Bicara soal diabetes atau kencing manis, maka harus bicara juga soal insulin. Karena insulinlah penyebab utama mengapa gula darah (blood glucose) di dalam tubuh kita tidak bisa dikendalikan dengan normal. Banyak ahli mengatakan bahwa jika mau kendalikan gula darah (blood glucose), maka harus mampu kendalikan insulin.
Setiap makanan yang kita santap akan diubah menjadi energi oleh tubuh. Dalam lambung dan usus, makanan diuraikan menjadi beberapa elemen dasar termasuk salah satu jenis gula, yaitu glukosa. Jika terdapat gula, maka pankreas otomatisasi akan menghasilkan insulin, yang membantu mengalirkan gula ke dalam sel-sel tubuh. Kemudian, gula tersebut dapat diserap dengan baik dalam tubuh dan dibakar untuk menghasilkan energi.
Ketika seseorang menderita diabetes maka pankreas orang tersebut tidak dapat menghasilkan cukup insulin untuk menyerap gula yang diperoleh dari makanan. Itu yang menyebabkan kadar gula dalam darah menjadi tinggi akibat timbunan gula dari makanan yang tidak dapat diserap dengan baik dan dibakar menjadi energi. Penyebab lain adalah insulin yang cacat atau tubuh tidak dapat memanfaatkan insulin dengan baik.
Insulin adalah hormon yang dihasilkan pankreas, sebuah organ di samping lambung. Hormon ini melekatkan dirinya pada reseptor-reseptor yang ada pada dinding sel. Insulin bertugas untuk membuka reseptor pada dinding sel agar glukosa memasuki sel. Lalu sel-sel tersebut mengubah glukosa menjadi energi yang diperlukan tubuh untuk melakukan aktivitas. Dengan kata lain, insulin membantu menyalurkan gula ke dalam sel agar diubah menjadi energi. Jika jumlah insulin tidak cukup, maka terjadi penimbunan gula dalam darah sehingga menyebabkan diabetes.
Selain Insulin merupakan sejenis hormon dari jenis polipeptida yang dihasilkan oleh kelenjar pankreas yang mengatur metabolism karbohidrat. Ada pula yang mengatakan bahwa insulin dihasilkan oleh kalenjar pankreas pada tubuh, hormon insulin yang diproduksi oleh tubuh dikenal juga sebagai sebutan insulin endogen. Sel yang menghasilkan hormon insulin dalam kelenjar pankreas dikenali sebagai sel beta. Insulin dalam bahasa latin biasa dilahfazkan dengan “insula” yang bermakna “pulau”, karena diproduksi di pulau-pulau Langerhans dalam pankreas. Fungsi utama insulin adalah sebagai pengawal yang menjaga keseimbangan terhadap glukosa dalam darah agar gula darah dalam tubuh tetap terjaga. Kegagalan tubuh dalam menghasilkan insulin atau jumlah insulin yang tidak memadai yang menyebabkan merajalelanya glukosa dalam tubuh dan tidak terangkut keluar oleh insulin, maka glukosa akan semakin meningkat dalam darah yang pada akhirnya mengakibatkan penyakit kencing manis atau diabetes mellitus.
Selain merupakan efektor utama dalam homeostasis karbohidrat, hormon ini juga ambil bagian dalam metabolisme lemak (trigliserida). Hormon tersebut juga mempengaruhi jaringan tubuh lainnya. Insulin menyebabkan sel (biologi) pada otot dan adiposit menyerap glukosa dari sirkulasi darah melalui transporter glukosa GLUT1 dan GLUT4dan menyimpannya sebagai glikogen di dalam hati dan otot sebagai sumber energi. Kadar insulin yang rendah akan mengurangi penyerapan glukosa dan tubuh akan mulai menggunakan lemak sebagai sumber energi.
Seperti yang dijelaskan oleh ikon binaraga tanah air Ade Rai bahwa, “Insulin adalah hormon yang mengendalikan gula darah. Tubuh menyerap mayoritas karbohidrat sebagai glukosa (gula darah). Dengan meningkatnya gula darah setelah makan, pankreas melepaskan insulin yang membantu membawa gula darah ke dalam sel yang nantinya digunakan sebagai bahan bakar atau disimpan sebagai lemak apabila kelebihan”.
Orang-orang yang punya kelebihan berat badan atau mereka yang tidak berolahraga seringkali menderita resistensi insulin. Konsekuensinya, tingkat gula darah meningkat di atas normal berpotensi mengakibatkan diabetes type 2, tekanan darah tinggi, lemak darah abnormal, kegemukan, kebutaan, serangan jantung, stroke, dan beberapa jenis kanker. Sebagai bahan acuan bahwa sebuah hasil penelitian yang dilakukan para peneliti di Harvard University memperkirakan gula darah tinggi dan resistensi insulin membunuh lebih dari 3 juta penduduk Amerika setiap tahunnya. Problem ini tidak hanya terjadi di Amerika Serikat, karena persentase penderita justru lebih tinggi di negara dengan penduduk berpenghasilan rendah (Lancet, 368:1651-1659, 2006).
Lalu bagaimana ketika kalenjar pankreas mengalami gangguan sekresi guna memproduksi hormon insulin dalam jumlah yang cukup ?, disaat inilah tubuh membutuhkan hormon insulin dari luar tubuh, dapat berupa obat buatan manusia atau dikenal juga sebagai sebutan insulin eksogen. Dalam kondisi yang sedemikian tentunya manusia tersebut mudah terserang diabetes, karena kadar gula hasil dari asupan glukosa yang berlebih tidak dapat diikat oleh insulin.
