Testosteron adalah hormon yang memiliki peran penting dalam membangun otot, perkembangan karakteristik pria, hingga seksualitas. Hormon ini diproduksi secara alami oleh tubuh, dan ditemukan dalam jumlah sedikit pada wanita.
Kadar hormon penting ini harus selalu dijaga agar tetap optimal. Penelitian menunjukkan bahwa kadar testosteron yang rendah, terutama pada pria, dikaitkan dengan masalah kesehatan kronis hingga kematian.
Baca juga: Testosteron hormon penting untuk kesehatan tubuh.
Karena diproduksi secara alami oleh tubuh, hormon ini dapat ditingkatkan melalui beberapa cara. Salah satunya dengan mengonsumsi makanan. Namun jangan salah, beberapa jenis makanan justru memiliki potensi menurunkan kadarnya.
Berikut 5 makanan yang berpotensi menurunkan kadar testosteron.
Gula rafinasi dan Junk Food
Junk food serta makanan dan minuman tinggi gula memang menjadi musuh bagi mereka yang mulai hidup sehat. Selain kandungan kalori yang tinggi, konsumsi makanan seperti ini memiliki efek negatif terhadap kesehatan, diantaranya obesitas, kolesterol tinggi, diabetes, serta menurunnya produksi testosteron.
Sebuah studi tahun 2018 menemukan bahwa individu yang lebih menyukai makanan gaya barat dan lebih suka makan di luar cenderung memiliki lebih banyak lemak visceral, lebih sedikit massa otot, kadar testosteron total serum yang rendah, serta berisiko tinggi untuk mengalami hipogonadisme (kekurangan produksi testosteron).
Meski tidak ada salahnya mencicipi makanan manis atau junk food sesekali, Anda perlu membatasinya untuk menghindari risiko penyakit kronis yang tinggi.
Alkohol
Meski bermanfaat dalam beberapa hal, mengonsumsi minuman beralkohol dalam jumlah banyak dapat menimbulkan masalah kesehatan yang juga mempengaruhi produksi hormon. Terlebih minuman seperti ini dapat menimbulkan kecanduan.
Meski tidak berefek secara langsung, sebuah penelitian menemukan bahwa keracunan alkohol akut terbukti dapat meningkatkan testosteron para wanita dan menurunkan level pada pria.
Namun penelitian lain menyiratkan bahwa jenis kelamin dan kematangan seksual juga bisa menjadi faktor.
Kedelai
Kedelai dipercaya sebagai salah satu makanan yang dapat meningkatkan hormon estrogen (hormon wanita).
Sebuah penelitian menemukan bahwa produk makanan kedelai termasuk tempe, susu kedelai, dan minuman protein kedelai mengandung fitoestrogen yang dikaitkan dengan efek estrogenik dalam tubuh, sehingga menyebabkan penurunan kadar testosteron pada pria.
Sebuah studi terhadap 35 individu yang mengonsumsi protein isolate kedelai isoflavon rendah dan tinggi sela 57 hari, mengalami penurunam DHT dan DHT/testosteron dengan efek kecil pada hormon lain.
Namun satu tinjauan dalam studi yang lain menentukan tidak ada efek negatif dari kedelai pada kadar testosteron pria. Untuk itu perlu penelitian lebih lanjut untuk menentukan efeknya. Karena respon tubuh manusia berbeda-beda.
Kacang-kacangan
Meski mengandung minyak nabati dan lemak tak jenuh yang sehat untuk jantung, mengonsumsi kacang-kacangan dalam jumlah berlebihan dapat meningkatkan kadar globulin pengikat hormon stres (SHBG) yang dapat mengikat testosteron dan dikaitkan dengan kadar testosteron yang lebih rendah.
Namun hal ini juga masih perlu penelitian lebih lanjut karena efek tiap orang pun berbeda-beda.
Biji rami/flaxseed
Biji rami adalah makanan bergizi yang kaya akan Omega-3 dan serat yang mendukung pencernaan yang sehat serta kinerja tubuh yang optimal. Selain itu, biji-bijian ini juga menganfung lignan yang dapat mengurangi kanker dan beberapa faktor kesehatan lainnya.
Tapi tahukah Anda bahwa kandungan sehat tersebut dikaitkan dengan penurunan kadar testosteron. Kandungan asam lemak Omega-3 dan lignan dapat menyebabkan ekskresi testosteron setelah mengikatnya dalam tubuh.
Dalam penelitian terhadap 78 wanita dengan PCOS (Polycystic Ovarian Syndrome) yang mengonsumsi Omega-3 selama 8 minggu, ditemukan bahwa konsentrasi testosteron secara signifikan lebih rendah.
Penutup
Meski beberapa jenis makanan yang disebutkan di atas memiliki manfaat sehat, mengonsumsinya secara berlebihan dapat memberikan efek yang tidak baik pada kinerja tubuh secara keseluruhan. Untuk itu, Anda perlu bijak memilah dan membatasi asupan nutrisi yang masuk ke tubuh.
(Ayu/berbagai sumber)