgenik ataupun anabolik. Kedua kandungan tersebut tidaklah dapat dipisahkan, terlebih jika hanya menginginkan efek pada salah satunya saja. Sayangnya hanya efek dari anabolik yang paling dicari para drug’s user, sedangkan efek androgenik-nya justru disiasati agar lemah dalam tubuh. Akhirnya industri steroid kebanjiran orderan untuk steroid dengan kandungan androgenik yang rendah.
Ada beberapa alasan yang menyebabkan injek lebih dipilih ketimbang oral. Alasan yang utama injeksi lebih rendah risiko kerusakan pada kesehatan ketimbang yang masuk melalui mulut. Sebab Injectable steroid tidak memiliki atau mengandung banyak 17 alpha alkilasi (modifikasi kimia yang berbahaya bagi hati) seperti yang terdapat pada oral. Efek samping yang tidak terlalu merusak seperti pada oral tersebut, dikarenakan kimia yang dirancang sengaja memotong sistem pencernaan. Dari situlah, individu yang ingin menjalankan siklus steroid yang panjang biasanya memilih jalan injectable.
Seperti yang sudah banyak diketahui, steroid injeksi terbagi menjadi dua kategori berdasarkan bahan dasarnya, yakni minyak dan air. Secara umum, steroid yang berbasis minyak lebih lama efeknya bila dibandingkan dengan yang berbahan dasar air. Namun baik yang berbahan dasar minyak atau air, masihlah kalah ampuh dengan yang dimasukan melalui mulut atau oral. Sehingga kemungkinan terdeteksi dalam sebuah drug test menjadi lebih besar, karena masa clearance-nya lebih panjang di dalam tubuh. Untuk itu biasanya atlet mengakalinya dengan cara menggunakan steroid injek pada awal siklus (penggunaan) kemudian berganti mengkonsumsi oral ketika mendekati akhir siklus ataupun mendekati waktu drug test.
Injectable Steroids + HGH
1. TESTOSTERONE
Bicara mengenai testosterone adalah bicara mengenai kejantanan, kesuburan dan maskulinisme pada pria. Testoterone merupakan androgen utama pria dan paling fundamental. Ada banyak macam testoterone (artifisial bukan hasil dari dalam tubuh), mulai dari cypionate, enanthate, propionate, suspension hingga sustanon. Sustanon dianggap sebagai steroids bulking terbaik secara umum, sedangkan Cypionate adalah steroid yang bersifat long acting yang mampu bertahan selama 3 minggu di dalam tubuh (mencapai tingkat tertinggi 24-48 jam), biasanya disuntikkan 1 minggu sekali. Enanthate lebih bagus dari cypionate karena kandungan testoterone yang bisa dipakai dalam tubuh lebih banyak. Menurut cerita pengalaman pemakai dan ahli medis yang anti dengan penggunaan obat-obatan ini, pemakaian testoterone artifisial dalam waktu lama dan tidak dikontrol secara baik oleh tenaga medis memunculkan banyak kasus atlet binaragawati tumbuh jakun di lehernya, tumbuh bulu pada dadanya, suaranya mem-besar seperti pria dan tumbuh kumis tipis.
2. DECA
Secara global deca adalah salah satu steroid anabolik dengan pengguna terbanyak. Fakta sederhana dari popularitas deca adalah karena sifat dari kandunganya yang menunjukkan banyak keuntungan. Secara struktur fisiknya nandrolone sangatlah mirip dengan testosterone, meskipun tidak terlalu banyak memiliki carbon atom, dengan demikian sering dijuluki sebagai 19-nortestosterone. Hasil cipta dari struktur tersebutlah yang membuat deca memiliki efek androgenik lebih lemah ketimbang testosterone. Fakta utama yang menarik bahwa, nandrolone tidak akan terurai menjadi metabolit yang lebih kuat dalam jaringan androgen. Hal tersebutlah yang menjadi masalah signifikan testosterone. Metabolit yang lebih lemah dari pada induk nandrolone-nya, dapat menimbulkan kecilnya kemungkinan efek samping dari androgenik. Sehingga kondisi efek samping seperti kulit berminyak, jerawat, tumbuhnya bulu-bulu sekitar wajah dan badan, dan kerontokan rambut akan sangat kecil terjadi.
3. PRIMOBOLAN (METHENOLONE)
Sangat terkenal dan populer sama halnya dengan deca. Versi injeksinya mempunyai efek lebih lama dibandingkan versi tablet. Versi tablet ini biasa dipakai oleh mereka yang mengaku natural atau ikut kompetisi binaraga natural karena sifatnya yang short acting membuatnya mudah lolos “drug test”. Kalaupun tertangkap basah dengan mudah atlet menggugat balik panitia dengan beralasan banyak daging sapi yang digemukkan dengan steroids ini.