Tetapi, hanya sebagian dari diabetesein yang membutuhkan insulin eksogen. Seorang diabetesein yang menggunakan insulin eksogen sedikit banyak akan memerlukan beberapa informasi serba serbi tentang insulin eksogen tersebut sebelum menggunakannya. Mulai dari cara kerja insulin eksogen, waktu tercapainya efek insulin eksogen paling kuat, lama bekerjanya, dan waktu penyuntikan insulin eksogen disamping pengetahuan cara pemberian insulin eksogen dan cara penyimpanannya. Dr. Pradana Soewondo, SpPD-KEMD, Staf Divisi Metabolik-Endokrin, Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI- SCM menjelaskan, “Hormon inkertin yang ada di dalam tubuh, berfungsi untuk memperbaiki keseimbangan antara glukagon dan insulin. Penderita DM tipe2 mengalami kekurangan inkretin sehingga keseimbangan glukagon dan insulin terganggu. Dengan sedikitnya jumlah inkretin maka insulin yang dihasilkan tidak cukup”.
Insulin bekerja untuk meningkatkan pengambilan glukosa selular, sehingga terjadi penurunan kadar glukosa dalam plasma. Sementara itu, glukagon bekerja meningkatkan kadar glukosa plasma dengan cara meningkatkan produksi glukosa hati dan glukoneogenesis. Meningkatnya konsentrasi glukosa dalam plasma akan memberikan sinyal untuk sekresi insulin dan supresi sekresi glukagon, sehingga terbentuk keseimbangan homeostasis glukosa normal. Keseimbangan antara produksi insulin dan glukagon inilah yang perlu terus terkontrol bagi penderita DM tipe 2.
“Untuk itu, dalam pengobatan DM Tipe 2, kurang lengkap bila hanya terkonsentrasi pada perbaikan atau peningkatan fungsi insulin, tanpa mempedulikan penurunan glikogen sebagai penghasil glukosa”, ungkap Prof. Slamet Suyono. Insulin eksogen pertama kali dibuat pada tahun 1921 oleh Frederick Grant Banting. Sekian lama insulin dihasilkan dari ekstraksi pankreas lembu dan babi. Dalam perkembangan selanjutnya insulin dihasilkan dari ekstraksi biosintetis dan rekayasa genetika yang menghasilkan insulin yang sama dengan insulin manusia. Beberapa dokter memberikan pernyataan bahwa pemberian insulin kepada penderita diabetes hanya bisa dilakukan dengan cara suntikan, jika diberikan melalui oral insulin akan rusak didalam lambung.
Setelah disuntikan, insulin akan diserap kedalam aliran darah dan dibawa ke seluruh tubuh. Disini insulin akan bekerja menormalkan kadar gula darah (blood glucose) dan merubah glucose menjadi energi. Insulin sendiri dapat dikategorikan atas dasar:
- Waktu kerja insulin (onset), yaitu waktu mulai timbulnya efek insulin sejak disuntikan.
- Puncak kerja insulin, yaitu waktu tercapainya puncak kerja insulin.
- Lama kerja insulin (durasi), yaitu waktu dari timbulnya efek insulin sampai hilangnya efek insulin.
Indonesia menempati peringkat empat negara dengan jumlah penderita diabetes terbanyak di dunia. Banyak peneliti yang mengatakan penyabab tersebut lantaran budaya pengkonsumsian karbohidrat yang berlebih. Sebab bagi kebanyakan orang Indonesia belum dikatakan makan jikalau belum bersentuhan dengan nasi. Inilah pemiicu utama naiknya angka pengidap diabetes.
Deteksi dini penting dilakukan untuk mendiagnosis diabetes sedari awal. Karena, jika telanjur parah, komplikasi penyakit akan berujung gawat dan makin sulit diatasi. Contoh komplikasi antara lain gangguan pada saraf, pembuluh darah, kelumpuhan, hipoglikemi (kadar gula darah terlalu rendah), impotensi, penyakit jantung, stroke, dan kebutaan. Profesor Slamet menyarankan, untuk hidup ‘damai’ dengan diabetes tipe 2, Anda perlu:
1. Makan teratur.
Patuhi jadwal makan demi menjaga kadar glukosa darah normal dan terhindar dari komplikasi. Jika Anda hobi makan yang manis-manis, perhatikan porsi makanan bergula, atau ganti saja dengan makanan pengganti karbohidrat lainnya.
2. Olahraga teratur
Sebuah studi menunjukkan, latihan aerobik atau latihan beban efektif menurunkan gula darah. Apalagi, jika mengombinasikan keduanya. Olahraga akan mengurangi resistensi insulin.
3. Terapi insulin
Pada penderita diabetes tipe 1, insulin merupakan satu-satunya obat, mengingat kondisi pankreas umumnya sudah gagal total menghasilkan insulin. Tetapi, untuk penderita diabetes tipe 2, insulin diberikan bila:
- Obat oral dosis tinggi gagal mengendalikan lonjakan kadar gula darah.
- Berat badan turun drastis, tetapi kadar gula darahnya tinggi.
- Terjadi infeksi serius, atau sehabis menjalani operasi besar.
- • Terjadi komplikasi, seperti gagal ginjal dan gagal jantung, dan obat oral harus dihentikan.