Skip to content
Shopping-bag
Shopping-cart
Tiktok
Instagram
Facebook-f
Twitter
Youtube
Have an account?
Login
Home
Health
Fitness Wellness
Training
Fat Loss
Nutritions
News & Events
Gym Profile
Gallery Events
Videos
Contact Us
  • Home
  • Health
  • Fitness Wellness
  • Training
  • Fat Loss
  • Nutritions
  • News & Events
  • Gym Profile
  • Gallery Events
  • Videos
  • Contact Us
Menu
  • Home
  • Health
  • Fitness Wellness
  • Training
  • Fat Loss
  • Nutritions
  • News & Events
  • Gym Profile
  • Gallery Events
  • Videos
  • Contact Us
Home
Health
Mengenal Dismorfia Tubuh Dalam Binaraga

Mengenal Dismorfia Tubuh Dalam Binaraga

Dismorfia tubuh atau Body Dismorphic Disorder adalah salah satu gangguan mental yang kerap dialami binaraga, khususnya pasca mengikuti kompetisi.
  • April 8, 2022
0
659

Dismorfia tubuh atau Body Dismorphic Disorder adalah salah satu gangguan mental yang kerap dialami binaraga, khususnya pasca mengikuti kompetisi. Seseorang dengan gangguan ini akan merasa malu, tidak percaya diri, hingga terus-menerus memikirkan citra tubuh yang dirasa tidak sempurna, meski itu hanya hal kecil saja.

Salah satu atlet yang mengalaminya adalah Joseph Ortiz, yakni mantan juara Natural Olympia Men’s Physique tahun 2019 lalu. Dalam postingannya 22 Desember 2021 lalu, Ortiz menuliskan keluhannya seputar dismorfia tubuh pasca kompetisi binaraga, dimana bobot tubuhnya semakin bertambah setelah selesai bertanding.

“Segelintir pesaing berjuang untuk menjaga hubungan yang sehat dengan makanan dan fisik mereka setelah kompetisi mereka berakhir. Begitu % lemak tubuh mulai menetes, mereka mulai memukuli diri mereka sendiri, beberapa bahkan dapat mengembangkan dismorfia tubuh.” Tulisnya di media sosialnya.

Dismorfia tubuh adalah bagian dari bigorexia yang banyak diderita binaraga, dimana penderitanya terus-menerus berpikir tentang membangun otot. Hal ini tidak menjadi masalah jika dilakukan dengan benar selama batas wajar. Namun jika semakin menyiksa Anda, sebaiknya Anda harus segera mendapatkan penanganan medis.

Gejala

  • Menjadi sangat sibuk dengan kekurangan yang dirasakan dalam penampilan yang mungkin bagi orang lain tidak terlihat atau tampak kecil. Misalnya merasa otot tidak simetris, dan melatihnya hingga frustasi.
  • Memiliki keyakinan bahwa kekurangan (cacat) dalam penampilan akan membuat dirinya merasa jelek atau kurang.
  • Merasa bahwa ketika orang tahu ada kekurangan pada dirinya, maka orang tersebut akan berpikiran negatif dan mengejeknya.
  • Timbul perilaku yang ditujukan untuk memperbaiki dan menyembunyikan kekurangan, seperti sering memeriksa cermin dan memeriksa bentuk tubuh.
  • Sering membandingkan diri dengan orang lain.
  • Cenderung berpikir perfeksionis dan menarik diri dari lingkungan sosial.
  • Terlalu memaksakan diri berlatih, meskipun sedang cedera. Bahkan akan merasa stres dan panik jika tidak berlatih sehari saja.
  • Menggunakan segala cara untuk menutupi kekurangan, termasuk menggunakan steroid.

Pencegahan Dismorfia Tubuh Pasca Kompetisi

Setelah mengalami dan mengangkat topik seputar dismorfia tubuh, Joseph Ortiz menyarankan beberapa strategi yang membantu mencegah terjadinya gangguan mental tersebut, di antaranya:

  • Persiapkan diri sebelum memulai cutting. Ubah pemikiran Anda bahwasanya suatu proses tidak selalu berjalan maju. Misalnya bertambahnya berat badan tiba-tiba. Selama itu sehat dan dalam batas normal, Anda tidak perlu terlalu kecewa dan memikirkannya secara berlebihan.
  • Memiliki rencana yang tepat untuk diet terbalik (reverse diet) setelah pertunjukan, sehingga penambahan berat badan tetap terkontrol dan moderat.
  • Ketahuilah bahwasanya jika berat badan bertambah secara berlebihan, hal tersebut tidak akan bertahan lama jika Anda konsisten pada diet Anda dan tidak membiarkan itu terjadi.
  • Tidak apa-apa untuk mencari bantuan dari profesional, selama itu memang diperlukan untuk membantu Anda.

Meski tidak selalu disadari, nyatanya gangguan mental ini sangat menganggu penderitanya, karena memiliki pikiran yang negatif terus-menerus membuat Anda merasa frustasi hingga stres. Untuk itu, yang harus Anda pahami adalah bahwasanya olahraga ini bukan hanya untuk membentuk tubuh saja, tetapi sama seperti olahraga lainnya, yakni menyehatkan tubuh. Sehingga jika tubuh Anda sudah mulai memberikan sinyal yang tidak beres, berarti ada aspek yang salah dalam prosesnya.

659
  • Share
Share on facebook
Share on twitter
Share on linkedin
Share on pinterest
Share on telegram

Related Post

News & Events
2 May 2017
Ajang Urban Warrior Berkumpulnya Para Talenta
News & Events
9 December 2014
Selamat bergabung Tim atlet Baru Scitec Nutrition & Sportisi Indonesia

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Reps Kitchen's

Training

Pria

  • October 28, 2024

3 Langkah Latihan Kaki Terbaik Untuk Pemula

  • June 5, 2024

Bangun Lengan Besar Dengan 6 Latihan Terbaik

Wanita

  • March 1, 2024

Latihan Kickboxing Terbaik Untuk Estetika dan Kekuatan Tubuh

  • May 22, 2023

3 Latihan Kaki Terbaik Untuk Wanita

globe-logo
logo-sportisi-4x9cm-1585645014
logo-scitec-4x9cm-1585645011
logo-on-4x9cm-1585644977
apparel gym
logo-san-4x9cm-1585645003
logo-nb-4x9cm-1585644973
logo-bsn-4x9cm-1585644963

© 2024. Reps Fitness Indonesia.

  • Advertise with Us
  • Privacy Policy
  • Terms & Conditions
Menu
  • Advertise with Us
  • Privacy Policy
  • Terms & Conditions

Hubungi Kami

910547_7a351c84-646f-43c1-bb5f-2b061238e6a1
  • Tokopedia
  • Blibli
  • Tiktok Shop
  • Shopee