4. TRENBOLONE
Memiliki kualitas dalam membentuk massa otot, menurut kalangan tertentu steroid ini merupakan salah satu yang terbaik di kelasnya. Hasil ototnya mayoritas permanen tak heran banyak binaragawan pro yang rela menyuntikkan trenbolone nyaris setiap hari, menahan rasa sakit dan menerima resiko pembengkakan. Trenbolone 3-4 kali lebih anabolik dibandingkan testoterone, biasa dipakai untuk menggemukkan hewan potong untuk diambil dagingnya. Bahkan dengan kualitas makanan yang tak terlalu bagus sekalipun, bisa didapatkan massa otot yang besar dan berkualitas.
5. WINSTROL (STANOZOLOL)
Steroid ini terkenal sejak Ben Johnson sprinter asal Kanada peraih medali emas Olimpiade 1988. Shawn Ray juga pernah ketahuan memakai winstrol pada Arnold Classic 1990, walau akhirnya ia menjadi pemenang. Winstrol mampu memberi efek “power” saat latihan, walau tidak sebagus dianabol. Libido meningkat selama memakainya. Obat ini terdiri dari dua macam, injeksi dan tablet. Jika disuntikkan biasanya dilakukan setiap beberapa hari sekali.
LALU BAGAIMANA DENGAN HGH/HUMAN GROWTH HORMONE (SOMATOTROPHINE)?
Inilah ambang tertinggi bagi para pemakai steroid, pertaruhan terbesar ada pada pemakaian HGH. HGH dipercaya oleh sebagian kalangan mampu untuk mengendalikan semua steroid yang ada dalam tubuh. Namun apakah itu benar? Belum ada jawaban yang dapat dipercaya. Harganya relatif cukup mahal, pemakaian HGH selama setahun setara dengan harga mobil sedan mewah.
Umumnya mereka yang mencoba menggunakan HGH dengan dosis rendah dan dalam kurun waktu singkat tidak akan terlihat sebuah hasil yang maksimal, bahkan tidak sama sekali. HGH harus dipakai dengan dosis tinggi dan dalam kurun waktu lama. Bila disuntik pada area tubuh tertentu maka kadar lemak di area tersebut akan menurun. Dengan HGH, menjadi raksasa freak dengan kadar lemak rendah adalah sebuah hal yang mungkin, tetapi apakah siap sedia merogoh kocek sekitar Rp 1-2 juta / hari. Para binaragawan pro biasanya melakukan itu sepanjang tahun, non-stop.
Fakta yang tertulis bahwa HGH bukanlah bagian dari steroid. Karena kebanyakan pengkonsumsian HGH dengan jalan injeksi,banyak yang berprasangka bahwa HGH merupakan bagian dari injectable steroid, padahal bukan. Persepsi tersebut semakin lekat akibat banyak pihak yang memperlakukan HGH seperti halnya steroid.
Berikut adalah manfaat dari HGH :
- Menghilangkan lemak tubuh
- Meningkatkan Masa Otot : Peningkatan akan terjadi paling banyak pada orang yang berusia kurang dari 40 tahun, peningkatan berkurang tetapi masih signifikan pada mereka yang berusia 40 – 60 tahun. Kekuatan fisik juga meningkat jika disertai dengan latihan cukup.
- Meningkatkan Tenaga dan kapasitas latihan.
- Membuat kulit yang lebih muda, kencang dan tebal.
- Memperbaiki suasana hati dan gairah hidup: HGH bertindak di otak sebagai antidipresant, meningkatkan tingkat B-endorphin dan menurunkan dopamine yang menyebabkan gangguan. Pasien mengatakan mengalami peningkatan kemampuan untuk menangani masalah dengan percaya diri dan optimisme.
Banyak yang beranggapan bahwa melakukan injek adalah cara yang agak aman bagi organ tubuh namun sangat menyakitkan. Tetapi binaragawan yang cerdas tidaklah sedemikian, rasa sakit saat dan setelah menyuntik bukanlah bentuk interpretasi dari “No Pain No Gain”, bukan, dan sama sekali bukan.
Tetapi semua kembali pada pilihan, jika ingin menantang rasa sakit silahkan saja, tetapi jika lebih puas dengan bekerja keras itu pun sah-sah juga. Dan perlu diingat rujukan seorang ahli sangatlah dibutuhkan dalam melakukan injectable steroid. (dillah)