
Autoimun adalah suatu kondisi di mana sistem kekebalan tubuh yang harusnya melindungi tubuh, malah berbalik menyerang tubuh Anda. Normalnya sistem imun akan melindungi tubuh dari bakteri dan virus serta benda asing dengan mengirimkan sel khusus yang dapat menanggulanginya. Namun pada penyakit autoimun, sistem kekebalan tubuh malah mengira bagian tubuh Anda sebagai benda asing, sehingga autoantibodi menyerang sel-sel sehat.
Apa penyebab penyakit ini? Dan bagaimana mengatasinya? Berikut Reps ulas untuk Anda.
Mengapa sistem imun menyerang tubuh?
Belum diketahui apa yang menyebabkan sistem kekebalan tubuh gagal berfungsi. Namun ada beberapa individu tertentu yang lebih berisiko mengalami penyakit autoimun. Menurut sebuah studi tahun 2014, wanita mendapatkan penyakit autoimun pada tingkat sekitar 2:1 dibandingkan pria – 6,4% wanita vs 2,7% pria. Penyakit ini sering dimulai pada usia subur (usia 15 hingga 44 tahun).
Beberapa jenis penyakit ini lebih sering terjadi pada kelompok etnis tertentu. Selain itu ada pula yang diturunkan melalui genetik. Meski jenisnya tidak sama, tetapi mereka mewarisi kerentanan terhadap kondisi tersebut. Karena insiden penyakit ini semakin meningkat, peneliti menduga faktor lingkungan seperti infeksi dan paparan bahan kimia mungkin juga terlibat.
Gejala penyakit autoimun
Meski jenis penyakit ini berbeda-beda, beberapa jenis penyakit memiliki gejala yang sama, seperti:
- Kelelahan
- Nyeri otot
- Bengkak dan kemerahan
- Demam tingkat rendah
- Kesulitan berkonsentrasi
- Kram dan kesemutan
- Rambut rontok
- Ruam pada kulit
Beberapa penyakit juga memiliki gejala lain, seperti haus yang ekstrim, penurunan berat badan, kembung, diare. Serta ada juga gejala yang timbul (flare-up) dan hilang (remisi).
Jenis-jenis penyakit autoimun
Ada banyak jenis penyakit autoimun yang menyerang organ tubuh dan menyebabkan kerusakan yang berbeda. Namun yang paling umum terjadi, di antaranya:
Diabetes tipe 1
Pankreas adalah organ yang menghasilkan hormon insulin yang membantu mengatur kadar gula darah. Namun pada diabetes tipe 1, sistem kekebalan tubuh menyerang dan menghancurkan sel-sel penghasil insulin di pankreas. Hasil gula darah ini dapat merusak pembuluh darah dan organ tubuh, termasuk jantung, ginjal, mata, dan syaraf.
Rheumatoid arthritis (RA)
Pada rheumatoid arthritis (RA), sistem kekebalan menyerangan sendi. Ini dapat menyebabkan kemerahan, rasa panas, nyeri, dan kaku pada persendian. Tidak seperti osteoarthritis, yang umumnya menyerang sendi seiring bertambahnya usia.
Psoriasis/Psoriatic arthritis
Sel-sel kulit tumbuh dan kemudian ditumpahkan ketika tidak dibutuhkan. Psiorasis menyebabkan sel-sel tersebut berkembang biak terlalu cepat, sehingga mengalami penumpukan dan membentuk bercak merah yang meradang, serta sisik putih keperakan pada kulit yang berwarna lebih terang dan sisik abu-abu pada kulit yang lebih gelap. 30% orang dengan psoriasis juga mengalami pembengkakan, kekakuan, dan nyeri pada persendian.
Multiple Sclerosis
Pada multiple sclerosis (MS) sistem kekebalan tubuh merusak selubung mielin, yakni lapisan pelindung yang mengelilingi sel saraf di sistem saraf pusat. Kerusakan ini dapat memperlambat kecepatan transmisi pesan antara otak dan sumsum tulang belakang ke dan dari seluruh tubuh, sehingga menyebabkan mati rasa, kelemahan, masalah keseimbangan, dan kesulitan berjalan.
Sistemic Lupus Erythematosus (SLE)
Meski tahun 1800-an lupus digambarkan sebagai penyakit kulit karena ruam yang ditimbulkannya, namun bentuk sistemiknya yang paling umum sebenarnya dapat mempengaruhi banyak organ, termasuk persendian, ginjal, otak, dan jantung.
Penyakit Addison
Penyakit Addison mempengaruhi kelenjar adrenal, yang menghasilkan hormon kortisol dan aldosterone serta hormon androgen. Terlalu sedikit kortisol dapat mempengaruhi cara tubuh menggunakan dan menyimpan karbohidrat dan gula (glukosa). Definisi adosteron akan menyebabkan hilangnya natriun dan kelebihan kalium dalam aliran darah. Gejalanya termasuk kelemahan, kelelahan, penurunan berat badan, dan gula darah rendah.
Penyakit celiac
Pada penderita penyakit celiac, Anda tidak bisa konsumsi makanan yang mengandung gluten, yakni protein yang ditemukan dalam gandum dan produk biji-bijian lainnya. Ini karena ketika gluten berada di usus kecil, sistem kekebalan tubuh akan menyerang bagian saluran pencernaan dan menyebabkan peradangan.