Puasa adalah suatu keadaan dimana seseorang tidak melakukan kegiatan makan dan minum untuk beberapa lama. Biasanya puasa ini adalah aturan dari beberapa agama yang mewajibkan umatnya tidak makan atau minum atau tidak makan bahan makanan tertentu. Ada pula puasa yang dijalankan oleh orang yang menderita penyakit tertentu, misalnya sakit gula, sakit ginjal dan sebagainya. Prinsip puasa disini adalah tidak makan suatu zat tertentu, agar penyakit yang diderita tidak menjadi lebih parah.
Puasa yang biasa dijalankan adalah tidak makan dan minum pada siang hari, boleh makan/minum pada malam hari. Pada puasa seperti ini maka asupan makanan pada pagi + siang tidak ada sehingga tubuh memakai sumber energi cadangan yaitu lemak. Bila hal ini berlangsung lama (30 hari), maka terjadi penggunaan lemak tubuh secara berkelanjutan sehingga berat badan menjadi turun. Jadwal makanan yang dipindahkan ke malam hari dan subuh adalah untuk memberikan tenaga atau energi yang tidak ada sumbernya pada siang hari.
Umumnya bila makan pada waktu subuh akan menyebabkan tidak terlalu nafsu makan, sehingga asupan makanan akan lebih sedikit. Keadaan ini tentunya baik sekali untuk menurunkan berat badan pada orang-orang yang berat badannya berlebih. Hal lain yang terjadi di dalam tubuh adalah adanya penurunan kinerja beberapa alat-alat dalam, seperti misalnya lambung dengan segala kelenjar-kelenjarnya dengan demikian maka organ-organ dalam tersebut dalam dapat beristirahat sehingga nantinya fungsinya akan menjadi lebih baik.
Yang menjadi masalah yang sering ditanyakan orang terutama pada atlet mengenai tidak adanya asupan makanan pada siang hari, sementara mereka harus mengeluarkan tenaga yang cukup besar. Sesungguhnya bila makan sahur cukup jumlahnya, kalori yang masuk cukup untuk berlatih pada siang hari, tetapi bila tidak makan sahur atau makan sahur hanya sedikit, hal ini tentu saja mempengaruhi kinerja pada olahraga. Pada olahraga endurance (daya tahan) yeng berlangsung lebih dari 60 menit makanan yang seharusnya dimakan pada saat beraktivitas tidak tersedia, sehingga tubuh kekurangan cadangan gula (glikogen) dan akan menurunkan kinerja. Hal yang sama juga berlaku untuk asupan cairan pada olahraga endurance.
Karena tidak ada asupan cairan, maka hal ini akan rentan terjadinya dehidrasi (kekurangan cairan). Untuk mencegah hal itu, maka disarankan untuk mengurangi lama latihan dan mengurangi kecepatan.
Pada orang yang berpenyakit gastritis (maag) maka sebaiknya tidak berolahraga pada pagi hari dan jadwal latihan diganti pada sore hari sebelum buka puasa. Bila memakan obat-obatan maag, maka sebaiknya berkonsultasi kepada dokter spesialis yang merawatnya, tentang cara meminum obat tersebut untuk olahraga yang bersifat explosive atau anaerobic, seperti misalnya latihan beban, sprint atau olahraga permainan maka persoalan makan ini sebenarnya tidak terlalu sulit. Tenaga pada jenis olahraga ini di ambil dari karbohidrat dan cadangan K.H. ini cukup untuk melakukan kegiatan-kegiatan tersebut. Ada beberapa syarat agar kinerja tidak terlalu menurun, yaitu : makan sahur harus cukup banyak, terutama karbohidrat dan juga cairan harus cukup dikonsumsi, serta jumlah beban yang diangkat dan jumlah set harus dikurangi. Dengan cara seperti ini, maka latihan akan dapat terus berjalan dan kinerja tidak akan menurun terlalu banyak.
Pada olahraga yang ringan seperti misalnya boling , billiard, atau tennis meja, maka berpuasa bukanlah merupakan persoalan, karena umumnya tenaga yang dikeluarkan tidak terlalu besar.
Bagi penderita penyakit gula tetap dapat berolahraga karena kadar gula darahnya pasti akan lebih rendah karena berpuasa. Yang harus berhati-hati adalah pada pasien diabetes yang menyuntik insulin, karena ada kemungkinan kadar gula darah menjadi rendah, sehingga dapat terjadi hipoglikemia (pingsan). Untuk itu dianjurkan berkonsultasi kepada dokter olahraga sehingga dapat berolahraga tanpa membahayakan jiwa.
Berikut beberapa tips penting untuk berolahraga pada bulan puasa :
- Cukup tidur
- Harus makan sahur yang cukup, sehingga aktifitas dapat berlangsung dengan aman.
- Bila latihan pada pagi hari, usahakan jarak waktu antara mulai latihan dengan makan sahur minimal 2 jam.
- Bila tidak dapat berlatih pagi hari, geser latihan menjadi sore hari sebelum berbuka puasa.
- Pada saat buka puasa, minumlah cairan yang cukup tetapi jangan terlalu banyak, sehingga perut kembung, makanlah hidangan buka puasa yang agak manis sehingga kadar gula darah akan kembali normal.